Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Peccatum Contra Naturam

29 Januari 2016   22:48 Diperbarui: 30 Januari 2016   14:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gay (sumber: bbci.co.uk)"][/caption]

Homoseksual menjadi legal di 50 negara bagian AS pada tanggal 26 Juni 2015, sekitar 1 semester yang lalu. Dimungkinkan menguatnya gerakan LGBT di Indonesia. Tersambung pada pernyataan RR Sri Agustine kepada BBC Indonesia, “(Ini) menjadi motivator. Semakin banyak negara-negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis, akan semakin menguatkan gerakan-gerakan kita.”

Pada saat itu tagar di twitter tanda dukungan ke LGBT lebih besar daripada yang kontra (dalam 72 jam terakhir), di kalangan yang berbahasa inggris. Sebleumnya 37 negara bagian AS melegalkan pernikahan sesama jenis.  Ini memperlihatkan perjuangan dari penggiat LGBT, bayangkan saja dari 37 negara bagian menjadi 50 negara bagian melegalkan pernikahan sesama jenis!

Sejumlah analisa menganggap ini sebagai cara ‘konspirator’ menekan pertumbuhan penduduk global. Sedangkan yang lainnya mengasumsikan ini sebagai kewajaran karena di dunia hewan, homoseksual memang benar terjadi, mulai dari insecta (serangga) sampai mamalia. Analisa lainnya adalah, homoseksual pada dunia hewan hanya sebagai kesenangan. Ada pula pendapat, bahwa homoseksualitas dapat mengurangi persaingan antar individu dalam satu spesies.

Masih ada lagi, apa yang ditunjukkan pada hewan yang homoseksual itu, hanya permainan di masa muda untuk melatih otot-ototnya. Ada juga pendapat, jantan yang memilih perilaku homoseksual, maka memberi peluang pada betina agar fokus merawat bayinya sehingga kelestarian jenis tetap berlangsung hingga sekarang.

Dalam perdebatan sengit menganai homoseksual ini sampai diajukan argumen bahwa homoseksual terjadi pada kingdom animalia, dan dianggap tidak ada yang salah dengan homosesksual diterapkan pada manusia. Yalescientific memberitakan (4/3/2012) bahwa di dunia ini spesies dari kingdom animalia yang memerankan homoseksual mencapai 450 spesies.

Sebelumnya pertama kali yang mempublikasikan burung, lebah, kutu sebagai hewan yang berpreilaku homoseksual adalah Cole Porter pada tahun 1992, penulis lagu asal AS.

Pada 23 Juli 2004 National Geographic memberitakan dengan judul “Homosexual Activity Among animals Stirs Debate”.

Pada 24 Juli 2004 diputar di AS film dokumenter tentang peran betina dalam perilaku kawin, Girl Power yang terkait dengan dokumenter homoseksualitas hewan liar.

Pada 20 April 2013 listverse.com memberitakan “10 Animals That Practice Homosexuality”.

Pada 6 Februari 2015 BBC memberitakan homoseksualitas pada dunia hewan dengan judul “Are there any homosexual animals?

Pada 24 Juni 2015 ForumSains.com mendikusikan homoseksual dengan judul “Homosex hanya terjadi pada manusia.”

Apapun perdebatannya, marilah berpikir bahwa tidak semua yang ada pada hewan menjadi teladan bagi kehidupan manusia. Contoh, perilaku singa dan banyak hewan lainnya membunuh bayinya. Perilaku homoseksualitas pun sebenarnya tidak perlu dicontoh.

Lagipula kelestarian spesies makhluk hidup tidaklah menjadi yang seperti saat ini, seandainya lebih banyak dari mereka berperilaku homoseksual. Keragaman spesies kita ketahui sebagai keseimbangan alam, kecuali Tuhan berkehendak lain.

Tak hanya kita, orang secerdas Charles Darwin pun memahami bahwa spesies lahir dari reproduksi seksual. Sifat-sifat unggul bertahan karena seleksi alam, keberhasilan reproduktif dan adaptif. Sedangkan di kalangan neo-darwinisme berteori bahwa mutasi dapat mengarahkan kepada mikroevolusi (terbentuk speies baru). Kelihatannya manusia yang memilih perilaku homoseksual ini seolah menyeleksi diri sendiri  (membuang gennya gari gene pool karena tidak dapat mewariskan gennya kepada keturunan) atau menganggap dirinya telah mengalami mutasi, sehingga menyimpnag dari kealamiahan. Mereka tidak mengerti cap “dosa terhadap alam” atau peccatum contra naturam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun