Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jejak: Cerita Tembok Berlin

22 Januari 2016   04:35 Diperbarui: 22 Januari 2016   05:33 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar kedua)

Setelah berkeliling lewat setengah Berlin (rasanya), karena capek. Akhirnya, kita juga mampir di tempat yang membawa khayalan saya mendarat di masa kesusahan itu. Sedang membayangkan, bagaimana pasangan kekasih, suami-istri, kakak-adik, orangtua-anak, ketika dipisahkan oleh tembok (Berlin) ini. Foto ketiga adalah jepretan celah tembok Berlin yang saya bayangkan menjadi tempat penting untuk mencari kesempatan mengintip orang yang dicari, dikasihi, dan berharap lewat di masa itu, entahlah. Mungkin kalo kondisinya jauh dari menara pengintai, bisa.

(gambar ketiga)

Ini hanya sekelumit cerita tembok Berlin lain yang berkaitan erat dengan menara pengintai yang saya kunjungi minggu lalu. Sekiranya cerita tersebut semestinya adalah cerita personal yang mesti saya abadikan sendiri, kiranya bisa melihat sisi positif dari berbagi cerita ini. Ini ditambahin bonus lagi, foto bekas tembok Berlin di dekat Brandenburger Tor tapi sudah diratakan dengan jalan. Orang tidak akan ngeh ini apa, kecuali baca rekam jejak tembok Berlin.

(ceritanya, kaki saya satu di berlin barat dan satu lagi di berlin timur...hahaha)

(ini gambar versi bersihnya, tanpa salju)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun