Di Malaysia, Thailand dan sejumlah Negara maju telah memiliki single identity number yang merangkum semua data kependudukan untuk berbagai kepentingan, ini menunjukkan koordinasi yang baik antara lembaga-lemabaga administrasi kependudukan juga kepolisian. Sedangkan di Indonesia masyarakat akan setidaknya memiliki tiga kartu, NPWP, KTP, SIM, (plus Paspor, dan Kartu INAFIS jika ada). Kepolisian membutuhkan Kartu INAFIS ini untuk kepentingan penyidikan dan penyelidikan.
Saya tidak tahu seperti apa perkembangannya Kartu INAFIS ini. Saya berkunjung ke inafis.net dan tidak banyak informasi yang saya dapat. Seandainya Margriet punya Kartu ini apakah akan sangat membantu kepolisian? Saya tidak tahu.
Â
Di Balik Kasus Kematian Angeline
Kartu INAFIS mungkin menjadi misteri, seperti juga misteri di balik kasus Angline. Apakah kasus ini sengaja disorot (blow-up) untuk mengalihkan publik dari topik Dana Aspirasi, Kasus Dahlan Iskan, Polisi vs KPK, Lulung vs Ahok, Rupiah Ambruk, atau topik Janji Jokowi Belum Dipenuhi, atau topik Hukum Mati Pengedar Narkoba? Saya tidak tahu. Itu mungkin saja terjadi, mungkin pula itu tidak terjadi. Kalau mau diteliti, itu sangat berat sekali. Memang masuk akal juga sebuah pertanyaan seberapa pentingkah kasus Angeline yang menjadi isu nasional ini dibanding masalah masa depan generasi bangsa seperti kasus para pengedar narkoba yang tidak diberi hukuman jera. Memang masuk akal dugaan adanya pengalihan isu karena akhir-akhir ini kasus pembunuhan menjadi headline, tak hanya kasus Angeline ini.
Di masjid di Merangin Prop. Jambi pada bulan Mei hingga menjelang akhir Juni ini pun saya tidak mendengar khutbah tentang kematian Angeline. Namun, tentu setiap kejadian ada hikmahnya.
Â
Sebuah Pesan
Marilah mempercayakan Kepolisian untuk mengungkap kasus kematian Angeline ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H