Mohon tunggu...
Emilia EkaFransiska
Emilia EkaFransiska Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Karakteristik Unsur Iodin dan Senyawanya

18 Mei 2024   22:30 Diperbarui: 18 Mei 2024   22:36 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mengetahui perubahan yang terjadi pada percobaan uji kelarutan iodin

2. Mengetahui berapa tetes kalium iodida yang digunakan untuk uji reaktivitas ion iodida pada pembentukan senyawa kompleks

III. TINJAUAN TEORITIS :

Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tetapi tidak sereaktif halogen lainnya yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Senyawa iod sangat penting dalam kimia organic dan sangat berguna dalam
dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar kalium iodide juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod. Kegunaan iodin adalah sebagai obat anti septic, mengidentifikasi amiluum, kalium iodat (KIO₃) ditambahkan pada garam dapur, iodoform (CHI₃) merupakan zat organik, perak iodide (Agl) digunakan dalam film fotografi sifat fisika iodium pada temperature biasa berupa zat padat yang mengkristal berbentuk keping-keping atau plat plat rombis, berkilat seperti logam. Iodium memiliki berat atom 126, 93 mendidih pada suhu 183°C dengan titik lebur 144°C dan mudah menyublim (uap iodium berwarna merah, sedangkan uap murni berwarna biru mudah) sifat kimianya molekul ini iodium terdiri dari atom (I2) tetapi jika dipanaskan diatas 500°C akan terurai menjadi 2 atom I. Iodium dianggap berlebihan apabila jumlahnya melebihi jumlah yang diperlukan untuk sintesis hormon secara fisiologis. Syarat mutlak terjadinya iodium yang berlebihan adalah dimakannya iodium dalam dosis yang cukup besar dan kontiniyu. Apabila iodium diberikan dalam dosis besar maka akan menyebabkan terjadinya inhibisi
hormogenitas khususnya iodisasi tronin. Tetapi pemberian dalam jangka waktu yang cukup lama akan menyebabkan terjadi escape (beradaptasi dengan hambatan) sehingga mengalami inhibisi hormogenitas dan pada akhirnya akan terjadi gondok. Iodin adalah golongan dari halogen keempat, menjadi anggota golongan n dalam tabel periodik dibawah fluorin, klorin dan bromin. Kalium iodide dapat ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan melalui pembentukan ion triiodida, diantara poliiodida lainnya. Pelarut nonpolar seperti heksana dan karbon tetra klorida memberikan kelarutan yang lebih tinggi. Larutan polar, seperti larutan berair, berwarna cokelat, mencerminkan peran pelarut ini sebagai basa lewis, disisi lain, larutan non polar berwarna ungu, warna uap iodin. Molekul iodin, I₂ dapat larut dalam CCl₄ dan hidrokarbon alifatik menghasilkan larutan berwarna lembayung terang. Dalam pelarut ini, iodinasi logam cenderung menghasilkan keadaan oksidasi yang lebih rendah dari pada klorinasi atau brominati misalnya logam renium dapat bereaksi dengan klorin membentuk renium heksaklorida, tetapi dengan bromin hanya dapat membentuk renium pentabromide dan iodin hanya menghasilkan renium tetraklorida. Titik lebur dan titik didih iodin adalah yang tertinggi diantara semua halogen (Snatun dkk ., 2015)


Sifat warna biru pada reaksi pada iodin-pati (atau, dalam sebagian besar kasus, reaksi pati iodium – iodida, misalnya I₂ dan juga Iˉbiasanya terdapat) telah menimbulkan perdebatan selama berpuluh – puluh tahun. Amilum merupakan campuran amliosa dan amilopekfin dengan perbandingan 20 – 30 % hingga 10 – 20 % . Keduanya merupakan polimer glukopiranosa. Amilosa adalah polimer linear yang biasanya mengandung 300 – 3000 (atau terkadang lebih) unit monomer yang saling berhubungan melalui ikatan glikosidik. Amilosa dapat berada dalam konformasi amorf yang tidak teratur atau dalam dua jenis heliks. Tipe pertama adalah heliks ganda dengan dirinya sendiri, tipe kedua adalah bentuk V yang terdiri dari heliks tunggal (Pejek dan Dumitrescu, 2024).


Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya untuk membentuk senyawa kompleks sebagai ion I₃ˉ
(I₂ dan Iˉ) Iodin terdapat di air laut hanya sampai kadar 6,10 % – 7 % , tetapi senyawa ini terkonsentrasi dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan sebagai sumber iodin yang layak untuk diperjual belikan. Iodin terkandung dalam hormon pengatur pertumbuhan tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kebanyakan garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %. NaI tambahan untuk mencegah terjadi penyakit gondong (Guoetal ., 2022)

Iodium adalah unsur kimia pada tabel periodic yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Iod tergolong unsur halogen, terdapat dalam bentuk Iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa chili tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras) air garam dari air laut yang disimpan dan di dalam air payau dari sumur minyak dan garam. Iod atau Iodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodide dengan tembaga sulfat. Iodium biasanya terjadi di alam sebagai Iodat dan Iodide atau kombinasi keduanya. Iod adalah padatan berkilau berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tetapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser
iodida. Iod menunjukkan sifat sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfide yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air (Subhan,2020).

Kalor iodide dapat ditentukan dengan metode spektofotometri berdasarkan reaksi reduksi oksidasi dan pembentukan kompleks Iod-amilum, dimana akan reaksi oksidasi iodide menjadi iodium dengan menggunakan oksidator persulfat. Ada beberapa senyawa yang dapat mereduksi iodide diantaranya cerium, arsen, permanganat, persulfat. Beberapa oksidator tersebut berbahaya jika digunakan
diantaranya cerium dan arsen, sedangkan permanganat tidak dapat digunakan karena berwarna ungu sehingga menganggu pembentukan kompleks. Oleh sebab itu dalam penentuan kadar iodide dengan menggunakan metode spektrofotometri
digunakan persulfat sebagai bahan oksidator, karena persulfate termasuk dalam bahan pengoksidasi kuat dan tidak berwarna sehingga tidak menganggu pembentukan kompleks Iod – amilum dalam hal itu (Nisa dkk ., 2021)

