Ketika mampir di warung mie ayam. Kawan nyeletuk sambil menunggu 15 mangkuk mie ayam yang tidak mungkin siap sedia sekali waktu, sekali sedia 5 dahulu dan menyusul selanjutnya. "Gak papa duluan aja!"
"Aa.. gak enak la!" seru Sutan. "Betul , gak papa." jawab Gunawan. "Segan pula rasanya," kata Sutan. "Gak papa lanjutlah, ini soalan perasaan dan gak perasaan." kawab Gunawan. Tawa teman-teman bersahutan.
Candaan lain, "mereka ni  mancing  ribut aja!" seru Ependi. Kami ni di luar tampak ribut, di dalam (kelompok), kami libur ribut lagi!"  jawab Udin. Teman-teman tertawa.
Pemandangan Pagi
Pagi hari kamis, di lantai 2 kami makan menu mie rebus dengan topping potongan daging kambing panggang kemarin sore. Begitu nikmatnya sambil melihat gunung Masurai menjulang tinggi. Fenomena pagi itu baru saya lihat awan membentuk cincin pipih di puncak gunungnya. Sebagian pada pagi itu mengunjungi Danau Pauh sekaligus menikmati pemandangan dengan naik Boat menyeberang ke Danau.
Perjalanan Pulang
Dalam perjalanan pulang dari Homestay San'a di Desa Danau Pauh Kec. Jangkat ke Bangko yang dimulai jam 10.00 Wib Kamis. 26 Desember 2024, kami melihat di samping kiri kanan perjalanan ada tanaman semak, kulit manis, cabe, stroberi, kentang, ubi jalar, nanas masurai, jeruk, kopi, kebun karet, juga tanaman sawit yang masih kecil. Pada singgahan pertama kami di kebun Jeruk Kefrok Aku Suka. Harganya 15.000/kg, namun jika memetik sendiri harganya 20.000/kg. Di sini saya ketemu hal baru, ketemu botol-botol bergantungan di ranting pohon jeruk, kata Bude Siti Aisyah pemilik kebun itu, botol-botol ini untuk menangkap hama lalat buah karena sudah dilumuri lem lalat. Ternyata kenikmatan tetap ada tantangannya. Manis dan indahnya kebun jeruk ditantang dengan serangan hama lalat buah.
Bu Aisyah bertanya, "mana ni ibu-ibunya?" Dijawab dengan canda oleh temn saya, "Kami ni lagi bujang kalau di luar rumah. Kalau di dalam rumah gak tahu kapan bisa keluar lagi." Jawaban itu membuat kami tertawa.
Singkat kisahnya, saya membeli 2 kg jeruk Kefrok manis sebagai oleh-oleh untuk istri dan anak setelah mencicipi 2 buah jeruk. Di kebun ini per orang boleh cicip 2 buah jeruknya. Uniknya jika tidak membeli maka bayar 10.000 rupiah sebagai jasa pemandangan indah dan sarana untuk selfie, foto-foto berlatar kebun jeruk.
Persinggahan kami yang kedua masih di Desa Renah Alai yaitu toko yang menjual Ubi Kelembu panggang yang rasanya madu, manis, dan bertekstur lembut. Di persinggahan ketiga kami di Desa Kelukup Kec Lembah Masurai yaitu di kebun nanas. Persinggahan kami yang ke-4 adalah Masjid di Desa Muara Siau, kami menjamak shalat Zuhur dan Ashar di masjid ini. Persinggahan kami yang ke-5 di Desa Sekancing, di sini baru ada signal Handphone nomor Tri saya. Di sini kami makan siang dan melepas penat perjalanan . Akhirnya kami kembali sampai ke Bangko setelah melewati desa Bedeng Rejo, Pulau Rengas dan Kungkai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H