Pendidikan matematika memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan keterampilan pemecahan masalah, pemikiran logis, dan pemahaman konseptual siswa. Bagaimanapun, pembelajaran matematika sering kali dihadapkan pada tantangan dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam dan mempertahankan minat siswa. Oleh karena itu, perlu adanya kreativitas dalam upaya meningkatkan minat belajar matematika.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan minat dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual dalam pengajaran matematika. Pendekatan ini bertujuan untuk pembelajaran matematika berlangsung tidak membosankan, sehingga membantu siswa memahami matematika dengan menyenangkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan minat belajar matematika yaitu dengan adanya pembaharuan metode pembelajaran seperti belajar dalam permainan. Hal ini menekankan metode pembelajaran matematika sebagai pembelajaran yang menyenangkan. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir dan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan persoalan matematika. Pemikiran ini dirancang untuk memotivasi siswa, menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, meningkatkan pemahaman konsep matematika, dan mengembangkan keterampilan dalam menjawab persoalan matematika.
Meskipun ada sejumlah pembaharuan yang mendukung efektivitas pendekatan pembelajaran berbasis permainan dalam konteks matematika, masih diperlukan pembaharuan yang lebih luas dan mendalam untuk memahami secara holistik dampaknya terhadap pemahaman siswa, minat mereka dalam matematika, dan kemampuan dalam menjawab soal matematika.
Melalui pembaharuan ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat peserta didik terhadap matematika dan memberikan wawasan baru tentang pengaplikasian pembelajaran matematika yang menyenangkan. Dengan menginovasi pengaplikasian pembelajaran matematika, kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
Tinjauan Pustaka
Pengertian belajar
Belajar adalah suatu proses interaksi yang dilakukan seseorang dengan lingkungan guna memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya. Belajar dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di sekolah, di tempat kerja, di rumah, atau melalui pengalaman sehari-hari. Hal ini dapat melibatkan penerimaan informasi baru, pengamatan, penelitian, refleksi, latihan, interaksi sosial, atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut.
Proses belajar melibatkan pembentukan dan pengorganisasian pengetahuan, pemahaman konsep, pengembangan keterampilan, pengenalan pola, perubahan sikap, dan kemampuan untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Belajar juga melibatkan proses kognitif seperti perhatian, persepsi, pengingatan, pemahaman, dan pemecahan masalah.
Belajar dapat bersifat aktif, di mana individu secara aktif terlibat dalam memperoleh pengetahuan melalui eksplorasi, diskusi, praktik, dan pengalaman langsung. Selain itu, belajar juga dapat bersifat pasif, di mana individu menerima informasi dari sumber eksternal seperti guru, buku, atau media.
Tujuan belajar dapat bervariasi, termasuk memperoleh pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan, meningkatkan pemahaman, mengubah sikap atau perilaku, memecahkan masalah, dan mencapai pencapaian pribadi atau akademik.