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

NO

NAMA ALAT

UKURAN

JUMLAH

1

Rak tabung reaksi

-

1 buah

2

Tabung reaksi

-

10 buah

3

Gelas ukur

10 mL

2 buah

4

Spatula

-

1 buah

5

Pipet tetes

-

16 buah

B. Bahan

NO

NAMA BAHAN

RUMUS KIMIA

KONSENTRASI

FASA

WARNA

JUMLAH

1

Kristal Iodin

I₂

-

Padat

Hitam

5 butir

2

Kalium Iodida

Kl

1 M

Cair

Tidak berwarna

21,5 ml

3

Etanol

CH₃CH₂OH

-

Cair

Tidak berwarna

3 ml

4

Aquades

H₂O

-

Cair

Tidak berwarna

6 ml

5

Kloroform

CHCl₃

-

Cair

Tidak berwarna

6 ml

6

Larutan Iodin dalam Kalium Iodida

KI₃

-

Padat

Tidak berwarna

3 ml

7

Besi (III) nitrat

Fe(NO₃)₃

0,1 M

Cair

Tidak berwarna

2 ml

8

Tembaga (II) nitrat

Cu(NO₃)₂

0,1 M

Cair

Biru muda

2 ml

9

Larutan amilum

C₆H₁₀O₅

-

Cair

Tidak berwarna

1,4 ml

10

Diklorometana

CH₂Cl₂

-

Cair

Tidak berwarna

6 ml

V. PROSEDUR KERJA

1. Uji Kelarutan Kristal I₂

Kristal I₂ dan KI₃

➔ Disiapkan 5 buah tabung reaksi, lalu masukkan setiap tabung 1 buah kristal I₂

➔ Ditambahkan masing-masing 3 mL

- H₂O ke tabung reaksi 1

- KI ke tabung reaksi 2

- Etanol ke tabung reaksi 3

- CHCl₃ ke tabung reaksi 4

- CH₂Cl₂ ke tabung reaksi 5

➔ Dikocok setiap tabung reaksi dengan kuat dan diamati

➔ Disiapkan kembali 3 tabung reaksi kosong lalu dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi 1 mL larutan KI3

➔ Ditambahkan masing-masing 3 mL

- CH₂Cl₂ ke tabung reaksi 1 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat

- CHCl₃ ke tabung reaksi 2 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat

- H₂O ke tabung reaksi 3 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat

HASIL PENGAMATAN :

Tabung 1 : coklat muda, tidak larut
Tabung 2 : coklat pekat, tidak larut
Tabung 3 : coklat kehitaman, tidak larut
Tabung 4 : ungu pekat, tidak larut
Tabung 5 : ungu pekat, tidak larut
Tabung 6 : terbentuk 2 fasa, fasa atas warna ungu kecoklatan dan fasa bawah warna ungu pekat
Tabung 7: terbentuk 2 fasa, fasa atas warna hitam dan fasa bawah warna ungu

Tabung 8 : menjadi warna cokelat

2. Uji Reaktivitas Ion Ioda Pada Pembentukan Senyawa Kompleks

Fe(NO₃)₃, Cu(NO₃)₂

➔ Disiapkan 2 buah tabung reaksi

➔ Dimasukkan 2 mL larutan Fe(NO₃)₃ 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1

➔ Diimasukkan 2 mL larutan Cu(NO₃)₂ 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2

➔ Ditambahkan tetes demi tetes larutan KI 1 M ke dalam tabung reaksi 1 hingga membentuk endapan, lalu catat berapa mL larutan KI yang diperlukan

➔ Diulangi langkah kerja ke-4 terhadap larutan Cu(NO₃)₂ pada tabung reaksi 2

HASIL PENGAMATAN :

Tabung 1 : tidak terbentuk endapan
Tabung 2 : terbentuk endapan berwarna perak, lalu di tambahkan 10 mL KI dan endapan tidak hilang

VI. HASIL PERCOBAAN / REAKSI-REAKSI / PEMBAHASAN

A. Hasil PERCOBAAN

B. REAKSI-REAKSI

1. H₂O (l) + I₂ (s) → IO₃ˉ(aq) + OHˉ(aq)

2. KI (aq) + I₂ (s) → KI₃ (aq)

3. C₂H₅OH (aq) + I₂ (s) → 2C₂H₅I (aq) + I₂ (g) + H₂O

 4. CH₂CI₂ (aq) + I₂ (s) → 2CHCl₂ (aq) + 2CII (g)

5. 2CHCI₃ (aq) + I₂ (s) → 2CHCI₂ (aq) + 2CII (g)

6. KI₃ (aq) + CH₂CI₂ (aq) + C₆H₁₀O₅(aq) → C₇H₁₀O₅ (l) + I₃ˉ(aq) + KCI₂ (aq)

7. KI₃ (aq) + H₂O (l) + C₆H₁₀O₅ (aq) → C₆H₃O₆(aq) + 3KI (aq) + 6HI (g)

8. KI₃ (aq) + CHCl₂ (aq) + C₆H₁₀O₅ (aq) → C₇H₁₀O₅ (l) + I₃ˉ (aq) + KCl₃ (aq)

9. Fe (NO₃)₂(aq) + 3KI (aq) → 3KNO₃(aq) + FeI₃ (aq)

10. Cu (NO₃)₂ (aq) + 2KI (aq) → 2KNO₃ (aq) + CuI₂ (l)

C. PEMBAHASAN 

Secara teori, Iodin sukar larut dalam air namun mudah larut dalam alkohol. Dalam hal ini etanol yang digunakan memiliki kepolaran yang berbeda dengan alkohol. Walau pun iodin larut dalam alkohol, namun iodin tidak larut di dalam etanol. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan kepolaran antara iodin dan juga etanol. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan kepolaran antara iodin dan juga etanol. Iodin merupakan senyawa non polar sedangkan etanol adalah senyawa yang polar. Hal inilah yang dapat menyebabkan bahwa kristal I2 tidak dapat larut di dalam etanol (Retinel dkk., 2018)                                                                                                                                                      Secara praktikum, dilakukan dengan memasukkan 1 buah kristal I₂ ke dalam sebuah tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml etanol ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, menjadi warna cokelat dan tidak larut.                                            Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan teorinya, hal ini dikarenakan terdapat kesalahan pada bahan yang digunakan atau kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama proses praktikumnya

Secara Teori : Iod tidak larut dalam air karena perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut. Iodin adalah non polar dan air adalah senyawa polar. Setelah itu karena perbedaan kereaktifan antara iodin dan air (Amanati, 2018)                                                                        Secara Praktikum : 1 buah kristal I₂ dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di tambahkan 3 ml H2O ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, terlihat menjadi warna cokelat dan kristal I₂ tidak larut dalam air.                                                  Hubungan antara teori dan praktikum sama, artinya bahwa praktikum terjadi sesuai teorinya 

Secara Teori : Iodium dapat larut dengan larutan KI, karena keduanya dari zat ini sama sama tidak polar. Kalium Iodida membentuk kompleks dengan iodin membentuk (I₃ˉ) ion thiodide dalam larutan. Oleh sebab itu, I₂ larut dalam KI (Amanati, 2018)                                    Secara Praktikum : 1 buah kristal I₂ dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml KI ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, terlihat menjadi warna cokelat pekat dan kristal I₂ tidak larut di KI Hubungan antara teori dan praktikum. Secara praktikum tidak sesuai dengan teori karena terjadi kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama proses pelaksanaannya.

Secara Teori : Iodin cenderung kurang larut dalam kloroform (CHI₃) dibandingkan dengan beberapa pelarut polar lainnya. Kloroform merupakan pelarut yang lebih non polar dan iodin lebih mudah larut dalam pelarut yang memiliki sifat polar (Riyawati, 2015)                    Secara Praktikum : 1 buah kristal I₂ dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di tambahkan 3 ml CHI₃ ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, terlihat warnanya menjadi ungu pekat dan kristal I₂ tidak larut di dalam CHCl₃. Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan pada teorinya. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan baik pada bahan maupun praktikan

Secara Teori : diklorometana adalah pelarut yang memiliki sifat nonpolar, sehingga dapat melarutkan senyawa nonpolar seperti iodin. Iodin biasanya menjadi warna ungu (Riyawati, 2015)                                                                                                                                                 Secara praktikum, 1 buah kristal I₂ dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml CH₂Cl₂ ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, terlihat warnanya menjadi warna ungu pekat dan kristal I₂ tidak larut dalam  dalam larutan CH₂Cl₂                                                                                                                                                                                                                                     Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang ada pada teorinya. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan pada bahan maupun praktikan.  

 Secara teori, direaksikan KI₃ dengan CH₂Cl₂  dan ada penambahan amilum akan menghasilkan 2 fasa, fasa bawah berwarna ungu kehitaman dan fasa atas berwarna merah kekuningan. Penambahan amilum untuk mempercepat terjadinya reaksi (Silviana dkk ., 2019)                                                                                                                                                                                                                                                              Secara praktikum, 1 ml larutan KI₃ kemudian ditambahkan 3 ml CH₂Cl₂ ke dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok. Terdapat 2 fasa atas ungu kecokelatan bawah ungu pekat. Hubungan antara teori dan praktikum, terjadi praktikum sesuai dengan pada teorinya

