[caption id="" align="aligncenter" width="337" caption="ilustrasi (thinkstockphotos)"][/caption] Kemarin, kelulusan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) mulai dapat dilihat. Bagi adik-adik yang belum berhasil atau beruntung hendaknya tetapmenjaga semangat belajarnya ya. Karena masih ada kesempatan yang lain seperti Ujian Masuk masing-masing Universitas (kalo di UI namanya SIMAK UI), UMB (Ujian Masuk Bersama) dan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Apalgi yang bercita-cita menjadi dokter. Jika belum berhasil di SNMPTN maka lakukan jalur tes yang lain baik di perguruan tinggi swasta maupun negeri.
Selanjutnya tentang biaya yang mahal mencapai ratusan juta rupiah cobalah untuk optimis terlebih dahulu. Kita tidak tahu rejeki kita di masa depan, boleh jadi ada rezeki dengan datangnya beasiswa secara tidak disangka-sangka.
Meski juga pernah terjadi tawar-menawar sampai 250 juta rupiah untuk mendapatkan satu kursi di fakultas kedokteran hendaknya tidak membikin adik-adik pusing. Fokuslah untuk dapat mencapai cita-cita adik-adik. Fokuslah kepada hal-hal yang mengantarkan adik-adik menuju fakultas idaman tersebut.
Meski resiko setelah tamat kuliah di kedokteran pun tidak bisa dibilang rendah, seperti tuntutan hukum ketika terjadi kasus mal praktik yang belum tentu benar. Meski resiko mendapat gaji rendah ketika melaksanaakan pengabdian di desa-desa di penjuru Indonesia, misal dgaji dengan tak jauh dari 1.250.000 rupiah per bulan. Selain itu juga dokter beresiko terinfeksi saat menangani pasien.
Meski ada oknum dokter yang berbisnis dengan perusahaan obat dengan cara yang tak wajar demi mendapat bonus atau meski ada oknum dokter yang mencari uang dengan sedikit-sedikit merekomendasaikan operasi padahal tak perlu operasi. itu semua karena ketidak sesuaian uang kuliah dengan penghasilan bekerja sebagai dokter. Meski dokter PNS pun gajinya tidak sebanding biaya kuliah. Meski pun dokter baru bisa kaya dengan cara berbisnis membuka rumah sakit atau klinik.
Janganlah takut. Jangan takut ya adik-adik. Tantangan yang besar menghasilkan kesuksesan yang besar pula. Sebab pengalaman belajarnya juga besar . Saya punya temen mahasiswa kedokteran dari UNSRI (Universitas sriwijaya di Sumatera Selatan) yang pengabdiannya di Kuala Tungkal, menurut beliau, ia enjoy aja menghadapi proses-proses dalam perkuliahan kedokteran.
Saya sempat berkunjung ke rumah kosnya di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, kamarnya sempit dan isinya penuh dan rapi. Ia suka bangun subuh, katanya menyehatkan. Saya sempat bertanya tentang penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan sistem rangka. Ia menjelaskan dengan mudah dimengerti. Kelihatan orangnya asyik, tak lama kemudian sekitar 2 atau 3 bulan ia menikah. Wah berarti tak selamanya kan cita-cita dokter itu terlihat sangat sulit digapai, dan tak selamanya kan menjadi dokter itu tidak membahagiakan dan tidak berkecukupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H