Setiap tahun pada tanggal 31 Mei dikampanyekan Wold No Tobacco Day dengan topik khusus. Pada tahun 2010 kampanye World No Tobacco Day dengan poster wanita yang bertuliskan besar, Chic? No throat Cancer atau menawarkan kampanye cantik itu adalah tidak kena kanker tenggorokan. Kampanye ini dilengkapi dengan kampanye smoking is ugly, merokok itu bikin jelek. Poster keduanya, Glamour? No, MouthCancer (Sehat bukan glamour, sehat adalah pilihan terbaik dan pertama yaitu tidak mengidap kanker mulut). Ketiga, Sex Appeal? No, Second-Hand Smoke (sehat bukan mendahulukan daya tarik terhadap lawan jenis, sehat adalah pilihan terbaik yaitu jauh dari asap rokok). Keempat, Style? No Gangrene (Sehat bukan gaya-gayaan, sehat adalah pilihan terbaik dan pertama yaitu jaringan paru-paru bebas dari nekrosis (kematian jaringan) . Kelima, Tobacco-Free: It’s Woman Right (kesehatan adalah pilihan terbaik dan pertama yaitu bebas dari rokok dan itu adalah hakasasi wanita).
[caption id="attachment_415547" align="aligncenter" width="157" caption="(Kampanye No Tobacco, 2010)"][/caption]
[caption id="attachment_415555" align="aligncenter" width="160" caption="(Kampanye No Tobacco, 2010)"]
[caption id="attachment_415556" align="aligncenter" width="160" caption="(Kampanye No Tobacco, 2010)"]
[caption id="attachment_415557" align="aligncenter" width="158" caption="(Kampanye No Tobacco, 2010)"]
[caption id="attachment_415558" align="aligncenter" width="160" caption="(Kampanye No Tobacco, 2010)"]
Ini mungkin menyesuaikan fakta saat itu yakni 20% dari perokok dunia adalah wanita. Wanita target utama bagi industri tembakau. Kenapa WHO sampai demikian kampanyenya? Karena memang merokok itu sungguh tidak bermanfaat bagi kesehatan. Ada yang lebih baik dan halal kenapa pilih yang tidak menyehatkan?
Walaupun posternya cuma satu kali ini (tahun 2011) bukannya melemah kampanye WHO. Pada tahun 2011, epidemi tembakau telah membunuh6 juta orang tiap tahun. WHO fokus pada kontrol tembakaudan mengkonsolidasikan elemen-elemen masyarakat, merangkul setiap partisan untuk partisipasi dalam konferensi di Geneva pada posternya kali ini. Seakan tidak menyerah, WHO menyatakan, “There Ways to Save Live” (ada cara menyelamatkan kehidupan).
[caption id="attachment_415548" align="aligncenter" width="349" caption="(Kampanye No Tobacco, 2011)"]
Pada tahun 2012, WHO mengkampanyekan dengan tulisan “Intimidation” dan “stop tobacco industryinterference”atau nuansanya, “hentikan intimidasi Industri Tembakau!” WHO secara berani melawan agresifnya industri tembakau.
[caption id="attachment_415559" align="aligncenter" width="349" caption="(Kampanye No Tobacco, 2012)"]
Pada tahun 2013, power kampanye dalam posternya meningkat. WHO membuat dua poster. Pertama, “Are you being manipulated?” dan yang kedua, “Free Your self!” menurut Saya terjadi fokus yang lebih intens, sebelumnya (2012) menyudutkan industri tembakau dan kemudian (2013) ‘menghasut’ perokok. Tidak ada makna lain selain semakin kuatnya daya kampanye.
[caption id="attachment_415550" align="aligncenter" width="404" caption="(Kampanye No Tobacco, 2013)"]
[caption id="attachment_415551" align="aligncenter" width="404" caption="(Kampanye No Tobacco, 2013)"]
Tahun berikutnya bukan melemah, malah meluaskan sudut pandang, beranjak ke ‘menembak’ negara. Pada tahun 2014, kampanye WHO membidik power negara, ‘menghasut’ negara agar menaikkan pajak. Sangat jelas dan kontras, dikampanyekan WHO, dengan dua hal yang berbanding terbalik yakni menaikkan pajak akan menurunkan angka penyakitdan kematian akibat tembakau. Semakin pajak atas rokok rendah maka semakin meningkat jumlah penyakit dan kematian. Kalau selama ini Negara menyoal hitungan ekonomis maka di sinilah ‘kecerdasan’ WHO membaca situasi, seolah WHO berpesan, kami cuma sederhana tentang kesehatan: berhentilah merokok. Seolah dipersepsikan, Negara takut berhadapan dengan industri tembakau. Lagi, yang ditulis dalam WHO bahkan lebih mendidik, yakni “Raising Tax on Tobacco: What You Need To Know?” WHO mengkampanyekan mitos-mitos seputar dilema tembakau dan ekonomi (WHO, 2014).
[caption id="attachment_415553" align="aligncenter" width="369" caption="(Kampanye No Tobacco, 2014)"]
Lalu bagaimanakah poster pada kampanye Wold No Tobacco 2015? Mungkin WHO menyerang industri rokok termasuk e-rokok (rokok elektrik) dengan poster, “Mari Musnahkan rokok.”Saya kira WHO tidak akan memunsnahkan tembakau tapi memusnahkan rokok. Mungkin juga, WHO merekomendasikan negara agar rokok dibuat dengan kemasan tidak menarik sedikitpun. Semua kemasan rokok dibuat seragam,polos, serta merek cuma dengan huruf. Tidak berhiasan sedikitpun, termasuk hurufnya.
Saya tidak melihat semakin melemahnya kampanye WHO, justru melihat kampanye makin kuat. Mungkin juga, kampanenyenya, “Matilah Kau Industri Tembakau!” atau World War III to Tobacco. Karena berdasarkan pengalaman saya dalam tim promosi yang mungkin dapat dianalogikan. Bahwa cara yang sama tidak akan berhasil untuk di masa kemudian hari. Setelah berkomunikasi dengan pimpinan sebuah lembaga, ia mengatakan,“alhamdulillah tahun ini promosi kita dihadiri peserta yang lebih banyak.”
Saya jadi menimbangkan apa yang telah dilakukan oleh tim (termasuk saya sendiri). Pertama sekarang anggota tim intisudah bertambah. Kedua, komunikasi (mengundang peserta) lebih kuat (mulai dari penelponan, sms, finansial komunikasi) dari tahun sebelumnya, ketiga, peserta yang diundang lebih banyak.
Hasilnya, dari 2067 peserta yang diundang, hadir 408 yang dibagi ke dalam dua sesi acara. Jumlah yang terekrut (jadi pelanggan) ada 12 orang, di hari acara itu juga. Ternyata hampir 20% yang hadir. Dari yang hadir itu, hampir 3% yang terekrut.Kata pimpinan, "hasilnya semua mengalami peningkatan".
Kenapa kampanye WHO makin kuat? Agar semakin banyak orang yang ‘terhasut.’ Ingat dalam tanda petik!
Setelah berkunjung ke laman website WHO ternyata prediksi saya salah, menurut saya power kampanye malah menurun karena ‘bidikan' WHO kurang substansif. Seharusnya menurut saya WHO lebih kejam lagi terhadap industri tembakau karena pesan kesehatan sangat sederhana bahwa “tembakau (rokok) membunuhmu”. Membeli tembakau (rokok) hanya untuk merusak kesehatan, khususnya sistem pernapasan dan peredaran darah.
Tahun 2015 ini WHO mengusung tema “Beware! Illegal Tobacco” artinya ”Berhati-hatilah terhadap tembakau ilegal!”
Diketahui bahwa 1 dari 10 produk tembakau yang dikonsumsi secara global adalah produk illegal. Kaliini WHO mengajak negara-negara untuk bekerjasama mengakhiri perdagangan ilegal produk tembakau. Diperkirakan di Eropa kerugian dari dampak produk illegal ini adalah 10 miliar euro per tahun karena tidak membayar bea cukai dan pajak.