Mohon tunggu...
Chandra Nurwidya
Chandra Nurwidya Mohon Tunggu... Dosen - Photography Enthusiast

Proud to be Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjadi Kolektor Sepeda Onthel dan Penggiat Wisata Sepeda ala Towilfiets

29 April 2020   20:29 Diperbarui: 30 April 2020   01:39 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amir Fattah pun langsung tertarik dan ingin memiliki buku tersebut malam itu juga. Namun karena Towil yang saat itu tidak membawa buku tersebut karena bukunya memang berada di rumah, berniat memberikan buku itu dengan cara dikirim melalui pos. 

Akan tetapi Amir Fattah tetap bersikeras ingin melihat buku itu malam itu juga. Towil pun dengan sedikit kesal karena memang tidak terlalu mengenal Amir Fattah, terpaksa pulang dulu ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 km dan kembali lagi hanya untuk mengambil buku tersebut. 

Setelah melihat buku itu, Amir Fattah sangat antusias sekali. “Ooo ini yang saya cari” kata Amir Fattah sambil membuka-buka buku itu. Sambil menunjuk foto-foto sepeda yang ada dalam buku Amir Fattah berkata “Saya ini punya 20, ini ada 30, ini ada 100, ini ada 200”. Towil saat itu hanya bisa bengong sambil bertanya-tanya siapa sebenarnya Amir Fattah ini.

Towil kemudian diberi kartu nama dan diundang untuk datang ke Kediri. Amir Fattah lantas menyisipkan uang sebesar 300 ribu, namun Towil berusaha menolak karena memang berniat memberikan buku tersebut. 

“Saya tidak membeli buku dik, tapi saya menghargai dik Towil yang sudah bersedia pulang untuk ambil buku yang sangat saya cari ini” kata Amir Fattah sambil memaksa Towil untuk menerima uang tersebut. Belakangan diketahui Amir Fattah adalah seorang kolektor sepeda tua atau sepeda onthel asal Kediri.

Dua minggu sejak pertemuan itu, Towil kemudian datang ke Kediri atas undangan Amir Fattah, ia kemudian diajak melihat koleksinya. Saat dibuka gudang penyimpanan sepeda Towil sangat takjub ternyata koleksi sepeda onthel yang dimiliki Amir Fattah berjumlah ribuan dan disimpan dengan sangat rapi dan tertata. 

Towil semakin terkesima melihat ribuan sepeda onthel dan spare partnya tersebut dalam kondisi original.  Sejak Saat itu itu pun Towil memantapkan diri akan mendirikan komunitas sepeda onthel dan menjadi kolektor sepeda onthel atau sepeda antik yang original. 

Namun ada satu hal yang menjadi kegelisahan Towil saat itu, yaitu bagaimana caranya menjadi kolektor sepeda tapi sepeda yang disimpan tersebut tidak hanya menganggur dan tersimpan di sebuah ruangan, tapi bisa juga bermanfaat.

Setelah pertemuan di Kediri tersebut Towil kemudian menjalin komunikasi dengan sesama penggemar sepeda onthel dan berinisiatif membangun komunitas sepeda onthel yang mengusung konsep Yogyakarta sebagai kota pendidikan, kota sepeda, kota budaya, kota wisata, yang kemudian diaktualisasikan dalam kegiatan bersepeda onthel. Maka terbentuklah komunitas Paguyuban Onthel Jogjakarta atau Pojok pada 19 November 2006.  

Setelah komunitas ini berdiri kegiatan Towil yang berhubungan dengan sepeda onthel menjadi banyak sekali, disinilah Towil justru terpuruk karena terlalu fokus mengurus hobinya dan sibuk jual beli sepeda onthel. 

Aktivitasnya di bisnis eksportir atau agen penjualan kerajinan tangan pun mulai ia tinggalkan.  Ia pun teringat dulu tentang kegelisahannya bahwa sepeda harus bermanfaat dan tidak hanya disimpan, maka pilihan Towil kemudian jatuh ke wisata. Towil ingin menjadikan sepeda sebagai sarana untuk berwisata, maka lahirlah Towilfiets.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun