Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Das Blaue Häusel von Maxen, Masjid Biru dari Maxen

1 Oktober 2012   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin siang, 30/9, saya mengikuti kegiatan tahunan kota Mühlbach di Maxen, yang bernama Dorffest, yaitu semacam pesta wilayah Mülbach yang mengiringi berakhirnya musim panas. Dorffest bukan sekedar pesta rakyat Jerman biasa, karena di acara pawai-nya kita bisa melihat sosok Raden Saleh dengan berpakaian Jawa, juga, dihadirkan. Ya, pengelola „das blaue Häusel“ atau rumah biru atau lebih tepatnya Masjid Berkubah Biru di Maxen meminta kesediaan masyarakat Indonesia untuk menyemarakkan pesta kota, dengan menghadirkan „Raden Saleh“ masa kini dari forum masyarakat Indonesia di Dresden (Formid), yang tahun ini diwakili oleh Mas Gatot asal Yogyakarta.

[caption id="attachment_202070" align="alignnone" width="521" caption="Di depan blaue Häusel. Franziska (istri Mas Gatot), saya, dan Ibu Tronicke (Pemilik)"][/caption]

Saya akan membuat tulisan tersendiri tentang pesta rakyata Dorffest tersebut, namun kali ini saya ingin menulis sekilas tentang blaue Häusel di Maxen dan Raden Saleh yang diambil dari berbagai sumber serta perjalanan kemarin.

Apa hubungannya Dorffest di Maxen dengan Raden Saleh?

Nama Raden Saleh banyak diabadikan menjadi nama jalan di Indonesia (termasuk kami sempat tinggal di area Jl. Raden Saleh Jakarta). Jika Anda mengetahui tentang sejarah dibalik pemberian nama jalan tersebut, mendengar nama kota Maxen tentu bukanlah sesuatu hal yang asing lagi.

Bapak seni lukis modern Raden Saleh Syarif Bustaman atau sering dijuluki sebagai ‘Bapak Modernitas Jawa’ adalah orang Jawa pertama yang pernah belajar ke negeri Belanda. Selain pernah tinggal di Belanda, Prancis dan Italia, beliau juga sempat tinggal di Jerman, tepatnya di kota Maxen selama kurang lebih 4 tahun yaitu berkisar diantara tahun 1839-1849.

Walau pada awalnya pelarian dari pejabat kolonial Belanda lah yang membuat Raden Saleh tiba di Maxen, namun dalam perjalanannya kemudian bisa dipahami lalu disimpulkan bahwa dengan tibanya Raden Saleh di Maxen bukanlah hanya sebuah kebetulan.

Hal ini bisa terlihat dari awal, setelah tiba di Maxen, Raden Saleh diterima dengan baik dan disemangati oleh Mayor Friedrich Anton Serres dan istrinya Friederika. Dan yang lebih menarik lagi, keluarga Serres, yang adalah pelindung karya seni pada masa itu kemudian menjadikan Maxen sebagai lokasi pertemuan bagi artis internasional seperti pencipta lagu Robert Schumann dan Franz Liszt, penyair Ludwig Tieck dan pengarang Denmark Hans-Christian Andersen, dimana Raden Saleh juga ikut serta.

Karena Raden Saleh merasa diterima di Maxen, hal ini membuat beliau lebih bebas berekspresi, termasuk dalam hal berpakaian. Jika di Belanda Raden Saleh memilih berpakaian gaya Eropa, namun, tidak demikian halnya saat tinggal di Maxen. Raden Saleh memilih memakai busana hasil rancangan sendiri, dengan memadukan sorban (peci) dengan kemeja dan jaket manik-manik juga memakai jubah (perbedaan kostum itu bisa jelas terlihat di buku yang dijual dengan harga 7,5 euro di museum dan blaue Häusel).

Rupanya tidak hanya dalam hal berpakaian, tetapi, tema lukisan Raden Saleh juga bergeser dari potret dan pemandangan menjadi perburuan. Walau saya masih menyisakan sebuah pertanyaan, karena dua lukisan berburu yang dihasilkan Raden Saleh di blaue Häusel tersebut bukan berwajah Indonesia atau Eropa, melainkan cenderung seperti pemburu berwajah Timur Tengah. Lalu, kenapa? Semoga kapan-kapan pertanyaan saya bisa terjawab, atau mungkin di buku yang dijual itu ada. Selain itu, Raden Saleh juga dikenal dengan lukisannya tentang Maxen pada saat musim dingin.

[caption id="attachment_202069" align="aligncenter" width="607" caption="Salah satu lukisan Raden Saleh di blaue Häusel dan wajah2 para pemburu yang lebih condong dengan wajah Timur Tengah"]

13491051821626026742
13491051821626026742
[/caption]

Seperti ditulis dalam surat-suratnya, Raden Saleh mengaku bahwa kota Maxen adalah kota terindah yang dikenangnya. Hal ini tidak lain tidak bukan, karena persahabatannya dengan keluarga Serres yang telah dianggapnya sebagai orang tua kedua, juga, karena teman-teman dan guru-nya memberi banyak pengaruh dalam kehidupan Raden Saleh selanjutnya.

Persahabatan indah yang dijalinnya selama di Maxen membuat Serres tergerak hatinya untuk membangun blaue Häusel lebih dikenal dengan Masjid Berkubah Biru, untuk menghormati Raden Saleh. Blaue Häusel itu dibangun di area bukit Mühlbach, dimana kita bisa menikmati keindahan area bukit yang berlapis-lapis bahkan dalam perjalanan menuju ke sana, kita bisa melihat bagian dari negara Republik Ceko. Rupanya tempat ini juga dikagumi oleh penulis ternama Denmark, Hans-Christian Andersen, dan hanya 5-10 menit jalan kaki dari blaue Häusel adalah tempat kesukaan beliau. Menurut Ibu Tronicke, Hans-Christian Andersen pernah duduk di bangku kayu, tempat kami menikmati pemandangan kemarin sebanyak 13 kali.

[caption id="attachment_202072" align="aligncenter" width="614" caption="Oleh Raden Saleh, persahabatan manis itu dituliskan di ambang pintu masuk masjid, dalam aksara Jawa yang berarti: Hormatilah Tuhan dan cintailah sesama manusia."]

13491057121445558657
13491057121445558657
[/caption] [caption id="attachment_202074" align="aligncenter" width="517" caption="Tempat Hans-Christian Andersen pernah menikmati Mühlbach, dekat blaue Häusel"]
13491059711941528625
13491059711941528625
[/caption]

Dan untuk mengenang keberadaannya di sana, si ibu menyediakan satu kotak plastik berisi buku karangan Hans-Christian Andersen untuk bisa dibaca oleh siapa saja yang berkunjung ke tempat tersebut.

[caption id="attachment_202078" align="aligncenter" width="498" caption="tergantung di salah satu pohon dekat Hans-Christian Andersen duduk"]

13491060711647913709
13491060711647913709
[/caption]

Blaue Häusel menjadi salah satu ikon kota Maxen (saya menemukan dalam brosur kota Maxen bahwa blaue Häusel ini ada di nomor 14), bahkan saat ulang tahun kota Maxen yang ke-750 di tahun 2005, replika Raden Saleh dan Masjid Berkubah Biru juga dihadirkan saat pawai arak-arakan. Demikian juga hampir setiap tahunnya saat pesta rakyat, Dorffest, Raden Saleh masa kini dan replika Masjid Berkubah Biru, dihadirkan.

Sebegitu dekatkah kota Maxen dengan sosok Raden Saleh?

Ternyata dekat bahkan cukup akrab. Bukan hanya dengan Raden Saleh, tapi Maxen menjadi dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di Dresden. Sehingga, setiap kali ada pameran di museum Maxen terkait dengan Raden Saleh atau pesta kota seperti ini, masyarakat Indonesia hampir selalu diminta kesediaannya untuk berperan serta, semisal menyumbang lewat tarian asli Indonesia atau ikut pawai dengan pakaian tradisional Indonesia. Alasannya semata-mata adalah untuk menghadirkan suasana khas dari negara asal pelukis terkenal yang pernah tinggal di Maxen, Raden Saleh.

Jadi, menurut saya benar adanya, bahwa dengan tibanya Raden Saleh di Maxen bukanlah hanya sebuah kebetulan. Persahabatan yang ditinggalkan oleh Raden Saleh dengan keluarga Serres, yang pada akhirnya mewakili bangsa Indonesia itu, kemudian menjadi warisan berharga hingga kini diantara kedua negara, Indonesia dan Jerman. Bahkan, di testimoni yang ditinggalkan Pak Eddy Pratomo tahun lalu, Bapak Duta Besar Indonesia untuk Jerman, bahwa, Raden Saleh adalah duta pertama Indonesia di Jerman (saya kebetulan baca kemarin saat berkunjung di Blaue Häusel).

[caption id="attachment_202080" align="aligncenter" width="484" caption="salah satu pojokan di blaue Häusel. ada patung pahat model Raden Saleh, foto Raden Saleh dan juga dengan jendela yang khas (sejenak, lihat lah pemandangan ke luar...)"]

13491061831784361931
13491061831784361931
[/caption] [caption id="attachment_202081" align="aligncenter" width="452" caption="Spot yang sama seperti di atas, saat Pak Dubes, Pak Eddy berkunjung ke Mühlbach tahun lalu. (saya ambil dari testimoni-tapi tidak melampirkan tulisan beliau)"]
1349106304611553378
1349106304611553378
[/caption]

***

Seperti halnya siang kemarin, ketika saya menyaksikan replika Masjid Berkubah Biru beserta Raden Saleh nya Forum Masyarakat Indonesia di Jerman (Formid) berjalan beriringan dengan Nyonya Serres, saya terpikir, betapa hebatnya seorang Raden Saleh. Dalam jangka waktu yang cukup singkat, hanya 4 tahun tinggal di daerah Maxen-Dresden, beliau meninggalkan jejak yang setiap tahunnya dikenang oleh masyarakat Mühlbach- Maxen, di setiap pesta kotanya. Dari dua lukisan yang sodorkan oleh Frau Tronicke serta sempat melirik laman buku yang dijual tersebut, saya melihat, hasil lukisan yang luar biasa oleh Raden Saleh. Pantas saja beliau dicinta oleh keluarga Serres, teman-teman serta gurunya. Talentanya memang luar biasa.

***

Jadi, jika Anda sampai tidak mengetahui siapa Raden Saleh, segeralah membaca sejarahnya, jangan sampai tertinggal dengan masyarakat Jerman di Maxen yang setiap tahun menghadirkan Raden Saleh di pesta kotanya (di klaim sih enggak, tapi rasanya malu juga-lah sama sejarah kalau tidak tahu kan yah...).

***

Tulisan ini saya dedikasikan buat mereka yang mencintai sejarah bangsa Indonesia dan mereka yang (pernah) menjadi duta bangsa dimanapun berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun