Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Zuckertüte: Mengenal Tradisi Hari Pertama Sekolah di Jerman

15 Juli 2012   03:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:56 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_187832" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi (www.akpool.de)"][/caption]

Haripertama sekolah menjadi cerita tersendiri bagi sebagian orang. Apalagi kalau hari yang ditunggu-tunggu tersebut disertai kegiatan atau tradisi khusus. Di Jerman, biasanya diadakan pesta penyambutan hari pertama masuk sekolah yang disebut Schulanfangfeier. Dan pada hari pertama sekolah (Einschulung) itu si anak akan diantarkan oleh orang tua atau kakek-neneknya ke sekolah.

Adalah sebuah tradisi masyarakat Jerman, memberi zuckertüte bagi setiap anak kelas satu di hari pertama sekolah.  Zuckertüte yang berarti sugar bag atau kantong permen, dibuat dari bahan dasar karton lalu dibentuk seperti kerucut besar. Kerucut karton itu kemudian dihias semenarik mungkin dan terakhir diberi nama (siswa penerima).

Zuckertüte sering juga disebut Schultüte. Biasanya zuchertäte diisi dengan berbagai macam hadiah, seperti coklat, permen, mainan, dan peralatan sekolah. Tradisi unik ini berasal dari negara bagian, Saxony dan Thuringia, Jerman sekitar tahun 1810. Pada awalnya, zuckertäte diberikan oleh orang tua yang memiliki perekonomian yang cukup mampu kepada anaknya saat akan memulai pendidikan formalnya. Namun seiring perkembangan, hal ini menjadi tradisi bagi sekolah di Jerman, yang juga dikenal di Austria serta negara-negara berbahasa Jerman lainnya.

[caption id="attachment_187867" align="aligncenter" width="300" caption="anak-anak dengan zuckertüte, sekitar tahun 1920an (histclo.com)"]

1342293506588985184
1342293506588985184
[/caption] [caption id="attachment_187875" align="aligncenter" width="300" caption="anak-anak dengan zuckertüte, masa sekarang (wikipedia.org)"]
13422949651155114541
13422949651155114541
[/caption]

[caption id="attachment_187878" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak yang berbahagia di hari pertama sekolah (www.medienwerkstatt-online.de)"]

13422965471611332864
13422965471611332864
[/caption]

"Mengawali sekolah dengan hal yang manis," kurang lebih itulah filosofi terkandung dalam tradisi zuckertüte. Dimana zucker sendiri berarti gula, dan dalam konteks yang dimaksud (zuckertüte) juga berisi hadiah-hadiah yang  menyenangkan. Pemikiran yang lebih jauh, tradisi zuckertüte ini juga bertujuan untuk mengurangi rasa stress si anak dihari pertama sekolah, karena belum memiliki teman dan belum mengenali guru serta lingkungan belajar. Dan dengan merasakan bersama sensasi membuka zuckertüte, serta (mungkin) bisa saling berbagi isi zuckertüte nya diharapkan siswa juga lebih cepat membaur.

Zuckertüte dimasa sekarang disediakan oleh sekolah, untuk menghindari perbedaan ukuran, isi dan juga untuk menghidari ketidaktahuan orangtua dari anak-anak pendatang tentang tradisi hari pertama sekolah tersebut (orangtua tidak menyediakan karena tidak tahu).

***

Mengawali hari pertama di sekolah dengan sesuatu hal yang menyenangkan akan meninggalkan kenangan menyenangkan juga, tentunya.

1342295985104993699
1342295985104993699
Selamat menikmati akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun