Mohon tunggu...
Nurul Emiliyah
Nurul Emiliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Jejak Identitas Manusia Indonesia di Ekosistem Sekolah

14 April 2024   20:45 Diperbarui: 14 April 2024   20:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa , saya mengamati beberapa tanda dan simbol di ekosistem sekolah yang mencerminkan identitas manusia Indonesia. Pertama, bendera merah putih berkibar dengan gagah di halaman sekolah, melambangkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Lambang Garuda Pancasila terpampang di setiap ruang kelas dan , terpajang gambar-gambar pahlawan nasional dan peta Indonesia yang terbentang luas, mengingatkan kita pada nilai-nilai luhur bangsa. Lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan penuh semangat setiap pagi, membangkitkan rasa cinta tanah air. Selain itu, terdapat berbagai simbol budaya dan agama di sekolah. Batik, tari tradisional, dan bahasa daerah ditampilkan dalam berbagai kegiatan, menunjukkan kekayaan budaya bangsa. Hari-hari besar keagamaan dirayakan bersama dengan penuh toleransi dan rasa saling menghormati.

Namun, di balik simbol-simbol formal ini, terdapat realitas yang lebih kompleks. Interaksi antar peserta didik  masih menunjukkan kecenderungan untuk mengelompok berdasarkan suku, agama, dan ras. Materi pembelajaran tentang kebhinekatunggalikaan seringkali terkesan teoretis dan kurang menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Saya juga menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kurangnya representasi dari beberapa kelompok etnis dan budaya dalam kegiatan sekolah, stereotip dan prasangka terhadap kelompok minoritas masih ada di kalangan peserta didik , kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila secara mendalam. 

     Shutterstock.com 
     Shutterstock.com 

Sekolah pun berusaha menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui berbagai kegiatan sesuai dengan pedoman sila-sila yang ada pada Pancasila seperti halnya yang tercantum pada Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dimana pendidikan agama dan budi pekerti luhur diajarkan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan dan mengamalkan ajaran agama dengan baik. Toleransi antarumat beragama ditekankan melalui kegiatan bersama dan dialog antarumat beragama. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, peserta didik  diajarkan untuk saling menghormati, menghargai perbedaan, dan membantu sesama. Kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat diadakan untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa ditanamkan melalui berbagai kegiatan, seperti upacara bendera, perlombaan antar kelas, dan kegiatan pramuka. Peserta didik  diajarkan untuk bekerja sama, saling membantu, dan mengedepankan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Peserta didik  dilatih untuk bermusyawarah mufakat dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Kegiatan OSIS dan pemilihan ketua kelas memberikan kesempatan kepada peserta didik  untuk belajar demokrasi dan kepemimpinan. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dimana sekolah berusaha untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata kepada semua peserta didik . Beasiswa dan bantuan pendidikan diberikan kepada peserta didik  yang kurang mampu.

Namun, penghayatan nilai-nilai Pancasila masih terbentur oleh beberapa hambatan. Kurangnya metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif membuat peserta didik  mudah bosan dan tidak tertarik. Guru-guru sendiri masih memiliki keterbatasan dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila secara kontekstual. Berdasarkan observasi dan refleksi, saya menyimpulkan bahwa identitas manusia Indonesia di sekolah masih perlu diperkuat. Hal tersebut bisa diperkuat melalui cara memperkaya simbol dan tanda kebhinekatunggalikaan di lingkungan sekolah seperti mengadakan pameran budaya dan festival seni dari berbagai daerah di Indonesia. Meningkatkan penghayatan nilai-nilai Pancasila dengan memberikan contoh nyata penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Memperkuat identitas manusia Indonesia adalah tanggung jawab bersama. Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki peran penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air, toleransi, dan persatuan di kalangan generasi muda. Dengan upaya yang berkelanjutan dan kreatif, identitas manusia Indonesia akan semakin kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Melalui pengamatan dan refleksi ini, saya menyadari bahwa identitas manusia Indonesia tidak hanya terpaku pada simbol dan lambang negara. Identitas manusia Indonesia dibentuk oleh nilai-nilai Pancasila yang dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menumbuhkan nilai-nilai tersebut dan menguatkan identitas manusia Indonesia di generasi muda agar Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil, dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun