Mohon tunggu...
Mohammad Gunawan
Mohammad Gunawan Mohon Tunggu... -

suatu hari saya sadar, bahwa saat menulis,ternyata dunia ini diam-diam mengikhlasan dirinya untuk rebah di pangkuanku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Penyair Anjar

4 November 2011   16:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:03 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sajakmu adalah nyanyian merdu alang-alang.
segenap kenyata'an telah kau ukir lewatnya.
mereka bagaikan rangkaian bunga raksasa yang tak pernah roboh di hantam musim.
aku mencintai setiap helai kalimat di ceritamu
aku mencintai setiap denyut kata di kalimatmu
aku mencintai setiap hembus huruf di katamu.
adakah sesuatu lain yang patut di cintai ? jawablah saudaraku.

ketika kau buat rajawali ber ikrar di depanmu,maka sebenarnya ;
setiap mata adalah matamu
setiap jiwa adalah jiwamu
setiap langkah adalah kepakmu
teriak rajawali adalah lengkingmu.
belum kutemukan irama seperti iramamu.samar.namun murni.
belum sesa'at pun bosan menghampiriku ketika sajakmu yang kudendangkan.

saudaraku,
pernakah kau berpikir tentang ribuan kunang-kunang terjebak di lampu merah jantung kota?
ya,
itulah kita!
kita dan saudara-saudara lainnya.

jogja,juli06

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun