Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Das Blaue Häusel von Maxen, Masjid Biru dari Maxen

1 Oktober 2012   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti halnya siang kemarin, ketika saya menyaksikan replika Masjid Berkubah Biru beserta Raden Saleh nya Forum Masyarakat Indonesia di Jerman (Formid) berjalan beriringan dengan Nyonya Serres, saya terpikir, betapa hebatnya seorang Raden Saleh. Dalam jangka waktu yang cukup singkat, hanya 4 tahun tinggal di daerah Maxen-Dresden, beliau meninggalkan jejak yang setiap tahunnya dikenang oleh masyarakat Mühlbach- Maxen, di setiap pesta kotanya. Dari dua lukisan yang sodorkan oleh Frau Tronicke serta sempat melirik laman buku yang dijual tersebut, saya melihat, hasil lukisan yang luar biasa oleh Raden Saleh. Pantas saja beliau dicinta oleh keluarga Serres, teman-teman serta gurunya. Talentanya memang luar biasa.

***

Jadi, jika Anda sampai tidak mengetahui siapa Raden Saleh, segeralah membaca sejarahnya, jangan sampai tertinggal dengan masyarakat Jerman di Maxen yang setiap tahun menghadirkan Raden Saleh di pesta kotanya (di klaim sih enggak, tapi rasanya malu juga-lah sama sejarah kalau tidak tahu kan yah...).

***

Tulisan ini saya dedikasikan buat mereka yang mencintai sejarah bangsa Indonesia dan mereka yang (pernah) menjadi duta bangsa dimanapun berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun