Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sherina dan Obama Dirasuki Setan: Dukung Gay-Lesbi!

30 Juni 2015   15:50 Diperbarui: 30 Juni 2015   15:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="komunitas gay-lesbi (sumber: kompas)" ][/caption]

Belum sempat saya bertanya ke hati, alam telah lebih dahulu menjawab bahwa pernikahan sesama jenis adalah suatu hal yang abnormal. Bagaimana ketidaknormalan itu dipahami? Mari menyimaknya!

Saya contohkan beberapa saja. Mulanya saya harus memahami dulu bahwa karakter yang saya miliki dipengaruhi oleh gen yang terkandung dalam kromosom. Kromosom itu sendiri berada di dalam nukleus (inti sel).

Kemudian haruslah saya memahami terlebih dahulu apa itu kromosom seks dan kromosom somatik. Sederhananya kromosom seks (gonosom) mengandung gen untuk jenis kelamin apakah pria atau wanita. Sedangkan kromosom somatik (autosom) mengandung gen untuk karakter sifat tubuh secara umum, misal rambut, warna kulit, warna iris mata dan seterusnya.

Jumlah total kromosom manusia normal adalah 46. Disimbolkan dengan 44 autosom dan 2 gonosom (selanjutnya autosom saya singkat dengan A). Laki-laki memiliki symbol 44 A + XY yang lahir dari ovum yang 22 A + X dengan sperma yang 22 A + Y. Sedangkan perempuan, 44 A + XX yang terlahir dari ovum yang 22 A + X dengan sperma yang 22 A + X. Ingat, gonosom X lebih panjang jika dibandingkan dengan gonosom Y. 

[caption caption="Beda Gonosom X dan Y (ilustrasi: doc pri)" ]

[/caption]

Jika mengalami kekurangan atau kelebihan kromosom dampaknya adalah karakter yang abnormal. Ini terjadi krena gagal pemisahan kromosom (non-disjunction) saat pembelahan sel (meiosis). Misal sindrom down (45 A dan XX atau 45 A + XY = total 47 kromosom). Cirinya, kecerdasan di bawah rata-rata kecerdasan manusia pada umumnya dengan kata lain terbelakang mental. Ia juga mengalami malformasi organ dan jaringan.

Contoh berikutnya adalah sindrom turner dengan 44 A + X (total 45 kromosom). Cirinya, sifat kelamin sekunder kurang normal dan biasanya intelegensianya rendah.

Contoh berikutnya lagi, sindrom klinefelter dengan 44 A + XXY (total 47 kromosom). Sifat kelamin sekunder tidak normal, steril (mandul), testis sangat kecil, sedikit rambut di bagian muka, payudara tumbuh pada pria, biasanya intelegensia rendah.

Lalu bagaimanakah dengan perempuan yang menikah dengan perempuan (lesbi) atau laki-laki menikah dengan laki-laki (gay). Itu sudah jelas tidak normal seolah mereka sengaja menjadikan dirinya steril seperti sindrom klinefelter. Padahal kalau mereka bertaubat mereka dapat memiliki keturunan (anak).

Selain itu, seolah mereka (gay dan lesbi) menge-cap diri sebagai orang yang memiliki intelegensia rendah sebab memaksa diri mereka menjadi pengidap syndrome. Masalahnya mereka kurang berpikir saja, saya kira begitu. Kalau mereka berpikir bagus dan bersih saya yakin bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah kesalahan besar karena mereka telah memilih jalan hidup abnormal padahal telah dianugerahkan kepada mereka sperma (22 A+ X atau 22 A Y) atau ovum yang normal (22 A + X) untuk menghasilkan keturunan (anak).

[caption caption="kariotipe dalam sel tubuh dan sel kelamin (ilustrasi)" ]

[/caption]

Dengan begini kan udah jelas alam menghukum siapa yang memilih jalan abnormal. Tapi kalo mereka masih juga ingin menikah sesame jenis dan mendapatkan keturunan dengan cara IVF (In Vitro Fertilization) atau program bayi tabung dengan mengambil sperma orang lain (laki-laki) malah muncul masalah baru. Adakah orang yang mau mendonorkan spermanya?

Lalu bagaimana dengan yang gay? Mau ditanam di mana itu embrio hasil IVF, ya terpaksa ke rahim (uterus) orang lain (perempuan).

Saya sarankan Sherina Munaf dan Obama yang setuju dengan pelegalan Undang-undang pernikahan sesama jenis untuk mendonor ovum atau sperma! Lalu siapa yang berkenan mendonor sperma atau ovum? Saya yakin keduanya gak mau dan banyak orang yang gak mau mendonorkan.

Anggap saya mau mendonorkan, anggap saya bodoh, dampaknya nanti adalah anak mereka itu juga adalah anak kandung saya, karena secara genetik, saya memiliki saham.

Akhirnya alam seolah memberi nasihat: “udah lah, jangan ngambil jalan abnormal!”

Kemudian dari sisi agama Islam juga bahwa perkawinan sesama jenis secara tegas dilarang.

“Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik (QS. al-Anbiya [21]:74)

“Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth (HR. Ibnu Majah)

“Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth [Rasulullah Shollallahu’alaiwasallam mengulanginya sebanyak tiga kali] (HR. Nasa’i)

Kajian ini untuk mendukung Undang-Undang yang telah ada seperti Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam pasal 1 perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Seandainya pernikahan sesama jenis hanya untuk main-main, bukan untuk melanjutkan keturunan, dan bukan membangun peradaban, yah hasilnya kejahiliahan. Orang yang menyetujui, mendukung, mempopulerkan termasuklah Umat Jahiliah. Silahkan saja Anda nilai sendiri!

 

@Bangko, Mahendra, S.Pd. & Andreas Faisal, S.Pd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun