Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Terbukti! Sistem Seleksi CPNS 2024 Tidak Adil

22 November 2024   16:22 Diperbarui: 22 November 2024   17:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan CPNS jabatan Arsiparis Ahli Pertama Kemdikbudristek Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar adalah 1 orang dengan kuota maksimum peserta SKB adalah 3 orang. Peserta SKD adalah 118 orang. Nilai Peserta SKD-nya sebagai berikut.

sumber gbr: dokumen pribadi
sumber gbr: dokumen pribadi

MIFTAHULDINA FAKHRINA hanya selisih nilai 5 poin dari MELISA pada nilai TKP meskipun skor total sama-sama 370 bisa ikut SKB, sedangkan MELISA tidak bisa ikut SKB. MELISA dengan skor 370 atau ANNISA ARRIDA (359),  EKO ALFANDY (357) tidak bisa ikut SKB. Skor ketiganya lebih tinggi dari  HISSA ARFIRA, MUHAMMAD BARISKY ZARRY, SAUFIATU RAHMINI, NOVAL WARANEY JEFERSON ROGI  dan ARTHAMEVIA SEPTIANA. Sistem ini tidak adil atau kurang mengapresiasi skor lulus passing grade dan skor yang lebih tinggi.

HISSA ARFIRA dengan skor 349, MUHAMMAD BARISKY ZARRY (349), SAUFIATU RAHMINI (352) dan NOVAL WARANEY JEFERSON ROGI (338) bisa ikut SKB. Bahkan yang lebih kecil lagi skornya yaitu ARTHAMEVIA SEPTIANA (328) pun bisa ikut SKB. Mereka ini semuanya memilih jabatan Arsiparis Ahli Pertama dan mencapai passing grade. Perlu menjadi perhatian juga, mereka semua relatif bersaing ketat, baik dari program studi Ilmu sosial, ilmu bahasa, maupun ilmu alam.

Sekali lagi, inilah anehnya, skor yang lebih rendah malah bisa ikut SKB. Contoh, HISSA ARFIRA (349), MUHAMMAD BARISKY ZARRY (349), SAUFIATU RAHMINI (352) dan NOVAL WARANEY JEFERSON ROGI (338).

Lebih mengejutkan lagi EVILIA WAHYU RAHMAWATI dengan skor  419, INES RAMADHANI (414), dan KHOLIFATUL MAHMUDAH (409) yang lebih tinggi, tidak bisa ikut SKB walaupun mereka juga memilih jabatan Arsiparis Ahli Pertama, dan mencapai passing grade.

Kemudian, kami menimbang hal-hal berikut ini:

  • besarnya dan banyaknya harapan anak bangsa menjadi abdi Negara,
  • tingkat pengangguran terbuka Februari 2024 adalah 4,82 persen (BPS),
  • tingkat pengangguran Indonesia tertinggi di Asia Tenggara (CNBC),
  • tingkat pengangguran Indonesia dinilai rawan (IMF),
  • sistem seleksi yang berdasarkan kualitas dan proporsional,
  • ada 250.407 formasi CPNS 2024,
  • ada 3,57 juta (3.572.414) orang pelamar CPNS (mengakiri pendaftaran dengan submit),
  • ada 2,85 juta (2.855.597) orang pelamar CPNS memenuhi syarat (lulus seleksi administrasi sebesar 79,9 persen), dan
  • peluang lulus CPNS secara keseluruhan adalah perbandingan kebutuhan formasi dengan pelamar memenuhi syarat yaitu 8,7 persen.

Kami mengusulkan sistem yang lebih baik yaitu berdasarkan keadilan dan proporsional sebagai berikut:

  • Berdasarkan pencapaian hasil SKD tertinggi tahun 2023 atas nama Bali Malik yaitu TWK 120, TIU 150 dan TKP 200 dengan total 470 atau senilai dengan pencapaian pribadi 85,4 persen.  Kemudian berdasarkan nilai ambang batas lulus SKD adalah 311 (TWK 65+ TIU 80+ TKP 166) senilai dengan pencapaian 56,5 persen. Nilai tengah antara keduanya dengan pembulatan adalah 71 persen atau skor 391. Artinya peserta SKD yang lulus ambang batas TWK, TIU dan TKP dengan skor minimum 391 diikutkan seleksi tahap selanjutnya yaitu SKB. Dengan demikian sistem rekrutmen CPNS lebih proporsional dan lebih adil. (Perhatikan lampiran)
  • Jumlah peserta SKB perlu diperbesar agar tidak terjadi perbedaan yang terlalu tajam antara kuota peserta SKB dengan jumlah peserta yang tidak bisa ikut SKB dengan mengacu pada kualitas yang ditentukan dari skor minimum untuk bisa ikut SKB. (Perhatikan lampiran: tabel perbandingan kuota peserta SKB dengan jumlah peserta yang tidak bisa ikut SKB

Demikianlah analisa lengkap mengapa sistem CPNS 2024 belum adil dan proporsional. Semoga kedepannya sistem seleksi CPNS semakin lebih baik. Selamat kepada saudara dan anak bangsa yang telah berhasil lulus untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya (SKB)! Barokallah...

lampiran 1: Tabel sistem proporsional dengan skor minimum untuk bisa ikut SKB

sumber gbr: dokumen pribadi
sumber gbr: dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun