http://simpelpas.wordpress.com Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran berbasis kompetensi yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual terhadap seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Setelah proses pembelajaran dilakukan selanjutnya diadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Untuk mengukur penguasaan kompetensi perlu dikembangkan suatu penilaian yang mencakup seluruh kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan oleh pendidik. Penilaian terhadap hasil pembelajaran menggunakan sistem penilaian berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan belum dikuasai serta mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Apabila peserta didik belum menguasai suatu kompetensi dasar harus mengikuti proses pembelajaran kemudian dilakukan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi (Depdiknas, 2010: 36). Proses penilaian dan analisis hasil belajar perlu dilakukan dengan cepat agar peserta didik dan pendidik dapat mengetahui ketercapaian SK dan KD yang di belajarkan sehingga proses perbaikan belajar dapat dilakukan dengan tepat dan segera. Ketuntasan peserta didik dalam mencapai kompetensi sangat bergantung kepada kondisi peserta didik, sumber belajar dan pendidik. Ada yang mencapai ketuntasan lebih awal ada yang lambat. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan pembelajaran pengayaan atau pembelajaran remedial  (Gentile & Lalley dalam Depdiknas, 2010: 37). Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Kesulitan belajar ini selanjutnya berakibat pada ketercapaian kompetensi menjadi terhambat tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah diketahui adanya kesulitan belajar dan keterlambatan pada satu atau lebih KD maka selanjutnya diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial dan diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilakukan diluar jam tatap muka. Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan KD tersebut pada ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya kurang dari 50% artinya yang mengikuti pembelajaran remedial lebih dari 50% maka remedial dilakukan dengan memberikan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20% maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti remedial berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38). Bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan kompetensi lebih awal diberikan pembelajaran pengayaan untuk menambah kompetensi atau materi sesuai dengan kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan: (1) belajar kelompok (2) belajar mandiri (3) pembelajaran berbasis tema dan (4) pemadatan kurikulum. Diakhir pembelajaran dilakukan penilaian hasil belajar dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. Pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat menguasai kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik yang cepat pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang lebih yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar. Peranan program analisis soal berbasis komputer pada masalah ini adalah membantu pendidik dan sekolah mendeteksi kesulitan dan potensi peserta didik pada setiap kompetensi dasar. Sehingga memudahkan pendidik, sekolah dan peserta didik itu sendiri dalam melakukan perbaikan pembelajaran maupun percepatan pembelajaran. Program perbaikan dan pengayaan menjadi lebih terarah dan tepat sasaran baik pada kompetensi yang ada pada kurikulum maupun peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Menggunakan Simpel PAS dalam melakukan analisis ketuntasan belajar Simpel PAS adalah sebuah program analisis soal yang mempunyai banyak sekali kemampuan, diantaranya: analisis daya serap,analisis ketuntasan, analisis daya beda soal, analisis tingkat kesukran soal, analisis efektivitas option, analisis reliabilitas, analisis validitas dll. Pada bahasan ini kita akan mencoba melakukan analisis ketuntasan SK atau KD dengan bantuan Simpel PAS. Bagaimana Simpel PAS akan sangat membantu pendidik dalam melakukan deteksi kesulitas belajar siswa dengan mudah dan cepat. Pendidik akan mengetahui dengan cepat pada KD mana siswa mengalami hambatan dan pada KD yang mana siswa tersebut memiliki potensi. Pada akhirnya pendidik akn melakukan pembelajaran tuntas (remediasi dan pengayaan) yang berbeda-beda untuk setiap pesert didik. Secara keseluruhan pendidik juga akan mengetahui persentase ketuntasan SK atau KD pada kelas yang diujikan. Hal ini akan sangat membantu pendidik dalam merancang pembelajarn remedial atau pembelajaran pengayaan pada SK atau KD yang diujikan. Perlakuan jenis pembelajaran remediasi pada KD bergantung pada ketuntasan KD tersebut pada kelas yang dimaksud. Setiap kelas dimungkinkan akan mendapatkan perlakuan pembelajaan tuntas yang berbeda pada setiap SK atau KD. Langkah Menganalisis dengan Simpel PAS. 1.    Membuka program Simpel PAS Untuk membuka simpel PAS pengguna hanya membuk fila aplikasi Simpel PAS setelah dibuka akan muncul menu utama Simpel PAS. 2.   Mengatur Data Pengguna dan Data Mata Pelajaran Selanjutnya klik menu aktivasi untuk mengatur data pengguna (data guru) dan data mata pelajaran yang akan dianalisis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI