Jadi mengapa sebaiknya lebih banyak anak muda pindah haluan ke bisnis non-lifestyle? Saya melihat bahwa anak muda memiliki sesuatu yang tidak dimiliki generasi sebelumnya (khususnya di Indonesia), mereka memiliki sebuah competitive edge. Sesuatu ini pada dasarnya adalah segala aspek yang memang non-eksisten di generasi sebelumnya. Contoh: social media marketing, SEO, robotika, coding, atau apalah. Sayangnya saya pribadi masih jarang melihat kemampuan ini dikomersialisasikan. Saya merasa banyak yang belum melihat ilmu ini sebagai sebuah modal usaha, namun sebagai modal menjadi karyawan. Anak muda dapat memberikan napas baru pada bisnis low-tech tradisional. Saya pribadi merasa bahwa prinsip anti kompetisi dan kontrarianisme dapat diimplementasikan pada seluruh aspek kehidupan untuk memaksimalkan keuntungan, i.e: perkembangan pribadi anda.
QED?
Bahwa kompetisi merupakan sebuah gaya yang menghancurkan potensi keuntungan, dan bisnis ideal X ada pada suatu bidang yang bahkan mungkin belum eksis
Bahan bacaan relevan:
- Zero to One, Peter Thiel
- Game Theory, Drew Fudenberg
The Big Short, Michael Lewis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H