Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lebih Digdaya

6 Desember 2024   21:51 Diperbarui: 6 Desember 2024   21:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: asset-a.grid.id

Pinggir kamu!

Aku akan ke muka.

Di sana gawang, yang bulat-karet tersepak,

Di sana net, yang bulat-karet tertetak,

Di sana keranjang, yang bulat-karet tertolak.

Tepi kamu!

Aku akan ke muka.

Di sana net, yang bulat plastik kecil tertetak,

Di sana net , yang bulat-berbulu kecil tertetak,

Di sana net, yang bulat karet kecil tertetak.

Bahana penonton sungguh elan.

Atmosfer seakan dua alis pertemuan.

Eksistensi sedang berhadap-hadapan.

Diranda sedang bertatapan.

Eunoia menang setiap kutub pertarungan.

Menjadi saksi lah lunar dan dian.

Siapa yang lebih digdaya, bukan edan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun