Layar kolam membentang cindai
Tercenung aku di tepian
Bagaimana bisa orang berenang?
Umur tiga puluh lima renang tak kuasa
Latihanlah bertahap-tahap
Mengintip atlet terjun mendebur air
Fobia air dan ancaman berebut di hati
Desau tepian lapangan berpohon diterjang angin
Dilanda rinai mencoba buat debur air
Berlanjutlah tubuh meliuk renang gaya dada
Melamun seolah perenang dikara
Mengharumkan Sang Dwiwarna
Tidak jua terwujud di depan mata
Ibarat software direfresh tukang
Proses loading berulang-ulang
Dilupakan semakin diterjang
Masih jua terbayang-bayang
Ketemu tidur ditemani mimpi arunika
Masih jua terbayang-bayang
Sedang ujian, melupakan jarak impian dan nyata
Hadir ayah penuh asa
Maafkan diri, sembuh menjelang
Katanya, pengorbanan tak lihak kalah-menang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H