Mohon tunggu...
Emma Malika
Emma Malika Mohon Tunggu... Guru - Blogger

"Kompasianer teraktif versi Komik Kompasiana tahun 2023" || Menulis dengan apa adanya dan berusaha menjalani hidup dengan baik agar kembali dengan Husnul khatimah aamiinn

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kisah Kasih Sayang di Depok dan Kebebasan Sejati

3 November 2024   07:01 Diperbarui: 3 November 2024   07:53 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya sebelah kiri dan kanan Kepala Depo pak Asep, dokpri emma 

Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk Kota Depok, terdapat satu kisah kasih sayang yang dipersembahkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Depo KRL Depok, merupakan depo  KRL terbesar kedua se-Asia Tenggara.. Dipandu langsung oleh Kepala Depo KRL Depok bapak  Asep Saeful Permana. Selain berfungsi sebagai bengkel, Depo juga diperuntukkan sebagai tempat treatment karena kereta perlu perawatan juga agar selalu nyaman dan aman bagi penggunanya. 

Untuk treatment awal yang kita kunjungi adalah tempat pencucian kereta, dimana terhubung dengan parit yang mengalir ke tempat penampungan. Yang mana nantinya diproses agar pembuangannya tetap aman bagi lingkungan. Untuk perawatan keseluruhan kereta atau lazim disebut P1, P2 dst dilakukan secara  Daily, monthly dan overhaul check perawatan meliputi mesin hingga roda kereta.

Kereta dibersihkan, dokpri emma 
Kereta dibersihkan, dokpri emma 
Pelayanan yang Menghangatkan

Setiap perjalanan dengan kereta api menjadi momen yang tak terlupakan. Dalam kereta yang bersih dan tertata rapi, para petugas siap melayani dengan senyuman, menciptakan suasana hangat yang membuat penumpang merasa seperti di rumah. Dari jendela kereta, dapat terlihat pemandangan khas alam Indonesia, sawah hijau, pegunungan, dan aliran sungai yang jernih atau bila di kota Jakarta maka hamparan gedung-gedung tinggi. Seolah-olah bercerita tentang cinta yang mendalam untuk tanah air. Penumpang merasa aman di dalam kereta, ketika melintasi rel seakan-akan kereta ini adalah pelindung terbaik yang membawa kita ke tempat tujuan dengan selamat.

Saya sebelah kiri dan kanan Kepala Depo pak Asep, dokpri emma 
Saya sebelah kiri dan kanan Kepala Depo pak Asep, dokpri emma 
Awal mula perjalanan adalah mengunjungi Depo Depok, setelahnya kita juga akan lanjut eksplor kawasan Jalan Pemuda, Pancoran Mas, dimana pada zaman dahulu, merupakan basis keramaian Kota Depok. Banyak bangunan penting dan bersejarah di jalan ini. Contohnya saja seperti kantor pemerintahan, sekolah-sekolah, gereja, bioskop. dan rumah sakit. Namun sayangnya ada beberapa infrastruktur yang kurang baik dalam perawatannya.

Cornelis Chastelein dan Tindakan Kasih Sayangnya

Di sini, kita juga bisa melihat kasih sayang dalam bentuk yang berbeda. Sebuah kisah yang menarik perhatian, tindakan kasih sayang dari seorang Cornelis Chastelein, yang rela memerdekakan budaknya di abad ke-18. Dalam konteks situasi sosial yang sulit kala itu, keputusan Chastelein untuk memberikan kebebasan kepada seluruh budaknya merupakan tindakan berani yang memancarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang sejati.

Menurut kisah yang dituturkan oleh Boy Loen, Chastelein menyadari bahwa setiap manusia memiliki hak untuk merasakan kebebasan dan hidup layak. Dengan langkah berani tersebut, ia bukan hanya merubah nasib satu orang, tetapi juga menginspirasi banyak orang  untuk melihat pentingnya kasih sayang dan empati terhadap sesama. Saat ini rumah peninggalan Tuan tanah Chastelein dijadikan cafe KOFFIE yang didalamnya berisi barang-barang klasik khas kolonial.

 

Rumah Chastelein saat ini jadi Cornelis Koffie & Tugu Chastelein, dokpri emma 
Rumah Chastelein saat ini jadi Cornelis Koffie & Tugu Chastelein, dokpri emma 
Atas dedikasinya itu maka pada perayaan ke 200 tahun wafatnya Chastelein dibuatlah tugu yang terletak tak jauh dari rumahnya.  Masih dikawasan tugu ini ada sebuah bekas rumah Presiden terakhir Depok yakni Johannes Matijs Jonathans yang memimpin dari tahun 1949 hingga 1952. Untuk informasi nih, jadi pada zaman kolonial sampai awal kemerdekaan, kawasan administratif Depok dipimpin oleh seorang presiden dan pada bulan Agustus 1952 pemerintah Indonesia mengambil alih pemerintahan. Tapi sayang sekali jejak bekas rumah presiden Depok ini, sudah sangat menyedihkan.

Menghubungkan Kasih Sayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun