[caption id="" align="aligncenter" width="314" caption="Dari kiri: Profesor Isamu Akasaki (Universitas Meijo), Profesor Hiroshi Amano (Universitas Nagoya), dan Profesor Shuji Nakamura (Universitas California) (image source: NHK World Japan)"][/caption]
Seperti dikabarkan NHK World Japan, [1] baru-baru ini, tepatnya kemarin Raja swedia Carl Gustaf memberikan medali penghargaan kepada para ilmuwan dalam sebuah upacara di pusat kota Stockholm. Seorang anggota Komite Nobel atau penyelenggara, memuji upaya gigih yang ditunjukkan Profesor Isamu Akasaki dari Universitas Meijo, Profesor Hiroshi Amano dari Universitas Nagoya, dan Profesor Shuji Nakamura dari Universitas California, Santa Barbara. Mereka menciptakan kristal gallium nitrida yang diperlukan untuk memproduksi cahaya biru LED (Light-Emitting Diode).
Apa sih hebatnya penemuan mereka sampai-sampai dua kali diberitakan mendapat Nobel Fisika? Seperti dikabarkan Kompas.com,[2] mereka mendapatkan penghargaan Nobel Fisika sebelumnya yakni pada 7 Oktober 2014 di Stockholm. Temuan mereka lebih ramah lingkungan untuk menerangi dunia. Bayangkan, lampu LED biru memberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup 1,5 juta orang di dunia yang hingga kini belum terjangkau penerangan!
Cahaya biru LED lebih hemat ketimbang lampu pijar. Lampu LEDbiru bisa bertahan hingga 100.000 jam sedangkan lampu pijar hanya 1.000 jam dan lampu fluorensens 10.000 jam.
Artinya daya tahan lampu LED biru 10 kali lampu fluorensens atau 100 kali lampu pijar. Wajar jika seorang anggota komite Nobel berkata, “Lampu pijar menerangi kita pada abad 20, lampu LED biru menerangi kita di bada ini, abad 20.”
[caption id="" align="aligncenter" width="101" caption="Lampu Pijar Tahan 1.000 Jam (image source: encrypted-tbn0.gstatic.com)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="150" caption="Lampu Fluoresens Tahan 10.000 Jam (image source:encrypted-tbn3.gstatic.com)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="179" caption="Lampu LED-biru Tahan 100.000 Jam (image source:encrypted-tbn2.gstatic.com)"][/caption]
Apa yang dikabarkan oleh NHK World Japan tidaklah menyalahkan apa yang dikabarkan Kompas.com pada 7 Oktober 2014. NHK World Japan menerangkan, bahwa ketiga profesor tersebut adalah ilmuwan kelahiran Jepang. Sementara Kompas menerangkan Shuji Nakamura studi di Amerika Serikat, dua ilmuwan lainnya studi di Jepang.
Ketiga ilmuwan tersebut menunjukkan bahwa upaya menyempurnakan hasil temuan mereka tidaklah terhambat oleh susahnya berkoordinasi. Mereka tetap mampu berdiskusi meskipun Shuji Nakamura studinya di AS sedangkan Isamu Akasaki dan Hiroshi Amano studinya di Jepang. Perlu diketahui, dikabarkan oleh Republika.co.id[3] bahwa kini Shuji Nakamura menjadi berkewarganegaraan AS.
Sebenarnya kapan sih penyerahan Nobel Fisika tersebut? Pada 7 Oktober 2014 atau 10 Desember 2014? Mana yang benar, NHK World Japan atau Kompas? Republika juga mengabarkan penyerahan Nobel Fisika tersebut pada 7 Oktober 2014. Jadi mana yang benar?
Berdasarkan nobelprize.org[4,5,6]Nobel Fisika diberikan di Aula Magna, Stockholm University, Swedia, pada 8 Desember 2014. Nah manakah yang benar? Kalaupun dihitung dengan perbedaan waktu wilayah timur dengan barat maka tidak sampailah berbeda lebih dari 24 jam. Tanggal 7 Oktober, 10 Desember, dan 8 Desember menunjukkan perbedaan waktu lebih dari 24 jam. Jadi mana yang benar?
Namun, yang terpenting adalah penemuan mereka benar adanya. Mereka adalah ilmuwan hebat yang harus dijadikan teladan bagi anak bangsa. Berpikir tentang bagaimana memberikan kemudahan bagi banyak orang. Mereka sedikit contoh tentang kebangkitan Asia yang menandai Kiblat Pendidikan tak hanya Barat tapi Timur juga.
[caption id="" align="aligncenter" width="240" caption="Isamu Akasaki Dalam Upacara Penyerahan Penghargaan Nobel Fisika (image source:nobelprize.org)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="256" caption="Hiroshi Amano Dalam Upacara Penyerahan Penghargaan Nobel Fisika (image source:nobelprize.org)"]
Read more:
[1]http://www3.nhk.or.jp/nhkworld/indonesian/top/news03.html
[4]http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/2014/akasaki-lecture.html [5]http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/2014/amano-lecture.html [6]http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/2014/nakamura-lecture.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H