Baca dulu jilid satu dan jilid dua
Berjalan Sendiri
Chrisye dengan cepat terus bergerak. Pada tahun yang sama, 1984, dia mulai mempersiapkan album baru dengan judul Sendiri. Dia mengajak Addie MS, yang sebelumnya berhasil menciptakan musik untuk Vina Panduwinata, untuk menggarap musiknya, menggantikan Jockie. Konsep yang ditawarkan Addie MS adalah mengembalikan lagi kemurnian suara Chrisye dan juga musik Chrisye yang sangat khas, pop kreatif bernuansa romantik. Addie MS menawarkan aransemen yang diisi oleh berbagai jenis alat musik, seperti English Horn, Obo, Harpa, dan String. Tidak sekedar keyboard. Sebagian besar lagu diciptakan oleh Chrisye dengan lirik oleh Eros Djarot. Lagu-lagu tersebut membuktikan bahwa kerjasama Chrisye dan Eros tetap berjalan. Chrisye hanya “putus” dengan Jockie. Album ini menghasilkan hit Kisah Insani, yang berduet dengan Vina, dan Sendiri, hasil karya Guruh. Namun album dengan konsep pop romantik ini tampaknya tidak semeledak seperti yang diharapkan. Kerjasama dengan Addie MS hanya menghasilkan satu album dan tidak dilanjutkan, dengan alasan kesibukan Addie MS.
Chrisye mencari partner baru dan konsep baru. Terpilih Adjie Soetama dengan konsep lagu-lagu yang riang dan cheerful. Mereka menghasilkan tiga album ceria, yaitu Aku Cinta Dia (1985), Hip Hip Hura (1985), dan Nona Lisa (1986). Chrisye menciptakan hat-trick. Ketiga album ini meledak, padahal masing-masing album hanya mencetak 1-2 hit. Semua hit lagu-lagu ceria, tidak ada pop romantik. Entah apa yang di kepala Chrisye. Inikah konsep musik yang beradaptasi dengan pasar seperti yang dibayangkannya? Chrisye-pun beradaptasi secara total, melalui cover album dan busananya yang warna warni serta menari dalam berbagai pentas musik di televisi. Keberhasilan album-album ini juga memberikan kenyataan bagi Chrisye bahwa album laris tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, bahkan untuk hal yang mendasar, yaitu membangun rumah. Chrisye sampai harus menjual tanah dan mobil serta meminjam uang baik untuk mewujudkan impiannya memiliki rumah sendiri maupun untuk kebutuhan hidupnya. Totalitasnya di industri musik belum dapat memberikan pembuktian kepada ayahnya bahwa musik dapat menghidupi keluarganya. Terlebih lagi popularitas Chrisye mulai menurun. Setelah trilogi album ceria, Chrisye ingin kembali ke warna musiknya yang khas. Kali ini Chrisye mengajak Younky Suwarno. Ada tiga album yang mereka hasilkan, yaitu Jumpa Pertama (1988), Pergilah Kasih (1989) dan Sendiri Lagi (1993). Album-album ini menghasilkan hit klasik, seperti Kisah Cintaku, Pergilah Kasih dan Sendiri Lagi dengan aransemen musik pop modern. Namun album-album ini tidak ada yang spektakuler. Berbagai inovasi yang diyakininya dahulu pada saat memutuskan untuk meninggalkan Jockie telah dilakukan oleh Chrisye untuk mempertahankan eksistensinya di industri musik. Namun kelihatannya kurang berhasil, sampai datangnya suatu keberuntungan yang menjadi titik balik karir musik Chrisye, yaitu konser tunggal di tahun 1994.
Jockie
Jockie sepeninggal Chrisye melanjutkan karier musiknya dengan menghasilkan beberapa album solo, yaitu Selamat Jalan Kekasih (1984), Perjalanan (1985), dan penantian (1986). Jockie juga menjadi music director dari album Andi Meriam Matalatta Emansipasi (1984) bersama Eros Djarot, Titi DJ Yang Pertama Yang Bahagia (1986) dan Vonny Sumlang Ratu Sejagad (1987). Baik album-album solo yang dihasilkan maupun album-album dari artis lain tidak terdapat kesan bahwa album-album tersebut merupakan hasil dari idealisme Jockie. Kesan yang ditimbulkan justru Jockie tunduk terhadap industri musik. Jockie sebetulnya sudah cukup lama berkompromi dengan industri musik melalui album-album instrumentalianya, antara lain Musik Santai I, Musik Santai II, Musik Santai III, Sabda Alam, Resesi dan The Sound of Indonesian Music.
Jockie kemudian juga bergabung kembali dengan God Bless sekitar 1985-1986, menggelar tour ke 9 kota di Pulau Jawa pada akhir tahun 1986, ikut menghasilkan dua album, yaitu Semut Hitam (1987) dan Raksasa (1988), dan tur 46 kota pada 1988-1990 (yang tidak diselesaikan karena promotornya kesal para pemain God Bless sibuk dengan bandnya masing-masing, yaitu Gong 2000 dan Kantata Takwa). Jockie di akhir tahun 1980an bergabung dengan Kantanta Takwa bersama Setiawan Djodi, Iwan Fals, Sawung Jabo, dan WS Rendra. Mereka membuat pagelaran musik akbar pada 23 Juni 1990 di Stadion Utama Senayan. Pagelaran ini kemudian didokumentasikan dalam film oleh Eros Djarot dan Gatot Prakosa. Jockie kemudian juga diajak rekaman SWAMI II oleh Iwan Fals dan Sawung Jabo pada tahun 1991. Lagu-lagu pada kedua kelompok ini sarat dengan kritik sosial, dan idealisme Jockie yang terinspirasi oleh Syumandjaya tersalurkan di kedua kelompok ini. Bersama beberapa anggota SWAMI, pada tahun 1992 Jockie membentuk kelompok SUKET.
Akhir Cerita
Demikianlah setelah mereka berpisah, sepanjang tahun 1980an Chrisye dan Jockie sibuk dengan proyeknya masing-masing. Masing-masing mendapat kesempatan dan berupaya untuk mewujudkan apa yang mereka yakini dari musik. Masing-masing dengan keberhasilan dan kegagalannya. Chrisye berhasil mewujudkan keinginannya memiliki album-album yang meledak. Tapi keberhasilan albumnya tidak berarti cita-citanya agar musik dapat menghidupi keluarganya tercapai. Eksistensinya di dunia musik semakin meredup. Bahkan pada tahun 1993 Chrisye mulai memikirkan untuk berpindah profesi. Chrisye beruntung bertemu dengan Erwin Gutawa yang memiliki visi yang sama mengenai musik pop yang baik. Chrisye seakan memperoleh kesempatan kedua. Sampai menjelang akhir hayatnya, Chrisye produktif menghasilkan banyak album dan pagelaran. Musik akhirnya dapat memberikan penghidupan untuk keluarganya. Namun sayang, di lain pihak Chrisye kurang beruntung karena menderita sakit berat yang membutuhkan biaya yang sangat besar.
Jockie yang memperjuangkan idealisme bermusiknya juga mengalami hal yang sama dengan Chrisye. Setelah keramaian Kantata Takwa, eksistensi Jockie di musik semakin meredup. Dia sempat berusaha membangkitkan kembali God Bless, namun malah terlibat konflik dengan anggota God Bless lainnya. Dia juga mencoba untuk membuat pagelaran Opera Rock, namun kurang berhasil. Jockie tidak seberuntung Chrisye dalam karir musiknya. Namun dilain pihak, Jockie memperoleh keberuntungan diberi kesempatan untuk membangun kembali keluarga baru dengan kehidupan yang cukup nyaman serta diberi kesehatan dan umur yang lebih panjang.
Dari cerita ini kita bisa melihat seringnya kita mengejar sesuatu dan melepaskan yang telah kita miliki. Jockie mengorbankan persahabatannya dengan Chrisye demi idealisme musiknya, yang akhirnya tidak terwujud juga. Chrisye mengorbankan persahabatannya dengan Jockie demi kehidupan keluarganya yang lebih layak, yang tidak tercapai juga, terutama pada era 80an walaupun album-albumnya meledak. Seandainya mereka bisa menghargai satu sama lain, mungkin mereka mendapatkan semuanya.
——————-
AE memburu Jockie dan Eros, dan berhasil mendapatkan Jockie. Diawali dengan percakapan yang dingin, namun kemudian perlahan-lahan Jockie mulai terlihat hangat. “Seharusnya kami tak perlu berpisah. Kami adalah trio yang sudah terbentuk baik. Ya, pada saat saya dan Eros memiliki cita-cita yang begitu besar dan matang untuk grup kami, Chrisye memilih jalur musik pop komersial…..”. Ketidakpuasan Jockie terhadap Chrisye tidak pernah tersalurkan dalam bentuk pembicaraan terbuka. Seperti sudah diatur dalam satu koreografi, sikap mereka sama saja, memilih menyimpan persoalan ini di hati masing-masing.
“Saya sangat menyayangi dia. Sebagai teman bermusik, sebagai seorang sahabat. Dia orang yang luar biasa……………….”
Ketika ditanya, apakah ia memiliki keinginan untuk bertemu Chrisye yang sedang sakit, Jockie menjawab cepat,”Siapa yang tidak mau. Saya ingin sekali bertemu dia………..”
Ketika AE menceritakan pertemuannya dengan Jockie pada keesokan harinya, Chrisye mendengarkan dengan raut wajah yang sangat serius dan tatapan yang terarah tanpa putus. Mimik wajahnya kadang berubah lembut pada bagian-bagian tertentu. Ketika diceritakan bahwa Jockie merindukan pertemuan dengannya, Chrisye berkaca-kaca.
“Kemarin saya ingin menyapa dia waktu buka puasa bersama Musica…………….” Suaranya lirih. “Kami sudah lama saling tidak terbuka”
Sumber
Alberthiene Endah, Chrisye Sebuah Memoar Musikal (2007)
Alberthiene Endah, The Last Words of Chrisye (2010)
Jockie di Wikipedia
God Bless di Wikipedia
Apa Kabar God Bless
Jockie mengenang Jurang Pemisah
Barong’s Band
Jockie mengenang Badai Pasti Berlalu
Jockie mengenang Chrisye
Jockie Suryo Prayogo
30 tahun album Percik Pesona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H