Mohon tunggu...
Ekmal Medan
Ekmal Medan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer, Suka Motret dan Rebahan

...........

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

JAGADIRI Asyiknya Berasuransi Tanpa Beban

16 Mei 2015   04:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_362507" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Kegiatan Kompasiana Nangkring Bersama Asuransi JAGADIRI"][/caption]

“Pernahkah  kalian bayangkan, orang belanja sepatu tanpa mencobanya. Cukup melihat foto, merasa cocok, pilih ukuran serta warna, bayar dan percayakan sepenuhnya ke toko online.  Nah, sekarang kita sudah tiba di era itu,” tutur CEO Asuransi JAGADIRI Reginald J Hamdani mengisahkan pembicaraan awal saat dia merancang asuransi JAGADIRI bersama timnya.

Kepada timnya, Regi - begitu sapaan akrab pria berkacamata ini-, menginginkan sebuah produk asuransi yang proses penjualannya segampang belanja online. Serba ringkas, serba cepat, jauh dari ribet namun pelayanan tetap maksimal.

Agar brand gampang diingat dan disebutkan, maka dipilihlah nama JAGADIRI. Brand asuransi yang resmi diluncurkan 27 Januari 2015 ini berdiri di bawah bendera PT Central Asia Financial (CAF), salah satu anak usaha keluarga besar Salim Group. Nama JAGADIRI menurut Regi diambil dari kata-kata sang bunda, yang selalu menasehati dirinya jika hendak pergi dan beraktifitas kemana saja. “Regi ingat ya, kemana-mana harus pintar-pintar jaga diri,” kenang President Director PT CAF itu pada nasehat sang bunda.

Menurut Regi nama JAGADIRI tidak hanya mudah diingat dan membumi, tapi juga sangat pas dengan produk asuransi yang identik dengan perlindungan (proteksi). “Saya ingin produknya gampang diingat dan tidak kebarat-baratan. Produk yang namanya susah disebut dan diingat itu bakal menyulitkan marketing, ” Regi mengawali diskusi Kompasiana Nangkring bersama Asuransi JAGADIRI, Sabtu, 18 April 2015 lalu.

Namun JAGADIRI ternyata tidak hanya sebatas mudah diiingat dan membumi saja. Lebih jauh dari itu, kehadiran JAGADIRI yang memiliki produk asuransi kesehatan (Jaga Sehat Plus & Jaga Sehat DBD) , asuransi jiwa (Jaga Jiwa), asuransi kecelakaan (Jaga Aman & Jaga Aman Instan) dan unitlink (CAF Flexy Link) ini hadir  sebagai pendobrak stigma dunia asuransi Indonesia yang menurut banyak kalangan masih ribet.

Tidak dipungkiri, masyarakat kita bahkan saya sendiri cenderung masih enggan berasuransi. Mendengar nama asuransi apalagi para sales/agennya membuat kita lebih sering menutup diri dan pura-pura sibuk. Karenanya seorang teman pernah bercanda,” Daripada percaya sama agen asuransi, lebih baik percaya sama batu-batu besar dan pepohonan!”. Memang agak berlebihan, tapi harus diakui begitulah kenyataannya.

Akhirnya kalau pun saya memiliki asuransi, itu merupakan “bonus” dari tempat saya bekerja. Seperti lazimnya kelas pekerja di seluruh Indonesia, dari kantor saya memperoleh perlindungan kesehatan untuk seluruh keluarga, perlindungan jiwa dan jaminan hari tua. Perlindungan kesehatan bagi saya dan keluarga alhamdulillah bertambah, seiring penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh BPJS.

Namun, meski sudah memiliki semua perlindungan di atas saya sejujurnya merasa masih perlu membeli beberapa polis asuransi. Terutama asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan tambahan. Lho kalau perlu, kenapa saya masih angin-anginan membeli asuransi tambahan? Begini ceritanya…

Alasan Ogah Berasuransi

1. Malas Berhubungan dengan Agen Asuransi
Jika ditanya alasan saya angin-anginan berasuransi, maka inilah jawaban nomor satunya. Saya memang malas berhubungan dengan sales dan agen asuransi. Tidak hanya lewat tatap muka, tapi juga via telepon. Dari pengalaman, para agen dan sales ini cenderung mendominasi percakapan. Tidak memberi kesempatan kita untuk mencerna setiap informasi dengan rileks.

Apakah pulsa kantor mereka dibatasi timer sehingga harus bicara tanpa koma? Bahkan saya sering ditelepon telemarketing asuransi yang kecepatan bicaranya mungkin lebih kencang dari bola tendangan bebasCristiano Ronaldo! Sehingga saking cepatnya, saya sulit menyela kecuali satu kesempatan di ujung pembicaraan denganclosing statement ,”Terimakasih, saya sudah punya asuransi,”.

2. Asuransi Ribet
Saat sedang butuh asuransi, baik ingin mendaftar apalagi mencairkan klaim saya justru sering menyaksikan rentetan keribetan. Pengalaman gagal klaim dari beberapa tetangga kian menaikkan rating keribetan asuransi di mata saya. Iklan setengah halaman berisi ucapan terimakasih seorang pemilik polis kepada perusahaan asuransinya, juga memperkuat imej betapa keberhasilan klaim di dunia asuransi itu seperti kompetisi memenangkan Piala Dunia! Alias sulit….Maaf kalau saya salah asumsi.

3. Premi Mahal dan Selalu Unitlink
Entah karena terlalu banyak membaca buku-buku investasi, saya akhirnya terwarnai jadi orang yang menjadikan asuransi sebagai alat perlindungan dan bukan investasi. Beli premi itu ya sekadar sebagai proteksi resiko tanpa berharap return. Kalau mau cari untung saya lebih memilih reksadana, saham juga emas.
Namun sayangnya, saya justru lebih sering mendapat tawaran asuransi unitlink ini. Setiap mau beli polis, pastiujung-ujungnya unitlink lagi unitlink lagi. ” Sambil asuransi, bapak bisa investasi lho. Dalam 10 tahun dana bapak akan tumbuh hingga bla bla bla,” bujuk si agen yang barangkali berharap persenan lebih gede dibanding kalau menjual asuransi murni.
Nah, perkawinan asuransi dan unitlink ini yang kerap membuat premi jadi mahal, dan membuat nasabah mengeluarkan uang yang sebenarnya jika dialihkan untuk investasi murni lebih menguntungkan. Di masa lalu, saya punya beberapa unitlink, namun akhirnya berhenti di tengah jalan karena sadar lebih baik berinvestasi ke produk lain.

[caption id="attachment_362506" align="aligncenter" width="300" caption="JAGADIRI hadir untuk menghapus stigma negatif keribetan dunia asuransi. "]

1429859469663161598
1429859469663161598
[/caption]

JAGADIRI Semudah Belanja Online

Saya merasa beruntung terpilih sebagai peserta Nangkring Kompasiana bersama JAGADIRI. Lewat ajang ini setidaknya saya memperoleh ilmu seputar dunia asuransi, dan lebih-lebih tentang produk JAGADIRI yang ternyata lahir untuk membebaskan masyarakat dari keribetan. “Perlindungan Tanpa Beban,” begitulah tagline JAGADIRI.
Regi mengungkapkan, asuransi JAGADIRI hadir dengan tiga terobosan. Yang menurut saya merupakan jawaban atas keluhan-keluhan masyarakat selama ini. Terobosan itu adalah:

1. Instant Protection (Perlindungan Instan dan Langsung)
Terobosan bebas ribet yang menjamin pembeli polis langsung terlindungi begitu proses pembelian asuransi selesai. Untuk membeli produk JAGADIRI, kita juga tidak wajib menjalani pemeriksaan kesehatan. Proses berbelit lewat agen, dipangkas manajemen JAGADIRI lewat pembelian online (direct selling) yang hanya tiga tahap langsung jadi.

2. Claim Certainty Process (Jaminan Penerimaan Klaim)
Bagi masyarakat yang kerap gagal klaim atau klaim berbelit ini bisa jadi jawaban. Trauma dan stigma” Mengurus klaim asuransi tidak semanis janji-janji agen,” tidak berlaku di JAGADIRI. Manajemen menawarkan kepastian penerimaan klaim, dan kita pun bisa memantau prosesnya secara online.

“Saya menjamin. Apabila dalam waktu 14 hari kerja konsumen tidak mendapatkan kabar atas klaim yang diajukan maka otomatis JAGADIRI langsung membayarkannya,”tegas Regi di depan seratusan Kompasianers.

3. Best Price Guarantee (Biaya Ringan dan Digaransi)
JAGADIRI menawarkan harga premi yang sangat terjangkau seuai manfaat perlindungan yang ingin dimiliki konsumen. Bahkan, JAGADIRI berani membayarkan selisih premi bila ada produk asuransi sejenis yang biayanya lebih murah dengan manfaat setara.

Ketika saya mencoba membeli polis di www.jagadiri.co.id memang ada sejumlah premi yang harganya terjangkau namun memberikan manfaat maksimal. Satu produk yang menurut saya inovatif adalah Jaga Sehat DBD. Asuransi Kesehatan lansiran JAGADIRI untuk proteksi demam berdarah dengue. Produk ini sepertinya bakal laris manis bagi masyarakat perkotaan yang rawan DBD saban tahun.

Untuk konsumen seumuran seperti saya, hasil hitung-hitungan online mewajibkan saya menyetor Rp 180 ribu untuk pelindungan selama 180 hari. Saya pilih pertanggungan tertinggi yakni Rp 10 juta tertarik dengan sistem pembayaran premi sekaligus.

Dari premi itu, saya menerima manfaat yang sangat bagus.

-Santunan biaya rumah sakit hingga Rp 10,000,000 apabila terkena Demam Berdarah Dengue.

-Santunan kematian hingga Rp 20,000,000 jika Tertanggung meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue.

Dari proses ujicoba online tersebut, saya memperoleh pengalaman membeli polis semudah belanja online. Memang saya harus cermat membaca detil setiap poin yang disampaikan, tapi saya puas karena bisa mengatur sendiri proteksi yang benar-benar saya butuhkan. Dan lebih asyiknya, bagi anda yang malas membaca polis, JAGADIRI telah menyiapkan ringkasan/rangkumanpolis yang dikirim instant via email.

[caption id="attachment_362502" align="aligncenter" width="300" caption="TIGA TAHAP - Untuk memudahkan konsumen, JAGADIRI membuka penjualan online yang hanya tiga tahapan langsung beres."]

14298577781112754438
14298577781112754438
[/caption]

Kenapa Bisa Murah?

Selain Jaga Sehat DBD, saya mengujicoba proses pembelian polis Jaga Sehat Plus. Saya pilih pertanggungan harian termurah Rp 300 ribu, dengan periode pertanggungan 3 tahun dan system pembayarn bulanan. Hasilnya saya hanya wajib membayar premi Rp 125.421 per bulan (untuk usia lebih muda premi bahkan hanya Rp 60.685), jumlah yang masih tergolong ringan dengan sejumlah manfaat yang ditawarkan.

Benefit dari premi Rp 125.421 itu antara lain system pembayaran cashless (hanya menggesek kartu Jaga Sehat Plus)di400 rumah sakit di seluruh Indonesia, Santunan meninggal dunia hingga Rp 6 juta, layanan 24 jam (ambulance, transportasi pasien, serta layanan khusus lain), plus beragam diskon di berbagai merchant dan gratis tiket Blitz Megaplex Grand Indonesia saban bulan.

“Tak hanya itu, selain manfaat perlindungan kesehatan dan jiwa bagi konsumen, JAGADIRI juga memberikan pengembalian premi sebesar 50% setiap periode 3 tahun. Baik ada maupun tidak adanya klaim,” beber Regi.

Dengan kebijakan itu, maka dengan premi Rp 125.421 maka setelah tiga tahun saya akan memperoleh cash money sebesar Rp 2.257.578. Ada maupun tidak ada klaim selama masa itu. Asyik juga ya!

Menurut Regi, JAGADIRI bisa menghadirkan premi yang terjangkau karena memangkas alur penjualan. Dimana mereka meniadakan peran jasa agen/broker, yang fee-nya bisa mencapai 40 persen dari harga premi. Pantesan jadi mahal ya premi kebanyakan asuransi selama ini! Hehehe

Untuk lebih meningkatkan kemudahan yang jadi keunggulan, JAGADIRI bakal menyediakan layanan versi mobile dimana para konsumen bisa membeli dan memantau polis mereka lewat aplikasi seluler. Namun sayangnya, saat ini layanan tersebut masih dalam finishing tim apps development JAGADIRI.

Dengan segala keunggulan di atas, saya jadi tidak ragu untuk membeli produk JAGADIRI. Saat ini saya tengah menunggu Jaga Aman, produk asuransi kecelakaan JAGADIRI yangdalam persiapan peluncuran.Di tengah ketatnya kesibukan di Jakarta, saya merasa wajib membeli polis ini sebagai pelengkap proteksi asuransi yang sudah saya miliki saat ini. Apalagi Jaga Aman akan dijual ketengan mulai Rp 5 ribu untuk perlindungan 3 jam hingga mingguan dan bulanan. Harus saya akui, dengan inovasi di atasJAGADIRI telah mengubah stigma negatif asuransi selama ini. Dan membuat saya ingin membelinya karena semua tampak mudah, semudah belanja online!

[caption id="attachment_362509" align="aligncenter" width="300" caption="AKUSTIKAN - Usai ngobrol-ngobrol para Kompasianers pun dihibur dengan musik akustik."]

1429860131933688554
1429860131933688554
[/caption]

Sekadar sharing berikut poin-poin yang perlu diperhatikan jika ingin membeli polis asuransi:

1. Pilih asuransi dari perusahaan sehat dan terpercaya. Jangan tergiur nama besar dan menang di iklan saja. Untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kepercayaan sebuah perusahaan asuransi bisa kita peroleh dari daftar peringkat oleh lembaga-lembaga berkompeten. Jika nggak mau ribet, bisa juga disimak dari halaman khusus kondisi keuangan perusahaan asuransi yang listing di lantai bursa setiap tengah pekan di koran-koran ekonomi.

2. Setelah punya gambaran perusahaannya, segera tentukan anda ingin membeli asuransi murni atau unitlink. Kalau saya lebih senang asuransi murni, karena selain preminya lebih ekonomis, perlindungan tetap maksimal juga menghindarkan kita dari mengeluarkan dana di luar kebutuhan. Urusan investasi cukuplah saya percayakan ke produk lain. Bukankah tidak bijak berinvestasi di keranjang yang sama?

3. Jangan sepenuhnya mempercayakan seluruh aktifitas asuransi anda ke agen. Karena agen suatu saat bisa saja ganti perusahaan atau resign di tengah jalan. Tetap jemput bola alias jadi nasabah aktif dengan mengetahui kantor asuransi anda, dan pahami prosedur-prosedur terkait seputar polis anda.

4. Simpan dan pelajari polis anda, beritahukan ke keluarga dan ahli waris. Agar jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan ahli waris anda bisa memperoleh hak-hak mereka. Sebaiknya edukasi juga para ahli waris anda tentang manfaat asuransi yang anda beli, dan beritahu bagaimana serta dimana mencairkannya. Selamat membeli polis asuransi! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun