Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa: Aspek Privat dan (Dampak) Publiknya

25 Juni 2015   07:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keutamaan puasa sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa Rasulullah Shollallhu’alaihiwasallam bersabda

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan disertai keimanan dan harapan kepada Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. Dan barangsiapa menghidupkan malam lailatul qadar (dengan ibadah) disertai keimanan dan harapan kepada Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).

Kita dapat mengambil hikmah dari puasa, di antaranya sebagaimana ditulis Dr. Jamal Elzaky:

Pertama. Puasa merupakan media untuk mensyukuri nikmat, karena dengan berpuasa kita menahan nafsu untuk makan dan minum, berhubungan badan, yang semuanya merupakan nikmat yangplaing besar dan paling diinginkan manusia. Nikmat-nikmat itu sering dilupakan. Manusia baru mengingat nikmat itu ketika kehilangan atau tak lagi merasakan nikmat-nikmat itu. Jadi, puasa mengajarkan manusia untuk mensyukuri nikmat tersebut.

Kedua,  puasa mengantar kaum muslimin menuju takwa. Jika  nafsu dapat dikendalikan sehingga manusia  dapat menahan diri dari sesuatu yang halal karena mengharap ridho Allah dan takut akan siksa-Nya yang pedih, maka insyaallah manusia akan terbiasa untuk menahan diri dari segala yang haram.

Ketiga, puasa engendalikan syahwat. Karena lapar mencegah diri dari syahwat.

Keempat, puasa akan melahirkan rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan kepada orang miskin atau kurang mampu. Sebab orang yang berpuasa merasakan bagaimana kondisi mereka yang sering lapar.

Kelima, puasa  memiliki kekuatan untuk mengusir setan, karena media untuk menyesatkan dan mencelakan manusia adalah syahwatnya.

Khalid Ahmad Abu Syadi pernah mengatakan bahwa puasa melatih seseorang untuk ‘menundukkan’ pandangannya (terkendalinya syahwat melihat yang haram).

Seolah puasa ini sebagai limpahan spiritual dari Allah. Ibnu ‘Atha’illah pernah berkata tentang limpahan spiritual, “Allah subhanahuwata’ala memberikan limpahan spiritual kepda engkau agar Dia bisa menyelamatkan engkau dari cengkeraman orang lain dan membebaskan engkau dari perbudakan materi.” Pada titik ini pun kelihatan dampak publik dari shaum.

Ya, puasa pun membebaskan seseorang dari perbudakan oleh materi seperti makan dan minum yang tidak terkendali. Perbudakan materi akan menghalangi seseorang untuk mengetahui rahasia-rahasia ilahi, demikian disampaikan Pakih Sati Lc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun