Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk Menyimak Misi FPRJ di Merangin!

15 Februari 2017   11:35 Diperbarui: 15 Februari 2017   12:01 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih, menurut Zostavia, kegiatan yang bersifat membangun mental remaja atau pemuda untuk menghindari efek negatif kenakalan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas perlu direspon positif. Kegiatan Pelatihan OSIS SMA termasuk sebagai upaya penyelamatan generasi muda secara tidak langsung. Peserta pelatihan tersebut dapat menjadi agen perubahan mental untuk teman-temannya di sekolah (jambi.kemenag.go.id).

Menurut Mahshuri pakar Parenting di Malang, Jawa Timur, ciri generasi yang lemah yang perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah:

1. Tidak bisa menentukan rencana masa depan, misal menentukan cita-cita atau rencana studi

2. Menyepelekan dan menentang nasihat yang diberikan orang tua dan guru

3. Sudah baligh tapi suka melalikan atau meninggalkan kewajiban

4. Sangat susah diajak bertukar pikiran, tidak mau cerita tentang pengalaman dan pertemanan

5. Terlalu tergantung atau manja pada orang tua sampai ia dewasa fisiknya.

Berdasarkan Statistik Pendidikan 2016 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik, bahwa satu dari 100 pemuda Indonesia umur 15-24 tahun tidak bisa baca tulis (Angka Melek Huruf tahun 2016 sebesear 99, 67%). Meskipun sudah cukup tinggi, Angka Melek Huruf penduduk umur 15-24 tahun masih kurang dari 100 persen (BPS, 2016). Hal ini juga menunjukkan pentingnya pendidikan bahasa indonesia, bahasa inggris maupun baca tulis Qur’an.

Angka ini sebagai indikator untuk mengukur ketercapaian target SDGs (Sustainable Development Goals), yakni pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi. Oleh karena itu perlu adanya perkumpulan pelajar di Merangin yang serius ‘membidani’ kelahiran remaja-remaja kuat yang mandiri, menunaikan kewajibannya dan sering bertukar pikiran agar terwujud masa depan yang cerah dan kita tidak kehabisan stok pemimpin bangsa sesuai dengan cita-cita NKRI sejak merdeka tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang dapat dicapai melalui pendidikan.

Oleh karena itu saran kami untuk Pemerintah Merangin dan semua pihak, perlu mendukung secara materi maupun moral bagi organisasi-organisasi atau pergerakan pemuda yang serius menangani dan menjadi solusi bagi permasalahan remaja atau pemuda-pemudi Merangin, khususnya masalah Narkoba dan perilaku pergaulan yang negatif. Mari kita dukung bersama misi-misi: (a) membina kepribadian, keimanan dan ketaqwaan generasi muda Merangin; (b) meningkatkan potensi intelektual, kemandirian, dan kepemimpinan generasi muda Merangin; (c) menghidupkan organisasi-organisasi generasi muda sebagai wadah mengembangkan potensi; dan (d) mewujudkan suasana kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan religius di sekolah, kampus maupun di masyarakat! demikianlah misi-misi Forum Peduli Remaja Jambi.

[1] Waduh Pelajar di Merangin Masuk DPO Kasus Narkoba. metrojambi.com 22/02/2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun