Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Catatan EUEFA] Turut Berduka untuk Perancis

15 Juli 2016   21:12 Diperbarui: 16 Juli 2016   14:24 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(salah satu pusat perbelanjaan yang sempat saya foto dan pemeriksaannya cukup ketat)

Pagi ini saya membuka berita internasional, kaget membaca "Nice terror attack" dengan modus pengendara truk yang membabi-buta menabrak orang-orang yang ikut dalam parade perayaan "Bastille Day" di Nice, Perancis. Pengendara truk itu sengaja mengendarai dengan posisi zig zag sehingga bisa mengenai lebih banyak orang. Sementara dicatat tewas 84 orang, termasuk 10 anak-anak di dalamnya. Terkait dengan kejadian ini Jerman menyatakan dukungannya dengan Perancis melawan teroris.

"Turut berdukacita!"

Sedikit catatan dari EUEFA League kemarin yang kebetulan Perancis sebagai host, sekaligus menjadi pusat perhatian dunia terutama buat para penggemar bola. Iya, saya sempat ikutan nonton bola ke Perancis, si abang beli 3 pasang tiket: pertandingan Jerman vs Polandia, pertandingan Iceland vs Austria (perusahaan si abang Austria) dan pertandingan Jerman vs Italia. 

Saat memasuki kota Paris, rasa senangnya memang tetap saja sama. Ibarat ketemu kawan lama, siapa pun pasti senang. Begitu juga saya, senang bisa menginjakkan kaki kembali di kota itu. Namun, Pasca serangkaian teror bom di Perancis yang merembet ke beberapa negara Eropa lainnya, terlihat dengan jelas perbedaan kota-kota di Perancis saat EUEFA kemarin. Terutama menuju Eiffel, banyak area yang ditutup seperti gambar di bawah ini dan polisi tersebar di mana-mana. Pengamanan EUEFA terlihat cukup ketat. 

(salah satu blok yang ditutup menuju Eiffel)
(salah satu blok yang ditutup menuju Eiffel)
Sementara Eiffel sendiri, terlihat memang tidak seperti dulu. Di mana kita bisa tinggal jalan dan menikmati pemandangan sekeliling kaki-kaki Eiffel yang kokoh itu tanpa pemeriksaan. Kalau mau naik ke atas, baru diperiksa. Dan salah satu kegemaran saya adalah duduk-duduk dan menikmati warna matahari sore bertabrakan dengan besi-besi Eiffel tersebut. Sekarang, mereka membangun portal pemeriksaan pertama di bagian sisi jalan sebelum memasuki pelataran halaman Eiffel. Cairan apa pun tidak diijinkan dibawa masuk. Yang ada, jalanan di dekat Eiffel memang jadi umpel-umpelan nggak jelas. 

(suasana dekat pintu gerbang pemeriksaan Eiffel)
(suasana dekat pintu gerbang pemeriksaan Eiffel)
(Kaki Eiffel di suatu sore)
(Kaki Eiffel di suatu sore)
(Warna-warna matahari sore yang jatuh di kaki-kaki Eiffel, juga, bola yang digantung di Eiffel saat EUFA kemarin)
(Warna-warna matahari sore yang jatuh di kaki-kaki Eiffel, juga, bola yang digantung di Eiffel saat EUFA kemarin)
Tidak hanya saat nonton bola di stadion, tempat wisata utama seperti Eiffel dan Sacre coeur, beberapa stasiun dan pertokoan yang kami kunjungi juga melakukan pemeriksaan yang cukup ketat. Semua tas harus dibuka, di samping detector juga digunakan sebelumnya. 

(salah satu pusat perbelanjaan yang sempat saya foto dan pemeriksaannya cukup ketat)
(salah satu pusat perbelanjaan yang sempat saya foto dan pemeriksaannya cukup ketat)
(Fanmeile EUFA 2016 di dekat eiffel tower, diambil dari level satu Eiffel tower)
(Fanmeile EUFA 2016 di dekat eiffel tower, diambil dari level satu Eiffel tower)
(Polisi dengan senjata laras panjang (seperti di kanan foto ini), bisa dijumpai di area wisata. Foto diambil di sacre coeur)
(Polisi dengan senjata laras panjang (seperti di kanan foto ini), bisa dijumpai di area wisata. Foto diambil di sacre coeur)
Ketika Perancis fokus dengan pengawasan EUFA 2016 dan berhasil menggagalkan usaha-usaha teror sebelum pertandingan tersebut, sedihnya, justru setelah sukses menjadi tuan rumah, mereka kecolongan dengan modus yang tidak diduga itu. Semoga Tuhan menguatkan keluarga yang berduka, dan, yang terpenting semua kita harus tetap waspada terhadap gerakan orang-orang di sekeliling kita. Dua kali teror bom di Berlin digagalkan oleh orang yang kebetulan di dekat orang yang meninggalkan bom di keramaian. Gerak gerik mencurigakan patut diwaspadai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun