Indonesia memiliki 2 musim saja tapi banyak beraneka ragam tumbuhan hewannya, beranekaragam adat istiadatnya, beranekaragam budayanya. Indonesia memiliki 1.340 suku dengan 2.500 macam bahasa daerah dengan jumlah penduduk 255 juta jiwa. Artinya Indonesia bisa atau memungkinkan menjadi negara maju peringkat 10 besar di dunia ini. Tapi adakah kita punya cita-cita itu, menjadi negara maju peringkat 10 besar? Kitalah yang pertama ditanya soal ke mana cita-cita bangsa Indonesia!
Secara alamiah sejak muncul kesadaran berpikir yang baik mulailah manusia itu menilai dirinya butuh kemerdekaan. Ia dapat berekspresi tapi bertanggungjawab terhadap hasil perbuatannya. Ia berpikir penjajahan itu tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan. Penjajahan itu sebuah kekejian dari dulu maupun zaman sekarang. Saat ini Palestina masih dijajah oleh Israel dan sekutunya. Baik penjajahan yang dilakukan oleh Israel maupun non-Israel.
Pada 1 Maret 1945 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk Jepang. Kemudian 1 Juni 1945 Soekarno yang merupakan anggota BPUPKI mengusulkan sebuah nama lima sila atau pancasila. Kemudian 22 Juni 1945 Piagam Jakarta yang berisi Pancasila ditetapkan BPUPKI.Â
Kemudian 7 Agustus 1945 dibubarkanlah BPUPKI dan dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketua oleh Sukarno. Pada 15 Agustus 1945 golongan muda yang diarsiteki Sutan Syahrir dan Chearul Saleh mendesak tokoh senior atau golongan tua agar tanggal 16 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan.Â
Baca juga: Rengasdengklok dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Golongan tua ingin usaha itu bekerja sama dengan Jepang agar tidak ada keributan besar terjadi yang artinya butuh waktu lama untuk kemudian bisa Proklamasi Kemerdekaan. Soekarno, Hatta dan lainnya di bawa ke Rengasdengklok, wilayah utara Jawa Barat yang relatif lebih aman dari intervensi tentara Jepang.Â
Pemikiran golongan muda pada akhirnya diterima. Tokoh golongan tua dibawa oleh golongan muda dan diamankan ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Akhirnya dirumuskanlah Pancasila itu pada malam dini hari dan pada pukul 10.00 WIB pagi harinya dibacakan teks proklamasi di kediaman rumah Soekarno, sebuah tempat yang relatif lebih aman.
Apa arti proklamasi kemerdekaan Indonesia bagi bangsa Indonesia? Ia adalah puncaknya kesadaran dan cita-cita merdeka bangsa Indonesia sejak lahirnya organisasi Boedi Oetomo 1908. Apa arti Pancasila? Ia menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.
Apa arti proklamasi kemerdekaan ini bagi seorang penuntut ilmu atau sebuah tim pelajar? Apakah merdeka berarti mandiri dan sebuah kebanggaan saja? Apakah sudah merdeka pemikiran dan kebudayaannya? apa kelanjutan atau cita-cita kita setelah Proklamasi kemerdekaan.Â
Proklamasi disemangati oleh nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, suka memberi bukan meminta. ia juga disemangati oleh kerjasama dan diplomasi.Â
Sebagai penuntut ilmu, kita perlu berjuang mengelola pikiran, perasaan, jiwa dan jasad kita untuk mengatur diri sendiri maupun kegiatan-kegiatan yang baik seperti bekerja sama dalam kepanitiaan remaja masjid, bekerja sama dalam kepanitiaan OSIS di sekolah, berkerja sama dalam kegiatan di kelas agar karakter prajurit dan pemimpin itu terbentuk dan terbiasa dalam kerja sebagai tim. Kemudian apalagi?Â
Baca juga: KMB dan Sikap Belanda terhadap Kemerdekaan Indonesia
Kita perlu menjaga semangat membaca, meneliti, menciptakan karya baru yang bermanfaat, kita perlu menyayangi kedua orang tua dan guru kita. Kita perlu membatasi penggunaan smartphone dan game online, membatasi pergaulan dengan lawan jenis. Itu semua tanda kita mampu mengelola diri.
Kita perlu menjaga amal-amal ibadah (shalih) seperti shalat baik yang fardu maupun yang sunnah, Allah Swt menjanjikan balasan yang besar bagi orang-orang yang beramal shalih agar Allah Swt mempermudah urusan kita atau memberikan pertolongan saat kita membutuhkan.
Apa arti Pancasila bagi kita pelajar muslim.\? Bagi kita Pancasila tidak jauh dari rukun Islam. Kita orang yang perlu dan berproses mempraktikkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Dua Kalimat Syahadat. Faktanya 6 agama yang diakui di Indonesia dapat hidup rukun dan tidak ada gangguan dalam beragama kecuali gangguan itu berbentuk terorisme yang indin memecah belah kerukunan beragama.
Kita mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab dengan puasa fardhu maupun sunnah. Kita berakhlak terbaik dengan emosi yang stabil berkat puasa. Dengan puasa kita terlatih memanusiakan manusia.
Ibadah Haji cerminan persatuan (Sila ke-3). Kit ajuga berproses dengan gotong royong dan mengutamakan tujuan bersama.Â
Shalat mencerminkan kehidupan permusyawaratan (sila ke-4) karena ada imam dan makmum. Imam diikuti (taati) namun makmum boleh menegur imam jika bersalah (seperti lupa rakaat shalat) dengan lafadz "Subhanallah" sebagai bentuk komunikasi dua arah maupun demokrasi. kita terus berlatih dialog bersama (dalam beberapa hal) untuk mengambil keputusan solutif.
Penunaian zakat (Infaq, sedekah, hibah, waqaf, berqurban) tanda bahwa seorang muslim memperhatikan golongan lemah untuk dibantu agar terwujud keadilan sosial (Sila ke-5). Kita juga terus berproses berbagi reeki, donasi, hadian daam bertetanggaan.
Baca juga: Tinjauan Kembali Historiografi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
JAdi siapa yang lebih mencintai Pancasila?
Allah berfirman dalam surah an Nashr yag diturunkan pada tahun ke 8 H di Madinah, "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat."
Kita sudah menang 74 tahun yang lalu sesaat proklamasi kemerdekaan RI. Akan tetapi bukan berarti menjadikan kita bersantai-santai atau sekadar memeriahkan suasana di bulan Agustus dengan atribut-atribut bendera, umbul-umbul dan lainnya. Kita perlu memeriahkan dengan atribut itu, namun perlu juga ditambah dengan mengambil semangat proklamasi ini.Â
Kita perlu menjaga diri kita dengan bersyukur kepada Allah Swt, kita berzikir memuji Allah, memohon ampunan kepada Allah Swt agar kita terhindar dari kesombongan atau keangkuhan.Â
Kita memohon agar Allah Swt suatu saat nanti mewafatkan kita dalam keadaan muslim.Â
" ... Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat."Â
Dengan semangat nilai-nilai ini (perjuangan, pengorbanan, bahagia memberi bukan meminta dan kerjasama), insyaalah kita bisa menjadi pribadi yang berkemajuan, pun negaranya berkemajuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H