Di atas tembok yang tinggi, cicak sombong berdiri,
Dengan pandangan angkuh dan congkaknya, dia menganggap diri tertinggi.
Dia merasa paling hebat, melampaui yang lain,
Namun tak sadar, nasibnya akan tiba dengan cepat dan nyata.
Cicak sombong, engkau janganlah terlalu angkuh,
Karena kehidupan punya cara untuk menunjukkan kebenaran yang sejati.
Tragedi datang tanpa henti, menghadapimu dengan tegas,
Hanya untuk mengajarkan pelajaran agar kau menjadi lebih bijaksana.
Suatu hari, badai datang dengan keras,
Tembok yang kuat pun hancur tertimpa petir yang menderas.
Cicak sombong terjatuh, terlempar ke tanah,
Dia merasakan getaran kesedihan, saat egonya hancur berkeping-keping.
Dalam puing-puing kesombongannya, dia tersadar,
Bahwa kebesaran sejati bukanlah dari pandangan yang congkak.
Kebersamaan dan rendah hati, itulah yang membangun pondasi tegar,
Dan menjadikan dirinya makhluk yang lebih baik di dalam hidup yang penuh cobaan.
Tragedi cicak sombong, sebuah cermin bagi kita semua,
Agar tak terjerumus dalam sikap yang merusak diri kita sendiri.
Belajarlah dari kesalahan, bertaubatlah dalam setiap langkah,
Supaya hidup ini tak terjebak dalam tragedi yang akan menyayat hati.
Jakarta, 7 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H