Secara teori, KI₃  ditambahkan dengan CHCl₃ dan amilum memperoleh hasil terbentuknya 2 fasa. Fasa atas hitam kekuningan dan bawah ungu kehitaman (Silviana dkk ., 2019)                                                                                                                                                                            Secara praktikum, 1 ml larutan KI₃ kemudian ditambahkan 3 ml CHCl₃ ke dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok. Terdapat 2 fasa atas warna hitam, bawah ungu dan ada cincin yang terdapat di fasa bagian bawah pada pertengahan berwarna cokelat muda.                                                                                                                                                                                                                                                    Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum terjadi sesuai dengan teorinya.

Secara teori, KI₃ yang ditambahkan dengan H₂O  dan amilum, memperoleh hasilnya terbentuk 2 fasa, fasa atas hitam kekuningan dan bawah warna ungu (Silviana dkk , 2019)                                                                                                                                                                                          Secara praktikum, 1 ml larutan KI₃ kemudian ditambahkan 3 ml H₂O ke dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok dengan kuat. Setelah diamati menghasilkan warna cokelat, tanpa ada terbentuk 2 fasa diantara larutan yang telah dicampurkan itu.        Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum mendapatkan hasil yang berbeda karena terdapat kesalahan baik pada bahan yang digunakan ataupun pada praktikannya.

Secara teori, Fe(NO₃)₃ direaksikan dengan KI akan membentuk endapan (Putri, 2016)                                                                                            Secara praktikum, didapatkan hasilnya yaitu tidak terbentuknya endapan pada reaksi.                                                                                 Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum adda kesalahan yang dilakukan praktikan.

Secara teori, Cu(NO₃)₂ direaksikan dengan KI akan membentuk endapan (Putri, 2016)                                                                                                Secara praktikum, didapatkan hasilnya yang ada endapan berwarna perak pada reaksi.                                                                                Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum hasilnya sesuai dengan yang ada di teorinya

VII. KESIMPULAN

1. Perubahan warnanya pada tabung 1 sampai tabung 5 berturut-turut adalah warna coklat muda, coklat pekat, coklat kehitaman, ungu pekat dan ungu pekat serta iodin tidak larut dalam pelarut air, kalium iodida, etanol, kloroform dan diklorimetana

2. Jumlah tetes KI pada larutan adalah Besi (lll) nitrat 40 tetes dan oada Tembaga (ll) nitrat adalah 40 tetes

VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS : 

* H₂O (l) + I₂ (s) → IO₃ˉ(aq) + OHˉ(aq) 

* KI (aq) + I₂ (s) → KI₃ (aq) 

* C₂H₅OH (aq) + I₂ (s) → 2C₂H₅I (aq) + I₂ (g) + H₂O

* CH₂CI₂ (aq) + I₂ (s) → 2CHCl₂ (aq) + 2CII (g) 

* 2CHCI₃ (aq) + I₂ (s) → 2CHCI₂ (aq) + 2CII (g) 

* KI₃ (aq) + CH₂CI₂ (aq) + C₆H₁₀O₅(aq) → C₇H₁₀O₅ (l) + I₃ˉ(aq) + KCI₂ (aq) 

* KI₃ (aq) + H₂O (l) + C₆H₁₀O₅ (aq) → C₆H₃O₆(aq) + 3KI (aq) + 6HI (g) 

* I₃ (aq) + CHCl₂ (aq) + C₆H₁₀O₅ (aq) → C₇H₁₀O₅ (l) + I₃ˉ (aq) + KCl₃ (aq) 

* Fe (NO₃)₂(aq) + 3KI (aq) → 3KNO₃(aq) + FeI₃ (aq) 

* Cu (NO₃)₂ (aq) + 2KI (aq) → 2KNO₃ (aq) + CuI₂ (l)

2. KI > CHCI₃ > CH₂CI₂ > C₀H₆O > H₂O 

3. I₂ tidak larut dalam asam asetat karena asam asetat bersifat polar sehingga tidak dapat melarutkan kristal iodium yang non polar. I₂ tidak larut dalam methanol karena metanol bersifat polar sehingga tidak dapat melarutkan kristal iodium yang non polar. I₂ larut dalam dietileter karena sama sama bersifat non polar. 

