Mohon tunggu...
Muhammad Fajar
Muhammad Fajar Mohon Tunggu... -

seorang blogger yang ingin membagikan pengalaman dan ilmu yang ditemui sehari-hari di ranah online

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hal-hal Kecil yang Biasa Kita Sepelekan Untuk Dilakukan

28 Januari 2011   04:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa hal kecil yang biasa kita lupakan untuk dilakukan. Hal tersebut biasanya dianggap sepele bagi sebagian besar dari kita, hal-hal kecil tersebut bisa terdapat dirumah sendiri maupun rumah orang lain , dikantor ditempat umum , dirumah sakit , ataupun ditempat ibadah , begitu banyak hal-hal kecil yang seharusnya bisa kita lakukan, tetapi kita lalaikan begitu saja. Padahal bila bisa dilakukan pastinya akan memiliki efek yang besar dan secara langsung atau tidak langsung memberikan manfaat bagi diri kita sendiri maupun lingkungan.

Hal-hal kecil ini seringkali diingatkan oleh orang tua atau orang-orang sekitar tapi kita seringkali menganggap hal itu sepele, walaupun sudah seringkali diingatkan , namun tetap masih sulit dilakukan. Bukankah orang yang sulit untuk merubah kebiasaan merupakan ciri-ciri orang yang pemalas dan implikasi dari sifat malas adalah kita menjadi orang yang bodoh. Apakah kita mau di cap sebagai orang yang pemalas dan bodoh? Atau karena terlalu disepelekan karena dianggap hal kecil saja?

Apa saja hal-hal kecil tapi penting tersebut :


  • Kalau masuk kamar kecil, bila menemukan keadaannya gelap, pasti akan segera menekan sakral on - off untuk menyalahkan lampunya. Setelah buang hajatnya, lalu seenaknya meninggalkan kamar kecil dalam keadaan lampu terus menyalahkan tanpa perlu merasa bersalah.  Kalau menyalahkan kenapa bisa ingat, sedang untuk mematikan kenapa bisa lupa ?
  • Ketika mengambil sesuatu barang atau alat untuk digunakan bisa dilakukan, tetapi setelah digunakan mengapa bisa jadi lupa untuk meletakan kembali pada tempatnya ? Sehingga kemudian orang lain yang membutuhkan kelabakan mencarinya.
  • Bila butuh barang , tetapi tidak ada , lalu ingat untuk pinjam ke teman atau tetangga , kemudian digunakan sepuasnya . Selesai digunakan, penyakit lupanya muncul untuk mengembalikan. Jangan sampai terjadi ketika yang punya barang memerlukan, harus yang meminta kembali bukannya dengan hal itu membuat kita malu.
  • Kalau mengisi air di bak kamar mandi, kita sering melupakan untuk mematikan keran airnya. Padahal hal tersebut merupakan hal sangat mubazir dengan membuang-buang air. Tidakkah kita ingat bahwa masih banyak orang yang kesusahan untuk mendapatkan air yang bersih bahkan harus berkilo-kilo meter untuk memperolehnya sedangkan kita dengan seenaknya membuang air tersebut.
  • Ketika makan sesuatu yang ada kulitnya atau bungkus, setelah isinya dimakan, dengan mudah kulit atau bungkusnya tersebut dibuang kemana-mana. Aneh kan, diri sendiri saja tidak mau telan, mengapa dibuang begitu saja, padahal tak jarang tong sampah berada didepannya diacuhkan saja ?
  • Bila makan atau minum, tak lupa berdoa sebagai wujud bersyukur. Anehnya bila tahu bersyukur, mengapa ketika makan atau minum, seringkali makanan dan minuman tidak dihabiskan? Kita bersyukur terhadap makanan yang dihidangkan tapi seringkali dibuang-buang tidak dihabiskan.
  • Senyuman, setiap orang pasti memilikinya, namun entah mengapa begitu pelit untuk diberikan kepada orang lain sebagai wujud persahabatan. Senyuman tidak membutuhkan biaya, tak ada ruginya bila diberikan kepada orang lain.


Bila hal-hal yang kecil kita sepelekan untuk dilakukan, bukankah sama saja itu menyepelekan diri sendiri?

Postingan juga dapat dibaca disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun