Mohon tunggu...
Money

Urusan dunia dan akhirat

18 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 18 Maret 2019   22:27 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BERWIRAUSAHA ITU BUKAN HANYA URUSAN DUNIA TETAPI JUGA  URUSAN AKHIRAT

Dalam sebuah hadist riwayat Anas bin Malik tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat yaitu:


عَنْ اَنَسِ بْنِ مَلِكٍ قَالَ , قَالَ رَسُلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَادُ لآخِرَتِهِ وَلاَ أَخِرَتُهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدَّنْيَ بَلاَغْ إِلَى الآ خِرَةِ وَلاَتَكُوْنُوْا كَلاَّ عَلَى النَّاس { رواه الديلمي وابن عساكر }

Artinya: Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ad Dailamy dan Ibnu Asakir)

     

 dalam penjelasan hadist diatas, berkaitan dengan keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan menyadari bahwa hidup di dunia akan ada akhirnya, dan bekal hidup di akhirat hanyalah amal shaleh yang kita lakukan selama hidup di dunia. Sebagai umat Islam kita dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dari itu kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan kemampuan kita sendiri.

Jadi berwirausaha bukan hanya mementingkan urusan dunia saja tetapi harus kita seimbangkan dengan urusan akhirt, agar kita tidak terpaku pada urusan duniawi.

Saya akan memberikan langkah-langkah berwirausaha yang baik dan benar. Sebelum memasuki langkah-langkahnya, saya terlebih dahulu akan menjelaskan apa itu wirausaha.

A.  Pengertian Wirausaha

Wirausaha/ wiraswasta, secara bahasa (etimologis) wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri.[3]

  [3] Handri Rahardjo, Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha (Yogyakarta: Penerbit Cakrawala, 2009), hlm. 15.

Dengan demikian pengertian wiraswasta atau wirausaha menurut istilah adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.[4]

Jadi kesimpulannya bahwa berwirausaha itu adalah keberanian seseorang diri (individu) untuk menampilkan karya atau skil  yang bertujuan untuk menguntugkan dirisen diri maupun  orang lain.

[4] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm. 1

Langkah-langkah berwirausaha yang baik dan benar, yaitu :

B.  Karakteristik Wirausaha

Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah:

1.    Proaktif, suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya,

2.    Produktif, mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif daripada yang bersifat konsumtif merupakan kunci untuk sukses.

3.    Pemberdaya, memahami manajemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

4.    Tangan di atas, setiap rezeki yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang beruntung yang diberikan secara ikhlas.

5.   Rendah hati, sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena kehebatannya,

6.  Kreatif, mampu menangkap dan menciptakan peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan bisnisnya.

7.   Inovatif, sifat inovatif selalu mendorong kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.[5]

[5] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah..., hlm. 3 -- 8.

Bekerja keras dengan etos kerja Islami maksudnya bekerja yang didasari budaya kerja Islami yang bertumpu pada akhlakul karimah. Ciri-ciri orang yang bekerja dengan etos kerja Islami nampak pada sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi oleh keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah. Berikut sikap dan Prilaku tersebut :

1.    Menghargai waktu

2.    Ikhlas

3.    Jujur

4.    Komitmen

5.    Istiqomah

6.    Disiplin

7.    Konsekuen

8.    Percaya diri

9.    Kreatif

10.  Bertanggung jawab

11.  Leadership

12.  Berjiwa wirausaha.[6]

[6] Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani, Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia, 2008), hlm. 98.

C.  Membangun Motivasi Wirausaha

Agar kita dapat melaksanakan keseimbangan hidup tersebut perlu adanya motivasi-motivasi dalam diri untuk membangun kita agar hidup ini lebih bermanfaat. Dalam hal ini lebih ditekankan pada aspek membangun motivasi wirausaha,

1.    Niat yang baik, merupakan pondasi dari amal perbuatan,

2.    Membulatkan tekad, berani melangkah dapat mewujudkan keberhasilan daripada      setengah-setengah atau tidak berani bertekad dipastikan gagal.

3.    Percaya pada takdir dan ridha, dalam hal ini kita berpikir positif.

4.    Belajar dari filsafat alam, berawal dari yang kecil.

5.    Belajar dari pengalaman wirausaha yang sukses.

6.    Berinteraksi dengan akhlak, akhlak menempati posisi puncak dalam rancang bangun ekonomi Islam.

7.    Mengikuti program pengembangan, mengikuti kegiatan sosialisasi dan advokasi kewirausahawan agar dapat menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan.

8.    Kunjungan kerja, melakukan kunjungan ke sentra-sentra kegiatan ekonomi/ industri yang lebih maju.

9.    Kerja sebagai ibadah, dalam hal ini bekerja dengan ikhlas karena Allah.

10.  Bersyukur, merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terima kasih atas nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita.[7]

[7] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah..., hlm. 49 -- 62.

D.  Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan

Beberapa tujuan dan manfaat mempelajari kewirausahaan bagi mahasiswa dan dunia pendidikan, yaitu:

1.    Pendidikan saja sudah tidak cukup menjadi bekal untuk masa depan.

2.    Kewirausahaan bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan.

3.   Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan atau terkena PHK, kewirausahaan bisa menjadi langkah alternatif untuk mencari nafkah dan  bertahan hidup.

4.   Agar sukses di dunia kerja atau usaha, tidak cukup orang hanya pandai bicara, yang dibutuhkan adalah bukti nyata/ realitas.

5.    Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

6.    Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah yang akan berujung pada kemajuan ekonomi bangsa.

7.    Membudayakan sikap unggul, prilaku positif, dan kreatif.

8.    Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan berkembang.[10]

[10] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga,  2011), hlm. 8

DAFTAR PUSTAKA

 [3] Handri Rahardjo, Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha (Yogyakarta: Penerbit Cakrawala, 2009), hlm. 15.
[4] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm. 1
[5] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah..., hlm. 3 -- 8.
[6] Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani, Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia, 2008), hlm. 98.
[7] Ma'ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari'ah..., hlm. 49 -- 62.
[10] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga,  2011), hlm. 8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun