Mohon tunggu...
Ekmal Medan
Ekmal Medan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer, Suka Motret dan Rebahan

...........

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Naik Transjakarta itu Nggak Enak

24 Maret 2015   07:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:10 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa penumpang yang ragu masuk akhirnya mundur, tapi itu juga tidak mulus. Karena untuk menyerah ke luar dari antrean pun berat.  Mereka harus berjuang keras menerobos arus gelombang. Sekali lagi, Ini Jakarta Bung!

Meski sukses masuk dalam bus, bukan berarti saya memenangkan sebuah kompetisi. Hahahaha,karena  di dalam bus, perjuangan juga belum usai. Kobarkan terus semangatmu kawan, begitu saya memotivasi diri. Revolusi belum selesai (halah!!).

Seperti penumpang lain, warga Jakarta pengguna Transjakarta siang itu. Saya masih harus berusaha memperoleh tempat yang aman (bukan nyaman) untuk sekadar berdiri. Setelah berdesak-desakan, saya dapat sedikit sempilan di sambungan Transjakarta. Sudah lumayanlah. Mudah-mudahan tiba dengan selamat di Benhil.

Perjalanan ke Benhil sungguh menyiksa. Lagi-lagi karena lebih banyak penumpang yang masuk ke bus daripada turun. Udara sangat pengap. AC hanya seperti hembusan udara panas dari mesin-mesin yang disiksa untuk kerja. Tiap halte yang dilalui TJ selalu padat manusia. Sepertinya jeda antar bus TJ ke bus TJ berikutnya terlalu lama. Saya bayangkan jika jeda itu bisa di tekan di bawah 5 menit, pasti kepadatan penumpang tidak seperti ini.

Sekali lagi, pengalaman  ini terjadi di hari Minggu. Hari Libur. Maka silakan masing-masing kita membayangkan, gelora semangat perjuangan plus sabarnya rakyat Jakarta di halte-halte itu saat hari kerja! Saya yakin, suasana ini tidak hanya terjadi di Koridor Blok M-Kota tapi juga di koridor lainnya.

Perjuangan saya pun usai, saat saya turun di halte Benhil. TJ sukses mengantarkan saya ke gerbang kemerdekaan. Merdeka dari himpitan. Merdeka dari ruap bau badan. Merdeka dari himpitan tubuh-tubuh penuh peluh. Merdeka dari udara miskin oksigen dalam kabin.  Tapi apa perjuangan ini usai? Apa saya kapok naik Transjakarta? Ehm....sepertinya tidak! karena saya seperti anda-anda semua, hanya punya pilihan terbaik dari yang terburuk. Ini Jakarta Bung!!!

Kebayoran Lama, 24 Maret 2015

1427157679836647604
1427157679836647604

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun