Di Indonesia, hipertensi menyumbang 10,2% dari kematian, termasuk ke dalam faktor risiko tertinggi keempat. Disebut "silent killer," hipertensi dapat menyebabkan stroke dan gangguan serius lainnya. Pada tahun 2023 di Kelurahan Ngesrep, Semarang, terdapat 6.482 kasus hipertensi yang mayoritas adalah perempuan.
Berdasarkan fakta tersebut, Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) MBKM SKM Penggerak Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UNNES, telah melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dan skrining kesehatan di Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang melalui program BERANI (Bersama Atasi Hipertensi).Â
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam pencegahan dan penangulangan hipertensi. Penyuluhan berlangsung pada 5 Oktober 2024 dengan sasaran ibu-ibu PKK di RW 05 di Kelurahan Ngesrep.
Kegiatan penyuluhan diawali dengan pre test dan pengecekan tekanan darah kepada masyarakat, dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh Emilia Van Den melalui media informasi leaflet pencegahan hipertensi yang dibagikan kepada setiap warga.Â
Ia menyampaikan tentang definisi, faktor risiko, klasifikasi, komplikasi serta pencegahan dan penangulangan hipertensi. Pembuatan media informasi leaflet tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengentahuan dan pemahaman masyarakat terkait pencegahan hipertensi.
Emilia menjelaskan bahwa "hipertensi atau terkanan darah tingi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg." Ia juga menyebutkan bahwa hipertensi sering disebut "The Silent Killer" karena sering terjadi tanpa keluhan dan dapat menimbulkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan sebagainya.Â
Ia menekankan pentingnya untuk menerapkan perilaku hidup sehat dalam pencegahan hipertensi. Salah satunya yaitu dengan membatasi konsumsi gula yaitu tidak melebihi 4 sendok makan per hari, garam tidak melebihi 1 sendok per hari serta mengurangi garam saat memasak, membatasi daging berlemak dan berminyak.
 Selain itu juga diimbangi dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin. Kemudian dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab kepada masyarakat terkait hipertensi dan pengisian post test. Seluruh kegiatan berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari pihak kelurahan Ngesrep.Â
Diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pemahaman masyarakat di Kelurahan Ngesrep tentang pencegahan dan penangulangan hipertensi, serta meningkatkan kesadaran warga bahwa pentingnya menerapkan perilaku hidup sehat.
Hasil dari pelaksanaan intervensi dituangkan dalam sebuah policy brief yang disampaikan kepada pihak Kelurahan Ngesrep. Dalam policy brief mahasiswa menyajikan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap perilaku hidup sehat masyarakat serta memberikan rekomendasi kebijakan dalam menangulangi masalah hipertensi di Kelurahan Ngesrep.Â
Rekomendasi yang diberikan seperti melakukan kegiatan penyuluhan secara berkala dan bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk melakukan pemantauan kesehatan warga secara rutin.
Kegiatan tersebut tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga Kelurahan Ngesrep tetapi juga memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa unnes. Mahasiswa berperan aktif dalam mendukung kebijakan di ringkat kelurahan dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Â
Dengan adanya policy brief yang memberikan rekomendasi penyusunan kebijakan di Kelurahan Ngesrep kedepannya untuk mengambil langkah konkret dalam pencegahan dan penangulangan risiko hipertensi, serta memperkuat upaya promotif dan preventif di masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H