18 tahun lalu ibu menerjang segunung asa, bertaruh nyawa
sedetiknya sesamudra bapak beri semangat, duduk disampingnya
dibalutnya cemas selangit tinggi, mereka berdua
baur harap-harap hanya mengharap hadirku mengintip indah semesta.
***
13 Oktober 18 tahun lalu, ku lepas nafas perdana
laksana embun suci sebelum fajar ku sapa dunia
kumandang adzan dan iqomah tersimak telinga
pertama dikenalkan ku pada sang pencipta.
***
sembari kala berjalan, melawan getirnya menuju dewasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!