Sudah pesan kendaraan online pak. Jawabnya ringan lalu berlari -lari kecil meninggalkanku. Aku melongo tanpa mampu mencegahnya: "Gagal lagi-gagal lagi."
Aku putuskan untuk membuntuti Rya dengan mobilku sampai di depan rumahnya, tapi setelah tiba di dekat rumah Rya, aku tidak berani turun, aku hanya mengawasi Rya dari jauh dan niatku untuk memberikan kado ultah untuk Rya batal lagi.
Saat aku melewati tempat sampah di dekat rumah Rya aku melemparkan kado untuk Rya ke tempat sampah itu dengan hati penuh amarah, aku marah pada diriku sendiri yang tak pernah punya keberanian untuk mendekati Rya. Aku sangat tidak siap untuk menerima penolakan.
Sampai di rumah, aku langsung tertidur, ketika tiba-tiba terbangun, karena rasa haus, aku melihat jam yang menunjukkan pukul 01.25...
Dan...yaampun...aku baru ingat, itu kado untuk Rya yang aku buang ke tempat sampah isinya Iphone seri terbaru...gubrak, Emosi memang terkadang membuat kita melakukan tindakan gegabah.
"Argh.....hughhhh...aku menyesali perbuatanku, itu Iphone mahal...mahal....rasanya ingin segera mengeluarkan mobil dan kembali ke tempat sampah tadi, semoga saja kado itu belum ditemukan orang.Tapi masa iya, selarut ini aku harus mengorek-ngorek tempat sampah? Subuh-subuh saja aku kembali ke sana." Aku ambil keputusan.
Dan aku sama sekali tidak bisa kembali memejamkan mataku...menunggu subuh datang...
Duh....semoga Iphone itu masih bisa aku temukan. Semoga ya...semoga....doaku serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H