Mohon tunggu...
emha albana
emha albana Mohon Tunggu... Seniman - Jurnalis, Film Maker, Auhtor, Konten Kreator

Hanya pelaku dalam peradaban, penulis di negeri yang enggan membaca, konten kreator zero capital, jurnalis tanpa media, rakyat tanpa pengakuan, seniman tanpa galery, saya tidak hebat tapi terlatih.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cerdas! Film Korea Diantara 'Racun Budaya', Bisnis dan Konspirasi Global, Indonesia Bisa Apa?!

3 Januari 2025   17:33 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trand K-Pop dan Drakor ( Sumber : Emhalbana )

Dalam beberapa dekade terakhir, budaya Korea, terutama melalui film, musik, dan drama, telah merambah hampir seluruh dunia dengan kecepatan luar biasa. Fenomena ini, yang dikenal dengan istilah Hallyu atau "Korean Wave," telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari gaya hidup hingga preferensi sosial. Banyak yang berpendapat bahwa ini adalah bagian dari rencana bisnis yang sangat strategis, namun beberapa juga melihatnya sebagai sebuah konspirasi budaya global yang diam-diam diatur untuk menanamkan nilai-nilai tertentu di masyarakat dunia.

Strategi Bisnis Dibalik Hallyu

Penyebaran budaya Korea bukanlah sebuah fenomena yang terjadi secara kebetulan. Di baliknya terdapat strategi bisnis yang sangat cermat. Pemerintah Korea Selatan, bersama dengan perusahaan-perusahaan hiburan besar seperti SM Entertainment, YG Entertainment, dan CJ ENM, telah mengembangkan kebijakan yang mendukung ekspor budaya mereka ke seluruh dunia. Tujuannya jelas: untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk budaya Korea, yang sekaligus menjadi alat diplomasi internasional.

Namun, tak hanya pemerintah yang terlibat; perusahaan hiburan dan media Korea berperan besar dalam mengatur cara dan tempat budaya Korea masuk ke pasar global. K-pop, misalnya, tidak hanya diproduksi untuk pasar domestik, tetapi juga dirancang dengan sangat hati-hati agar dapat diterima di berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda. Lagu-lagu K-pop yang catchy, tampilan visual yang menarik, serta koreografi yang memikat menjadikannya lebih dari sekedar musik---ini adalah produk hiburan yang diimpor dengan tujuan untuk menjadi "global."

Penyebaran Film dan Drama: Alat Penyebaran Nilai dan Gaya Hidup

Film dan drama Korea (K-drama) juga berperan besar dalam penyebaran budaya Korea. K-drama, seperti "Crash Landing on You", "Goblin", dan "Squid Game", bukan hanya sekadar tontonan, melainkan sebuah medium untuk menyampaikan nilai-nilai sosial, politik, dan budaya yang sesuai dengan agenda global. Lantas, apa yang ingin dicapai melalui penyebaran ini?

Satu hal yang patut dicermati adalah bagaimana K-drama sering kali menggambarkan narasi yang mendalam mengenai nilai-nilai keluarga, cinta, serta kesetiaan terhadap negara dan institusi. Ini sering kali dikemas dalam cerita-cerita yang romantis, dramatis, atau penuh ketegangan, yang membuat penonton mudah terhubung dan meresapi pesan-pesan ini tanpa terasa diajarkan. Pada saat yang sama, ada unsur yang lebih subtil, seperti penggambaran kehidupan modern yang dikemas dengan konsumsi materialisme, gaya hidup urban, dan budaya populer yang dapat mengubah pandangan hidup.

Dalam banyak kasus, "racun budaya" ini bisa mulai merasuki pola pikir pemirsa internasional, yang mulai memadukan nilai-nilai dan tren gaya hidup Korea ke dalam kehidupan mereka. Dari fashion hingga perilaku sosial, banyak yang mulai meniru gaya berpakaian idol K-pop, mengadopsi cara-cara pergaulan yang ditampilkan dalam drama Korea, dan bahkan mulai mengubah cara mereka berbicara atau berpikir, seolah-olah mereka menjadi bagian dari budaya Korea meskipun mereka tidak tinggal di sana.

Konspirasi Global: Pengaruh Budaya Korea sebagai Alat Manipulasi

Ada teori yang menganggap penyebaran budaya Korea ini bukan hanya hasil dari strategi bisnis, melainkan sebagai bagian dari konspirasi global yang lebih besar. Konspirasi ini, menurut pandangan beberapa pihak, dapat berfungsi untuk mengubah atau mendikte arah budaya global ke arah yang lebih terkendali, dalam hal ini, budaya yang lebih seragam.

Dengan melihat banyaknya negara yang mengadopsi budaya Korea, baik dalam mode, hiburan, bahkan kebiasaan sosial, muncul pertanyaan: apakah ini benar-benar kebebasan budaya, ataukah ada agenda tersembunyi di baliknya? Beberapa menganggap bahwa dengan menumbuhkan ketergantungan terhadap produk hiburan Korea, dunia menjadi lebih mudah untuk dikendalikan, karena media dan hiburan memiliki pengaruh besar terhadap pemikiran dan perilaku masyarakat.

Selain itu, penyebaran nilai-nilai tertentu---seperti kesempurnaan fisik, konsumerisme tanpa henti, serta romantisasi kekerasan atau pengorbanan---dapat dianggap sebagai upaya untuk mengubah tatanan sosial di luar kontrol. Hal ini mungkin terlihat sebagai sebuah manipulasi halus, yang membuat penonton merasa harus mengejar standar hidup dan gaya hidup tertentu yang sebenarnya lebih menguntungkan pihak-pihak yang memproduksi hiburan tersebut.

Tujuan dari Penyebaran Film dan Musik Korea: Mengukuhkan Dominasi Budaya dan Ekonomi

Salah satu tujuan utama dari penyebaran budaya Korea melalui film dan musik adalah untuk mengukuhkan dominasi budaya Korea di dunia. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan persepsi dunia terhadap negara Korea Selatan sebagai pusat hiburan dan mode, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang besar. Dengan menjual produk budaya mereka ke pasar internasional, Korea dapat meraup keuntungan finansial yang sangat besar, melalui penjualan album, konser, hak siar film dan drama, serta barang-barang merchandise.

Dalam jangka panjang, ini akan menciptakan ketergantungan budaya, di mana negara-negara lain mulai mengimpor budaya Korea secara terus-menerus, menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini bukan hanya sebuah fenomena hiburan, tetapi juga sebuah "imperialisme budaya" yang lebih halus, di mana budaya Korea secara perlahan-lahan menggeser budaya lokal di banyak negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun