Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Uang: PKS Hancur (Bag. 10)

1 Januari 2015   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban yang Belum Disosialisasikan Bank Indonesia

[caption id="attachment_387633" align="aligncenter" width="350" caption="Seperti Evolusi Burung, Evolusi Uang Fiat Terus Diperdebatkan (imagesource: Dokumen Pribadi/1/1/15@Ka.Tungkal)"][/caption]

Di tengah gonjang-ganjing nilai tukar rupiah penting pula membaca sejarah. Perdebatan mengenai uang dan bank semakin berkembang. Tapi apakah Pertanyaan berikut ini sudah dijawab oleh Bank Indonesia? Mari cek bersama!

Mengapa inflasi sering terjadi? Kenapa tidak sebaliknya?

Apa benar inflasi bukan tanggungjawab bank central, tapi tanggungjawab manusia karena sifat alamiah manusia yang selalu ingin meraih keuntungan? Kalau begitu apa bedanya Bank Central yang udah jelas diisi oleh manusia-manusia yang juga berkarakter ingin menaikkan harga demi meraih keuntungan.

Dalam keadaan ideal, bila tidak ada gangguan apapun: produksi melayani permintaan masyarakat, jumlah uang beredar cukup untuk melayani kebutuhan kegiatan ekonomi, harga-harga stabil dan tak ada pengangguran. Penulis kira Bank central dia berkuasa mencetak uang, sebab uang dicetak tanpa jaminan. Sebenarnya pengatur produksi itu RTP (rumah Tangga Produksi) atau Bank Central?

Apakah BI memberitahu/mempublikasikan kepada masyarakat atau perusahaan kalau BI sedang mencetak uang dan mengedarkannya ke masyarakat lewat bank komersial?

Dulu 2 rupiah dibacking dengan 1 gram emas sekarang kurang lebih 500 ribu rupiah sama dengan 1 gram emas, kenapa? Maksud Penulis kenapa lebih baik mencetak uang tanpa jaminan emas daripada dengan jaminan emas? Sekarang emasnya di mana? Jadi milik siapa?

Benarkah produksi nasional (dari produsen) cerminan jumlah rupiah?

Apa benar Rupiah dicetak/diedarkan tanpa jaminan emas (komoditastertentu)?

Kenapa rupiah dianggap harta jika ia hanyalah kertas?

Benarkah negara berhutang (plus bunga) kepada BI ketika BI mencetak uang, seandainya uangdicetak tanpa jaminan emas (komoditas)?

Jika kedudukan BI independen, apa maksud independen itu?

Seandainya 15.000 rupiah sama dengan 1 dolar AS. Siapa yang menentukan? Atas dasar apa?

Mari Menantikan BI Menjawabnya!



Bersambung...

Readmore:

Bg. 9

Bg. 8

Bg. 7

Bg. 6

Bg. 5

Bg. 4

Bg. 3

Bg. 2

Hakikat Harta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun