Sedang untuk era LSF cara kerjanya saat ini adalah :
1. Â Mengikuti perkembangan teknologi yang semua sudah digital dimana LSF tidak pegang barang (Film yang akan disensor) Â tetapi bersama teman-teman (anggota LSF) nonton di bioskop mini milik LSF setelah itu hanya mencatat dimana menit sekian sampai sekian ada adegan yang tidak layak tonton. Catatan itu di buat tentu berdasar pada aturan yang ada kalau hanya sebatas orang ciuman (mohon maaf) ya kalau ciuman dipotong terus yang anak 17 tahun nonton apa seringkali begitu alasannya sehingga seringkali yang ciuman itu dianggap masih secara normatif masih oke di masyarakat.
Meskipun beberapa kalangan menganggap ini bukan muhrim dan lain-lain, ya tetap harus diingat bahwa Indonesia ini kan berwarna tidak di ekstrim kanan tidak di ekstrim luar  dan juga bukan negara liberal akan tetapi merupakan negara dengan ragam agama yang ada di masyarakat. Setelah selesai maka catatan itu di kembalikan lagi pada pemilik film entah itu filmnya mau di potong atau mau syuting ulang itu terserah pada si empunya film
2. Â Perkembangan demokrasi
Seiring perkembangan Indonesia yang sudah sangat demokratis kita sangat memahami apa yang disebut dengan property right atau hak kekayaan intelektual dalam hal ini LSF tidak mungkin seenaknya gunting film lalu menahan guntingannya seperti dulu akan tetapi di kembalikan langsung selanjutnya terserah pada si pemilik film.
Begitulah wajah baru dari LSF sekarang yang perkembangannya sudah mengikuti zaman, Untuk penonton khususnya para orang tua marilah melek tentang film karena itu tugas kita semua dan harus bijak dalam memilah dan memilih tayangan untuk keluarga kita di rumah.
Tontonan yang tayang di dunia hiburan yang sudah demikian dahsyatnya bila kita tidak dapat mengontrolnya maka akan jadi apa bangsa ini disinilah LSF dan kita semua bersama bersinergi dalam mengembangkan budaya sensor mandiri, membudayakan masyarakat dapat memilah dan memilih tontonan sesuai penggolongan usianya dan ini paling penting serta PR untuk kita semua.
Semoga kedepannya para pembuat film lebih mengutamakan kualitas agar dapat mengiringi jalannya negeri ini dengan tontonan yang layak dan menjadi tuntunan tidak saja dari segi agama, budaya dan sosial kemasyarakatan, dengan tidak melanggar ideologi bangsa maupun hak dan martabat orang lain, serta yang lebih penting adalah tetap menjaga keutuhan NKRI yo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H