Pergilah.... Pergi jauh-jauh dariku, aku lebih baik tak melihat dan tak pernah tahu keadaanmu. Aku tak mau mendengar apapun tentangmu dan tak ingin pula menatap wajahmu biarpun hanya sekejap. Luka yang kau goreskan di hatiku sekarang sudah melebar dan bernanah. Aku sudah dapat melihat dengan jelas siapa kau sesungguhnya. Ternyata kau hanya ingin bersamaku kala aku senang, dan saat aku sengsara kau menghindariku dengan memetik bunga yang lain.
Pergilah..... pergi jauh-jauh dariku, cukup sudah kutumpahkan air mata menangisi kebodohanku selama ini. Benarlah kata pepatah "harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepas". Aku telah menyia-nyiakan cinta tulus kekasihku untuk mengejar impianku bersamamu. Janji-janji yang kau hembuskan kepadaku sungguh elok, menjanjikan keindahan cinta yang kau katakan tak seorangpun laki-laki yang mencintaiku sedalam cintamu padaku. Kau buatkan aku puisi tentang perasaanmu padaku, yang kau sebut sekokoh karang yang tak akan hancur oleh hantaman ombak. Duh.... Ternyata kau sangat piawai bermain kata, dan aku yang naif terlambat menyadarinya.
Pergi..... pergilah kau jauh-jauh dariku, harusnya aku menyadari bahwa setiap insan mempunyai banyak kelebihan yang dianugerahkan Sang Pencipta. Mengapa aku mengagumi hanya satu kelebihan yang ada padamu, dan menutup mata atas kelebihan beragam yang melekat pada kasihku? Aku takjub dengan kemampuanmu menuangkan pikiranmu dengan menulis, aku terlena dengan indahnya kalimat-kalimat yang kau ucapkan kepadaku. Aku berharap tak ada lagi yang mengikuti kebodohanku, cukup aku saja yang mengalaminya.
Pergi.......pergilah kau sejauh-jauhnya dariku, jangan sampai aku bertemu denganmu seumur hidupku. Aku tak ingin lukaku semakin perih dan membiarkan kau mentertawakan aku seenak hatimu. Aku akan mengobati sakitku dengan perlahan. Tak apa.... perbuatanmu akan membuatku semakin kuat dan mengerti akan aneka warna kehidupan. Terima kasih atas semua luka yang kau sematkan padaku.
Pergi.....pergilah kau dariku, lirih hatiku meminta agar kau tak menolehkan kepalamu padaku. Jangan timbulkan iba di hatiku, pergilah.....aku akan segera sembuh dari lukaku. Tak akan lama, aku akan bangkit dari keterpurukanku, mengejar ketinggalanku. Mencoba berdamai dengan keadaan , walau rasa malu menghantui perasaanku. Pergilah.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H