Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Ronda di Pojok Merangin

7 Maret 2020   04:05 Diperbarui: 7 Maret 2020   04:10 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengisi kegiatan ronda malam dini hari (7 Maret 2020) demi mewujudkan keamanan tingkat RT 22 Perum Kota Mandiri Sei Ulak Nalo Tantan Kab. Merangin, Prop Jambi di tengah-tengah pemberitaan cara menghadapi bahaya virus Corona tentu tidak sia-sia. Dengan sugesti positif,  istirahat, makan dan olahraga yang cukup dan teratur insyallah imunitas tubuh terjaga pula. Teknis ronda yang sudah disepakati dalam rapat perangkat RT 22 ini untuk kemanan dari pencurian di antaranya adalah tim ronda menelusuri wilayah RT22 dan memungut uang iuran warga Rp 1000 di tiap rumah. Partisipasi iuran menurut pantauan saya karena uang yang terkumpul berkisar di angka 98.000 - 130.000 berarti jumlah Kepala Keluarga yang ikut partisipasi ada 98-130 KK . Setidaknya sekitar 65 persen dari seluruh warga RT 22 ikut partisipasi iuran. Alasan tidak partisipasi yang terpantau oleh saya adalah iuran Rp 1.000 per hari (atau menjadi 30 ribu rupiah per bulan) tidak disetujui beberapa warga (bila dikali 100 warga dan dikali 10 bulan bisa terkumpul 30 juta rupiah yang dapat dimanfaatkan untuk membeli tenda warga untuk suatu acara tiap warga misal yasinan, dan untuk membiayai program lainnya), dan karena ada sejumlah rumah yang belum ditempati. Alasan lainnya saya belum ketahui, tampaknya perlu survei di grup WhatsApp warga RT 22. Ya sebentuk angket yang menanyakan seberapa kesanggupan setiap warga mengenai iuran RT 22. Menurut pantauan saya, maksudnya obrolan di tengah ronda ada sejumlah diskusi mengenai kemungkinan opsi-opsi dan statemen. Kasus uang Rp 5000 tidak 'bersosok' 4000, personil ronda mungkin memungut dan berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sebelumnya. Atau yang memungut berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sesudahnya. Sehingga dikembalikan 4 ribu. Atau yang memungut berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sesudahnya. Sehingga diambil 5 ribu karena tidak ada uang kembaliannya (sosoknya). Atau mungkin ia berpikir udah ngantuk, capek, pengen cepat beres, besok harus kerja/ngantor, shg semua diambil dan semua di setor ke bendahara. Keempat-empatnya semua uang disetor ke bendahara. Tidak ada yg dirugikn. Tp muncul fitnah dikira tidak partisipasi membayar per hari Rp 1000. Artinya perlu sistem lain barangkali. 

Pertama, Lembar Rekap daftar per hari dan ditandatangi yang memungut (personil ronda) dan rekap jumlahnya yang ditempel di setiap rumah yang menggantikan peran kuitansi.

Kedua, perlu direkap persentase partisipasi pembayaran per hari, persentase kehadiran dan ketidakhadiran ronda.

Ketiga, perlu ditinjau ulang sebab rendahnya partisipasi jika memang setelah evaluasi hasilnya rendah.

Keempat kemungkinan levelisasi pembayaran iuran sesuai kemampuan dan kesadaran dan hati nurani masing-masing warga. Misal warga diberi opsi bayar 5 ribu, 10 ribu, 15 ribu, 20 ribu, 25 ribu atau 30 ribu rupiah (untuk satu bulan) yang dibayar cicil per seribu rupiah. Karena kebutuhan dan kemampuan warga berbeda-beda. Uang itu akan dipungut personil ronda pada malam hari.

Kelima, perlu dicek apakah ada peredaran uang 1000 setiap hari (150-an rumah). Bila warga punya toko mungkin banyak pecahan seribuan. Yang tidak punya mungkin agak sulit.

Keenam, keamanan uang di gelas plastik di dinding luar tiap rumah perlu dipertimbangkan. Memang uang tersebut untuk kontrol ronda apakah personil ronda sudah menelusuri setiap rumah atau tidak.

Ketujuh, sebuah apresiasi adalah tidak kurang 60 persen dari warga RT 22 berpartisipasi dalam ronda.

Kedelapan, sebuah apresiasi juga warga RT 22 memiliki kemauan gotong royong baik dari segi kegiatan  yasinan, pembangunan masjid, pembangunan taman dan ronda.

Menulis tidak perlu panjang-panjang. Dua sampai tiga paragraf sudah cukup, hanya perlu konsistensi. Malam ini tidak mengapa menulis cukup panjng. Menulis itu mudahnya adalah menulis diary, seperti diary ronda. Untuk rumah sebanyak 150-an dinilai cukup bagi tim ronda malam ini yang berjumlah 11 personil yang bisa hadir. Yang tidak bisa hadir 8 personil, semoga ke depan bisa full 19 personil untuk 3 pos. Karena tidak full jadi hanya berjaga di 2 pos. Struktur RT ini cukup menjadi cerminan gotong royong dan optimisme  menjaga wilayah NKRI. Bila seluruh RT di seluruh Indonesia ditambah program pemodalan dan pembinaan usaha kecil bagi masyarkat insyallah terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ayo ronda! Indonesia optimis! Salam merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun