Kenapa pilih Muspen? karena disana ada acara seru dalam rangka memperingati Hari perfilman Nasional yang ke 73, kita disana seseruan bareng komikers dan adik-adik SMK jurusan broadcast yang begitu semangat hadir di gedung Muspen yang berlokasi di TMII Jakarta, yang mana untuk kali ini mengangkat tema "Berkreasi melalui Animasi"
Hadir juga disana narasumber yang kompeten dibidangnya antara lain yaitu, Dyah Merta selaku penulis skenario film animasi BIYANI dan Bella Yolanda selaku Production Talent Manager Infinite studio Framework, dengan moderator ciamik yaitu Achmad Humaidy.
Cikal bakal tumbuhnya film animasi ini dapat kita lihat dari peninggalan prasejarah peradaban manusia yang dapat kita lihat berupa coretan atau gambar-gambar animasi yang terlukis pada dinding-dinding goa yang dahulunya pernah mereka tempati.
Contohnya saja seperti gambar manusia dengan banteng atau manusia sedang mengendarai kuda , gambar terjadinya perang dan lain sebagainya. Nah, hal ini bila kita mencermati satu persatu gambar-gambar pada dinding goa tersebut maka akan tampak seperti bergerak. Mulailah tercetus pembuatan eksperimen optik yang disebut Thaumatrope awal abad ke 19, setelah itu terjadi pengembangan oleh Joseph Plateau dengan nama Phenakistoscope tahun 1831 yaitu, berupa pembuatan beberapa gambar pada lingkaran papan yang apabila diputar akan memperlihatkan berupa animasi yang bergerak.
Masih di abad yang sama animasi berkembang dengan sebutan Zeotrope yaitu mangkuk dengan beberapa gambar-gambar yang apabila diputar maka terlihat seolah-olah seperti film. Lanjut oleh Charles Emile Raynaud (1870) mengembangkan gambar bergerak dengan sebutan Praxinoscope yaitu berupa mangkuk dengan gerak gambar yang terlihat disalah satu sisinya.
Lebih dalam Dyah Merta menjelaskan bahwa dari urutan sejarah film animasi yang berkembang untuk pertama kalinya lewat tangan dingin Walt Disney, melaluinya terciptalah film animasi yang fenomenal hingga saat ini yaitu Snow White dan tentunya masih banyak lagi film animasi seru yang pastinya sudah familiar diingatan kita.
Kala itu Presiden Soekarno datang menemui Walt Disney untuk mengetahui bagaimana bila Indonesia belajar membuat film animasi dan setelahnya segera mengirim Dukut Hendronoto (pak Ook). Dari sinilah tonggak awal film animasi Indonesia berkembang contohnya saja seperti, Timun mas atau sampai si Unyil yang tayang ratusan episode di TVRI.
Setelah banyaknya acara televisi nasional maka film-film animasi sudah dapat kita nikmati dengan mudah, tidak hanya produk luar bahkan produk dalam negeri pun sudah banyak yang bagus seperti Adit Sopo Jarwo, Kiko atau animasi Nussa Rara dan Si Juki yang sudah tayang di Bioskop. Lanjut Bella Yolanda selaku Production Talent Manager Infinite studio Framework, mengatakan bahwa Studio animasi infinite Batam telah mengerjakan beberapa proyek film animasi yang telah ditayangkan baik di televisi maupun layar lebar, ini menandakan bahwa Studio animasi di tanah air pun sudah mengikuti jamannya.
Harapan kita semua agar para penggiat film animasi atau para animator lebih banyak karyanya dengan kualitas dan kuantitas yang baik, terutama untuk anak-anak yang kelak kemudian hari akan memimpin negeri ini. Dengan memperingatii hari perfilman yang jatuh setiap tanggal 30 Maret ini, semoga film animasi tanah air dapat ikut serta meramaikan kancah perfilman dunia,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H