Â
Aequorea victoria atau ubur-ubur kristal merupakan ubur-ubur hidromedusa yang pertama kali ditemukan di lepas pantai barat Amerika Utara. Selain itu, Aequorea victoria ditemukan di perairan beriklim sedang di belahan bumi utara dan selatan, serta di laut dalam yang saturasi oksigennya kurang dari 10%. (Davis 1975, Mackie & Mills 1983). Secara taksonomi, ubur-ubur Aequorea victoria dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kingdom    :  Animalia
Filum       :  Cnidaria
Kelas       :  Hydrozoa
Ordo        :  Leptothecata
Famili       :  Aequoreidae
Genus       :  Aequorea
Spesies      :  Aequorea victoria
Secara morfologi, A. victoria memiliki dua bentuk yaitu morfologi seksual dan aseksual. Morfologi seksualnya adalah hidromedusa, sementara morfologi aseksualnya adalah polip kecil. A. victoria memiliki lonceng (bell) lebar, banyak tentakel, dan kanal radial yang membentang dari mulut ke margin bell. Beberapa polip memiliki gonofor dan spesies ini paling dikenal sebagai sumber dua protein yang terlibat dalam bioluminesensi, yaitu aequorin dan protein fluoresen hijau/green fluorescent protein (GFP).
Bentuk medusa ubur-ubur A. victoria mencapai diameter hingga 12 cm dan tingginya hanya 4 cm. Sementara, polip A. victoria berukuran sangat kecil yaitu berkisar antara 0,5-1 mm. Individu dewasa berwarna biru aqua transparan dengan kanal radial berwarna keputihan, sedangkan juvenilnya memiliki sub-payung berwarna hijau, gonad keabu-abuan, dan terkadang memiliki tentacle bulbs berwarna coklat. Individu dewasa juga berpendar dengan pendarannya yang terkonsentrasi di sekitar margin bell.
Aequorea victoria hidup pada suhu yang rendah dan tekanan yang tinggi. Aequorea victoria dapat hidup pada salinitas 30 psu dan tidak dapat mentolerir masuknya air tawar. Medusa ditemukan di plankton sedangkan polip ditemukan di zona intertidal. Pada laut dalam tidak ada cahaya dan oksigen yang cukup, hal tersebut membuat spesies ini harus beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut. Adaptasi tersebut bertujuan untuk mengatasi tekanan yang ada pada lingkungan sekitar agar mampu bertahan  hidup.
Aequorea victoria memiliki nematocysts (sel penyengat) yang terdapat pada tentakelnya. Sel penyengat tersebut berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari predator (Piazzola 2015). Selain itu, Aequorea victoria memiliki kemampuan bioluminesensi. Bioluminesensi menjadi bentuk pertahanan diri untuk melawan pemangsa pada laut dalam, serta menarik perhatian mangsa. Mangsa dari Aequorea victoria akan tertarik dengan cahaya yang dipancarkan olehnya sehingga mereka akan berenang mendekat dan Aequorea victoria dapat dengan mudah mendapat mangsanya.
Aequorea victoria memerlukan adaptasi osmoregulasi agar dapat bertahan hidup di kondisi air yang berbeda-beda. Saat berada dalam kondisi air dengan salinitas yang berbeda, Aequorea victoria akan melakukan penyesuaian diri dengan mengapung terlebih dahulu di air yang salinitasnya rendah lalu bergerak ke air dengan salinitas yang lebih tinggi. Setelah menyesuaikan diri pada kondisi air yang baru, Aequorea victoria akan mampu berenang seperti biasa.
Daftar Acuan
Aequorea victoria: The Glowing Glob. 2013. Form & Function. 1 hlm. http://bioweb.uwlax .edu/bio203/f2013/zaleski_rona/adaptation.htm, diakses Sabtu, 25 Desember 2021 pk 18.23 WIB
Kendall, J.M & M.N. Badminton. 1998. Aequorea victoria bioluminescence moves into an exciting new era. Tibtech 16: 216—224.
Piazzola, C.D. 2015. Aequorea victoria. In: Oregon Estuarine Invertebrates: Rudys' Illustrated Guide to Common Species, 3rd ed. T.C. Hiebert, B.A. Butler and A.L. Shanks (eds.). University of Oregon Libraries and Oregon Institute of Marine Biology, Charleston, OR.
Rutherford Jr, L.D., & Thuesen, E.V. 2005. Metabolic performance and survival of medusae in estuarine hypoxia. Marine Ecology Progress Series 294: 189-200.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H