Di atas gunung, di tengah rimbunan pohon,
Tinggal lah seorang perjaka tua yang sendiri,
Dengan tubuh lemah dan rambut putih keperakan,
Dia bersama bintang malam, dan menatap ke dalam jiwa.
Setiap malam ia mengingat masa mudanya yang hilang,
Dan tangisnya dibungkam oleh sunyi hutan yang lebat,
Ia merindukan hari-hari di mana ia masih teguh berpijak,
Namun semuanya telah berlalu dan hilang tak berbekas.
Penyesalan menggerogoti pikirannya,
Tapi ia tetap merasakan kebahagiaannya yang dahulu,
Di bawah sinar bulan ia merenungkan perjalanannya,
Dan berharap terang akan menerangi masa depannya.
Perjaka tua yang gemilang dalam ingatan,
Sangat sportif dan selalu penuh semangat,
Meski tanda-tanda usia telah banyak muncul,
Namun dengan tekad yang kuat ia terus bertahan.
Seseorang yang menginspirasi dalam kesendirian,
Seorang perjaka tua yang penuh pesona,
Mendaki kegunungan, menggeser batu besar,
Dia memberikan makna kepada hidupnya, hingga nafas terakhirnya nanti.
Bungarampai, September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H