Mohon tunggu...
Emilia AnnabethChen
Emilia AnnabethChen Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pelajar sma

saya suka belajar dan mencoba hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia dengan Kodrat Memiliki Keyakinan dan Kepercayaan

15 November 2022   15:38 Diperbarui: 15 November 2022   15:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang berakal budi, artinya hanya manusia yang memiliki tendensi untuk berelasi dengan pribadi diluar dari dirinya.  Namun, manusia memiliki keterbatasan kapasitas akal budi, keterbatasan itu hanya dapat disempurnakan oleh iman, maka manusia mencari kepercayaan dan memerlukan kepercayaan. 

Pada masa praaksara, Manusia haus ingin mencari kepercayaan. Manusia sempat kehilangan arah dalam ingin mencari kebenaran Tuhan, dan pada akhirnya mereka menyembah benda-benda berhala karena keserakahan. Keinginan manusia terus meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan terjadinya perkembangan akal budi dari masa ke masa. Perkembangan akal budi menyebabkan manusia berelasi dengan Allah sebab Ia pernah mengatakan "Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Aku, dan aku tidak memerlukan sesuatu".

Kepercayaan dan keagamaan menjadi faktor sakral untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Melalui kepercayaan, tata kelola hidup manusia dapat diatur dengan baik. Manusia adalah makhluk rasional, yang artinya manusia tidak akan pernah merasa puas dengan keinginannya karena keinginannya tak terbatas. Semua kebutuhan itu hanya dapat terpenuhi oleh keyakinan. Oleh sebab itu, manusia memerlukan kepercayaan.

Sistem kepercayaan sudah terjadi jauh sebelum datangnya agama Hindu dan Buddha. Bahkan, pada masa praaksara manusia sudah memiliki kepercayaan. Periodisasi zaman praaksara berdasarkan arkeologi terbagi menjadi 5 zaman yaitu; zaman batu tua (Paleolitikum) masa ini terjadi 340 tahun yang lalu, zaman batu madya (Mesolitikum) zaman dimana perkembangan budaya berlangsung lebih cepat daripada zaman batu tua karena perkembangan "mind", manusia sudah lebih cerdas dibandingkan dari zaman batu tua. Zaman batu muda ( Neolitikum), yaitu zaman yang sudah sangat maju dikarenakan migrasi. Megalitikum, yaitu zaman adanya bangunan-bangunan yang dipergunakan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dan zaman logam yang terbagi menjadi 3 periode yaitu; zaman perunggu, zaman besi, dan perkakas dari gerabah.

 Manusia purba mulai mendekatkan diri dengan kekuatan-kekuatan yang gaib, sehingga sistem kepercayaan mereka pada zaman itu adalah animisme, dinamisme, totemisme, dll. Kepercayaan pada zaman praaksara tertuju kepada kekuatan roh nenek moyang dan benda-benda yang besar seperti; batu besar, air, dan pohon-pohon. 

 Pada masa paleolitikum, corak kepercayaan masyarakat cenderung berbeda-beda. Beberapa sudah ada yang memiliki sistem kepercayaan dan juga beberapa belum memiliki sistem kepercayaan. Berbagai wilayah belum memiliki sistem kepercayaan sehingga manusia cenderung berdiam untuk berburu, karena belum memiliki dan merasakan bahwa ada kekuatan roh yang mempengaruhi kehidupan mereka, maka mereka hanya berfokus untuk bertahan hidup. Pada masa paleolitikum, manusia sangat bergantung pada alam untuk mencari makanan, dengan cara memungut langsung dari alam yang biasa disebut sebagai food gathering. Manusia belum mengetahui cara memproduksi makanan karena secara bertahap mereka hidup dengan berpindah-pindah tempat (nomanden).

Pada zaman batu madya yaitu pada kala Holosen dan juga masa zaman batu muda (Neolitikum). Manusia sudah mulai memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Masa ini lebih berkembang dari zaman batu tua, karena perkembangannya dipengaruhi oleh akal budi. Manusia purba sudah percaya dengan kuasa roh nenek moyang dan benda-benda besar, karena kepercayaannya manusia purba menghubungkan semua hal dengan roh nenek moyang. Manusia pada zaman praaksara berpikir bahwa saat mereka sakit mereka sudah dikutuk oleh roh nenek moyang walaupun sebenarnya hanyalah sakit biasa.  Manusia purba juga menyembah benda-benda besar karena mengira bahwa dalam benda tersebut terdapat roh yang dapat mengutuk.

Pada zaman megalitikum, sistem kepercayaan tidak jauh beda dengan masa mesolitikum sampai neolitikum yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Hal yang membuat beda adalah saat masa megalitikum, masa ini lebih berkembang karena adanya bangunan monumental yang terbuat dari batu besar yang meluas ke seluruh wilayah sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Zaman ke-5 adalah zaman logam. Masyarakat pedalaman sudah memanfaatkan alat pendukung untuk mengolah, melebur, dan membuat alat-alat dari bahan logam. Sistem kepercayaan pada zaman ini adalah animisme. Kepercayaan pada roh nenek moyang berlangsung dan berkembang dalam kurun waktu yang panjang sehingga beberapa rakyat Nusantara masih mempercayai kepercayaan dalam bentuk yang berbeda-beda.

Kepercayaan dinamisme, animisme, totemisme, dll bertolak belakang dengan pengajaran Kristiani. Kepercayaan animisme dan dinamisme mengajarkan bahwa di dalam dunia ini harus ada yang dihormati, seperti roh nenek moyang. Sebagai bentuk penghindaran kutukan dari roh baik maupun jahat sedangkan, menurut pandangan Kristiani, Tuhan adalah Sang Pencipta yang harus dihormati karena telah menciptakan "masterpiece" yang begitu istimewa. Tuhan adalah Allah yang kudus dan Tritunggal, pencipta dunia dan seluruh isinya. Sebab tidak ada benda lain ataupun makhluk lain yang diciptakan dengan ikon Tuhan. Tuhan adalah keberadaan yang impersonal yang tidak terlihat namun, dengan roh kudusnya Ia mampu untuk menyelamatkan umatnya dari dosa "justification" dan memanggil "calling".

Manusia pada zaman praaksara disebut dengan manusia yang memegang  dosa besar, karena keserakahan manusia untuk mengumpamakan Allah. Menyembah berhala bukanlah hal yang harum, apalagi menganalogikan Allah yang Mulia sebagai benda mati. Allah bukanlah patung untuk disembah. Menyembah benda berhala dengan menganggap bahwa benda itu adalah Tuhan merupakan  perbuatan yang sangat salah. Hal ini hanya  mengangkut kita kepada 7 dosa maut. 

Tuhan merancang dan menciptakan manusia dengan cinta kasih. Allah pernah berfirman pada kejadian 1 : 26 " marilah kita membentuk manusia sesuai dengan gambar dan rupa Allah". Manusia bukanlah hasil ciptaan. Sebagai makhluk Allah yang paling istimewa, sempurna dan berakal budi manusia diciptakan untuk memiliki kepercayaan. Tuhan tidak memberikan  akal budi pada hewan karena Ia menunjuk manusia sebagai hambanya untuk percaya kepadaNya. Sebab itu manusia harus bersyukur karena sudah diberikan karunia yang begitu besar oleh Tuhan. 

Masa sekarang, kesatuan wilayah NKRI terdiri dari berbagai ragam suku bangsa, ras, budaya, dan kepercayaan. Perkembangan masa sudah berkembang dengan pesat. Secara resmi Indonesia memiliki dan hanya mengakui 6 agama yaitu; Kristen Protestan, Katolik, Islam, Buddha, Kong Hu Cu, dan Hindu. 

Manusia diwajibkan untuk memeluk agama dan memilih 1 agama sesuai dengan pengaturan UUD 1945 dan Pancasila. Pada sila ke-1 Pancasila yang berbunyi " Ketuhanan yang Maha Esa"  yang artinya adalah bahwa negara Indonesia menganut sistem yang berdasar dan tertuju kepada ketuhanan. 

Pada kodratnya manusia memiliki hakikat untuk memilih agama. Pada UUD pasal 28E ayat 1 & 2 sudah dinyatakan bahwa " setiap orang memiliki kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran,  sesuai dengan hati nurani dan pikirannya". Telah dirancang peraturan UUD dan Pancasila adalah agar setiap orang memiliki hak untuk beribadat sesuai dengan tempat ibadahnya tanpa adanya campur tangan dari kerabat maupun orangtua.

Agama merupakan hubungan antara manusia yang sadar akan Tuhan. Melalui hubungan mengenal Tuhan dan juga realitas tentang kehidupan. Kepercayaan terhadap ketuhanan dari masa praaksara sampai sekarang telah membimbing banyak umat manusia dari manusia dilahirkan sampai mati. Kehidupan beragama telah hadir dalam pribadi semua orang. Eksistensi manusia bergantung pada pengetahuan ketuhanan dalam dirinya. 

Salah satu tujuan terciptanya keyakinan adalah untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan pemerintah. Trilogi kerukunan umat beragama bertujuan untuk menghindari rasa ingin merendahkan agama lain, tetapi sering sekali hal yang berbaur agama menjadi konflik tentang kebebasan beragama. Alasannya adalah karena agama yang dianut tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan agama yang sudah diresmikan di Indonesia seperti ateisme dan agnostik yang tidak jauh beda dengan kepercayaan pada masa praaksara yaitu dinamisme dan animisme.

Ateisme merupakan kepercayaan mengenai penolakan dan kepercayaan bahwa Tuhan  tidak ada eksis kepada kehidupan manusia. Agnostik adalah pandangan bahwa keberadaan Tuhan tidak dapat diketahui karena tidak terdapat buktinya. 

Upaya cara yang dapat dilakukan antar umat beragama adalah untuk saling respect, saling toleransi, dan empati. Sebagai warga Indonesia yang baik sebaiknya menanam sikap dengan menganggap pemeluk agama lain sebagai saudara dan makhluk ciptaan Tuhan, karena tidak baik jika memandang kepercayaan umat lain "by our own perspective" .

Roh kudus memegang peran penting untuk menyadarkan manusia akan dosanya dari zaman praaksara sampai sekarang, dengan kuasa roh kudus manusia akan merasa guilty sehingga mau mengakui kesalahan diri sendiri dan menjauhkan diri dari dosa maut.

Kepercayaan pada masa praaksara sampai masa sekarang telah terjadi perubahan yang sangat signifikan, pada awalnya manusia masih belum memiliki kepercayaan, namun karena manusia berakal budi dan memiliki hasrat untuk berelasi dengan pribadi diluar dirinya manusia menjadi berevolusi dari masa ke masa. Tanpa adanya peran roh kudus, manusia zaman sekarang mungkin masih akan mempercayai roh nenek moyang karena tidak merasakan kuasa roh kudus sehingga tidak pernah merasa bersalah akan kesalahannya. Perkembangan kepercayaan dipengaruhi oleh faktor yaitu; dikembangakan oleh manusia sendiri berdasarkan akal budi yang berkembang dari waktu ke waktu. 

Manusia merupakan makhluk yang rasional, bebas, dan sadar bahwa manusia merupakan jiwa yang hidup (alive), manusia memiliki keinginan mengenai pengetahuan yang tak terbatas. Akibat dari keinginan yang tak terbatas, pada akhirnya manusia telah berelasi dengan Tuhan.  Dalam Ibrani 13 : 5 yang berbunyi " dalam situasi apapun baik susah atau senang, Tuhanlah sumber kehidupan kita". Kita harus bersyukur karena dengan perkembangan dari masa ke masa, pemerintah telah membuat kebijakan kebebasan beragama sesuai syarat dan ketentuan kepercayaan yang tertulis dalam UUD dan Pancasila. Kita memiliki kepercayaan yang menuntun kita dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan kepada kehidupan sosial. 

DAFTAR PUSTAKA

Beatae Jehanu, Valerianus. "LBH "Pengayoman" UNPAR - Lembaga Bantuan Hukum "Pengayoman."" LBH "Pengayoman" UNPAR, 29 Sept. 2019, lbhpengayoman.unpar.ac.id/.

Choirul Rofiq, Ahmad. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT HAK SIPIL PENGHAYAT KEPERCAYAAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI PONOROGO.

hapsari, Ratna, and M Adil. Sejarah Indonesia. Edited by Rikard rahmat Hadiyansyah, jakarta, percetakan pt gelora aksara pratama, Mar. 2014.

matroji. Catatan Peristiwa Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas X. 2013. jl sawo raya no.18, matroji, pp. 20--40.

Noor, Yusliani. MENELUSURI JEJAK-JEJAK MASA LALU INDONESIA. banjarmasin, Oct. 2015.

Sunardin. "Manusia Membutuhkan Agama Di Masyarakat." Manusia Membutuhkan Agama Di Masyarakat, vol. no 1, no. -, 1 Nov. 2021, pp. 1--28. -, jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/article/download/8597/5082.

---. "Misykat Al-Anwar Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat." Jurnal.umj.ac.id, 2021, jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/index. Accessed 15 Nov. 2022.

Syafei, Fauzia Rozani. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA. 2020. Edited by Andra Saputra, padang, 2021, CK. BERKAH PRIMA, 1 Aug. 2020, pp. 1--228.

"Welcome to Digital Repository Universitas Negeri Medan - Digital Repository Universitas Negeri Medan." Digilib.unimed.ac.id, digilib.unimed.ac.id/. Accessed 5 Feb. 2021.

Nita, 2022

Della, 2022

Wemi, 2022

Indra 2022

Sumber alkitab ibrani 13:5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun