Mohon tunggu...
Em Fardhan
Em Fardhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I'm not a good person, but I'll try.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karma

18 Desember 2022   00:41 Diperbarui: 18 Desember 2022   00:52 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lu saya percaya bahwa segala penderitaan adalah sebuah ujian. Ujian yang berasal dari Tuhan untuk hambanya. Yang biasa disebut "Sudah Takdir".

Misal, saya ditipu oleh seseorang adalah sebuah ujian. Dan berbagai macam penderitaan yang dianggap sebagai ujian-ujian dari Tuhan.

Lantas dengan berangkat dari anggapan itu. Yang mesti saya lakukan hanyalah cukup bersabar. Pasrah akan segala keadaan tanpa berusaha apa-apa. Sebab sabar saja itu juga berpahala.

Namun, sekarang saya percaya. Bahwa apapun penderitaan yang dialami manusia adalah hasil perbuatannya sendiri, pilihannya sendiri. Apapun itu. Hanya saja ia belum sanggup memahami. Semua penderitaan itu berasal dari karma buruk masa lalunya. Dari perbuatan-perbuatan yang tidak selaras dengan hukum semesta/alam.

Dan saya juga percaya. Nasib manusia ada ditangannya sendiri. Ia sendiri yang menentukan akan maju atau mundur. Mau jadi apa atau mau ke mana. Tidak ada yang bisa merubah keadaan kecuali dirinya sendiri.

Misal saya ditipu, itu bukan takdir Tuhan, bukan ujian. Tapi murni kebodohan dan kekuranghatian diri saya sendiri.

Misal saya bodoh. Ya karena saya malas dan kurang giat belajar.

Misal saya miskin. Ya karena saya kurang kerja keras dan cerdas. Masih malas-malasan. Kurang belajar dan tidak memiliki skill yang bagus dan dibutuhkan jaman.

Lalu di mana peran Tuhan? Tuhan lah yang menyediakan hukum semesta itu sendiri. Justru dengan begitu keadilan Tuhan bisa digelar.

Kalau misal segala penderitaan kita anggap adalah ujian dari Tuhan. Betapa tidak adilnya Tuhan. Sekaligus tidak logis. Tuhan macam apa yang memberikan penderitaan. Katanya Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang?

Barangkali kita bisa mengatakan sabar kalau pas tertimpa penderitaan. Kita bilang itu ujian dari Tuhan. Namun, Itu hanya di bibir saja. Pada kenyataannya hati terdalam pasti menggugat Tuhan. Berpikir Tuhan tidak adil. Kenapa saya begini, sedangkan orang lain tidak begitu. Dsb. Hanya saja mungkin takut kualat sebab selama ini sudah terdoktrin ini itu, ditakut-takuti neraka, dsb. Jadi hanya dipendam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun