Â
Ada yang numpang duduk-duduk saja
Dari akhir pekan kemarin, saya sudah dengar di radio perihal persiapan menjelang hari buruh di area kami tinggal, Kreuzberg, Berlin Mitte. Sekitar 6.000 polisi akan diturunkan di area ini berkenaan dengan perkiraan pengunjung sekitar 20.000 orang di hari buruh kemarin. Kreuzberg itu masuk dalam pusat kota di Berlin, atau, sekitar 2 Km dari Alexanderplatz dan Brandenburger Tor (pintu masuk Berlin saat perang dingin dulu, yang jadi icon city Berlin saat ini).
Jika dilihat dari sejarah, perayaan buruh menjadi khusus di area ini merujuk kepada tanggal 1 Mei 1987. Ketika itu, saat perayaan hari buruh, terjadi kerusuhan parah melanda Kreuzberg dan polisi Berlin harus mundur sepenuhnya dari area SO 36 (bagian dari Kreuzberg - melingkupi 4 area kode pos) selama beberapa jam. Kejadian ini ditutupi oleh pers dunia, beriringan dengan ketegangan politik di sayap kiri saat itu.Â
Seperti diketahui juga bahwa Kreuzberg selalu menjadi hotspot untuk perkelahian jalanan antara penghuni liar atau sosialis/kelompok anarkis dan polisi. Kemarin sempat lihat video kejadian 1987 itu, jadi kepikir dengan Menteng, pusat kota di Jakarta juga, yang (dulu) dikenal sekali dengan tawurannya.
Kembali lagi ke sejarah kerusuhan 1987. Sejak saat itu, Otonomi (sosialis) dan kelompok anti-fasis mengatur satu atau lebih kegiatan yang disebut "Revolusioner Demonstrasi 1 Mei" hampir setiap tahunnya, di mana, diperbolehkan ada kerusuhan saat malam hari sebelum atau sesudah 1 Mei.Â
Aneh! Masa dikasih kesepakatan untuk rusuh, sih?Â
Nggak usah kuatir, itu hanya kesepakatan diadakan acara di hari buruh, karena pada pelaksanaannya kemarin, tidak sama dengan tahun 1987 yang diwarnai lempar batu dan gas air mata dari polisi. Yang saya lihat, kesepakatan itu jauh dari bayangan kata kunci "kerusuhan" yang pernah disepakati. Mereka justru menikmati cuaca cerah (19°C) musim semi di sela festival jalanan yang mengangkat banyak tema menarik tersebut, termasuk menikmati makanan dari berbagai belahan dunia dengan harga rumahan, Band musik gratisan, lalu kampanye tentang hal-hal positif seperti 'Menerima Perbedaan Multikultur', recycling dan bagaimana seorang arsitek telah berhasil membuat kastil dengan menggunakan barang bekas.
Seru nggak sih hari buruh dirayain dengan festival jalanan seperti itu? Kalau menurut saya, asik, karena semua lapisan berjejal di sana, nggak perlu tau lagi buruh dari perusahaan besar atau kecil, yang jadi bos atau karyawan biasa, akhirnya melebur dalam hiruk pikuk 'pengen tau' ada kejutan makanan dari mana, ada kejutan ide apa yang ditawarkan di sepanjang jalan. Â
Ya, gitu saja. Jadi ceritanya, sepulangdari nge-golf, saya minta jalan lihat apa yang dikatakan radio. Mumpung juga cuaca cerah, dan tempat festival tersebut hanya perlu jalan 7 menit dari rumah, akhirnya kita ke sana juga. Saya tidak pernah tau kalau ada acara festival jalanan begini saat hari buruh di Berlin. Karena saya dulunya tinggal di daerah lain Berlin. Pulang dari sana, serta sedikit info tambahan dari si abang, saya mencari tau di Google :)
Dan inilah foto-foto kemarin, diambil dengan kamera hape Samsung Galaxy S2 jadul saya. Oh ya, setelah festival jalanan, memang terdengar ada juga orasi, tapi semuanya berjalan dengan tertib dan aman.