Setelah berkeliling lewat setengah Berlin (rasanya), karena capek. Akhirnya, kita juga mampir di tempat yang membawa khayalan saya mendarat di masa kesusahan itu. Sedang membayangkan, bagaimana pasangan kekasih, suami-istri, kakak-adik, orangtua-anak, ketika dipisahkan oleh tembok (Berlin) ini. Foto ketiga adalah jepretan celah tembok Berlin yang saya bayangkan menjadi tempat penting untuk mencari kesempatan mengintip orang yang dicari, dikasihi, dan berharap lewat di masa itu, entahlah. Mungkin kalo kondisinya jauh dari menara pengintai, bisa.
Ini hanya sekelumit cerita tembok Berlin lain yang berkaitan erat dengan menara pengintai yang saya kunjungi minggu lalu. Sekiranya cerita tersebut semestinya adalah cerita personal yang mesti saya abadikan sendiri, kiranya bisa melihat sisi positif dari berbagi cerita ini. Ini ditambahin bonus lagi, foto bekas tembok Berlin di dekat Brandenburger Tor tapi sudah diratakan dengan jalan. Orang tidak akan ngeh ini apa, kecuali baca rekam jejak tembok Berlin.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H