4. Fe (NO₃)₂ → Jumlah mol x Massa Molar = 0,000125 mol x 179,85 g/mol = 0,0224 gram endapan Cu(NO₃)₂ → Jumlah mol x Massa Molar = 0,000125 mol x 317,35 g/mol = 0,040 gram endapan 

5. Fe ( NO₃)₃ ➔ 0,00025 mol Fe (NO₃)₃ . 1 L / 0,1 mol x 1000 ml / 1 L 

                         ➔ 2,5 ml Cu (NO₃)₂ 

                         ➔ 0,2 mmol Cu (NO₃)2 x 2 mol KI / 1 mol x (1 tetes / 0,05 m mol/KI) 

                        ➔ 8 ml KI

IX. DAFTAR PUSTAKA

Amawati.(2018).Karakteristik Kandungan KIO3 Pada Garam Konsumsi Beryodium yang Beredar di Kota Blirat. Jurnal Teknologi Proses    dan Inovasi Industri, 2(0),2 

Guo,W.,Wu,W.,Gao,M.,Yang,Y.,Pearce,E,N.,Li,S.,Ren,Z.,Zhang,N.,Zhang,K., Pan,Z dan Zhang,W.(2022).Characteristics and              Predictions of Brearst Milk Iodine In Exclusive Breastfed Infants:Results From a repeated-Measures Study of Iodine Metabolism. Journal Frontiers,2(1),1-2 

Nisa,A,Z.,Sulistyarti,H dan Atikah.(2021). Penentuan Kadar Iodida Secara Spektofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Iod-Amilum Menggunakan Oksidator Persulfat.Kimia Student Journal,1(1),85-86 

Pesek,S dan Damitrescu,R,S.(2024). The Iodine Strach Suoramolecular Comoplex. Molecule, 29(1),1 

Putri,G,E.(2016).Sintesis,Karakteristik dan Immobilisasi Kompleks Besi (II) pada Support Silika Modofikasi.Chempublish Journal,1(2),52-55

 Refinel.,Kahar,Z dan Sukmawita.(2018).Transpor Iodin Melalui Membran Kloroform Dengan Teknik Membran Cair Fasa Ruah.Jurnal Ris Kimia,5(1),53- 56 

Riwayati.(2015).Iodium Mineral Sebagai Zat Gizi. Jurnal Keluarga Sehar Sederhana,11(22),35-40

 Silviana,E.,Fauziah dan Adriani,A.(2019). The Comparison of Potassium Iodate Concentration in Jangka Salt og Matang Vlumpang Dua Production From the Cooking and Natural Drying Process By Iodometri Method. Kantanida Journal,7(2),101-193

 Sriatun.,Tasmilah dan Suharta.(2015).Kimia Unsur.UPT Undip 

Subhan.(2020).Analisis Kandungan Iodium Dalam Garam Butiran Konsumsi yang Beredar di Pasaran Kota Ambon.Jurnal Fikratuna,6(2),290-293

                                                                                   Cu(NO₃)₂, Fe(NO₃)₃ + KI  

dokpri
dokpri

                                                                                   I₂ + (H₂0, KI, Etanol, CHCl₃, CH₂Cl₂)

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

                                                                                                                                                             MEDAN, 18 MEI 2024

ASISTEN LABORATORIUM                                                                                                      PRAKTIKAN

SELVIA ROSA MANURUNG                                                                                                      EMILIA EKA FRANSISKA ZEBUA

(NIM : 4202431017)                                                                                                                     (NIM : 4223331024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun