Dia juga yangg membawa Sofia dan teman-teman lain senasib “keluar” sarang. Mengajak mereka menjadi penjaga anjungan UMKM binaan Dinsos-Kab. Sleman, pameran di Yogya City Hall, pada Hari Kesehatan Jiwa Dunia tahun lalu. Terima kasih banyak kepada Dinsos Kab. Sleman yang telah membuka peluang untuk Sofia dan teman-temannya berpartisipasi. Semoga terus berlanjut. Sederhana saja....bahwa kegiatan semacam itu pasti membahagiakan untuk orang seperti Sofia.
Pada sisi yang lain, kegiatan seperti itu merupakan edukasi dasar kepada khalayak masyarakat bahwa ODGJ tidak selama “buruk” atau negatif seperti yang mungkin mereka bayangkan. Cara edukasi yang sederhana, tidak perlu berkoar-koar besar-besaran yang menghabiskan banyak biaya. Cukup seperti itu saja, sebab juga tidak semua ODGJ siap dan bisa diajak “keluar rumah” semaunya. Biasanya ODGJ-ODGJ yang cukup pulih, dan ini karena disiplin minum obat serta mendapatkan dampingan yang rutin dan tepat, entah dari keluarga, caregiver, atau tetangga.
Akan halnya dengan warung Warmindo Sofia berjalan dengan baik. Selalu ada yang mampir jajan, siang maupun malam, entah para tamu yang berolah raga di GOR Tridadi, atau para pemuda dan papah-muda kampung. Ini juga karna promosi Bu Rini tanpa henti. Ingat bahwa Warmindo Sofia bertempat di pinggi gedung GOR itu.
Bu Rini tanpa henti mendorong pemuda dan papa-muda di desa itu untuk selalu bertandang ke Warmindo Sofia. Bu Rini dekat dengan mereka karena di masa mudanya bu Rini ini atlit bola volly di desanya. “Allah....berapa to harga secangkir teh atau kopi...atau semangkok Indomie...kalau itu demi darma bakti kita pada sesama?”, kata bu Rini kalau sedang memberi semangat kepada mereka. “Waduh...repot nih, sudah menyentuh spiritualitas bantin”, kataku dalam hati.
Tapi sepertinya, itu penting dan benar. Nah...apa sih spiritualitas itu? Doe (dalam Muntohar, 2010) mengartikan bahwa spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan rasa memiliki. Spiritualitas memberi arah dan arti pada kehidupan.
Menurut Ahmad Suaedy (dalam Efendi, 2004), spiritualitas dalam bahasa Inggris adalah spirituality, berasal dari kata spirit yang berarti roh atau jiwa. Spiritualitas adalah dorongan bagi seluruh tindakan manusia yang mencoba merespon terhadap problem-problem masyarakat konkrit dan kontemporer.
Ibu Rini, dan banyak kader kesehatan jiwa masyarakat yang aktif dan saya temui, nampaknya telah mencapai refleksi diri yang amat mendalam. Mereka aktif bukan lagi cari nama, tidak lagi cari posisi, uang bukan satu-satunya yang menggerakkan. Mereka nampaknya mencari dan berupaya menemukan “kepuasan batin”, entah apapun agama mereka, latar belakang, maupun posisinya di masyarakat. Baiklah nanti pada kesempatan lain, ingin saya tulis kisah tentang kader-kader dan pegiatan kesehatan jiwa masyarakat di desa dan spiritualitas ini.
Betapa beruntungnya negara ini memiliki puluhan ribu kader desa. Mereka itu “garda depan” kualitas manusia Indonesia: bidang kesehatan ibu-anak, stanting, kesehatan kehamilan, menyusui, KB, kelompok ekonomi,dll...dll. Mereka mungkin tidak pernah berseminar, berworkshop, berdiskusi yang berat-berat di hotel-hotel mewah dan gedung balai kota atau gedung DPR. Mereka mungkin amat sangat sedikit dinobatkan sebagai pendekar hak asasi manusia, pendekar kesetaraan gender, pejuang inklusi sosial, pejuang transparasi anggaran dan pembangunan,... dan macam-macam lain. Salut bu Rini....hormat saya ibu!!! [###]
Catatan: Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang ODGJ/ODDP dan program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat untuk mereka, silahkan kontak nawakamalfoundation@gmail.com kami akan menerima dengan senang hati.