Minggu (2023/02/05). Mahasiswa UNS yang tergabung dalam Kelompok 97 UNS Membangun Desa di Desa Sambirejo mengadakan acara sosialiasasi dan pelatihan pembuatan jakaba (Jamur Keberuntungan Abadi) kepada kelompok Tani Ngudi Makmur Dusun Dondong, Desa Sambirejo, Jumantono, Karanganyar.Â
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keadaan alam di Desa Sambirejo yang mayoritas merupakan lahan pertanian dan penduduknya yang bermatapencaharian petani. Berkurangnya subsidi pupuk dari pemerintah serta mahalnya pupuk kimia menjadi persoalan tersendiri terhadap pertanian tak terkecuali di Desa Sambirejo.
Kelompok tani Ngudi Makmur sendiri telah mempunyai usaha berupa produksi pupuk organik kompos. Pembuatan pupuk organik kompos memerlukan tenaga yang besar dalam proses pembuatannya. Oleh karena itu, kelompok KKN UNS 97 yang diketuai oleh Sukma Hari Prabowo yang merupakan mahasiwa Fakultas Pertanian memperkenalkan "JAKABA" sebagai salah satu pupuk yang pembuatannya sangatlah sederhana.Â
Jakaba adalah jamur yang berasal dari hasil pemeraman air bekas cucian beras yang ditemukan oleh Abah Junaidi Sahidj secara tidak sengaja saat akan membuat POC (Pupuk Organik Cair) atau PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Jakaba ini berbentuk seberti coral karang dengan tekstur renyah yang mempunyai segudang kandungan dan manfaat. Jakaba dapat digunakan sebagai pupuk organik cair guna merangsang pertumbuhan tanaman, regenerasi sel, memperkuat antibodi, dan lain-lain.Â
Kegiatan memperkenalkan Jakaba ini terdiri dari kegiatan sosialisasi terkait apa itu Jakaba, sejarahnya, manfaat dan kandungannya, proses pembuatannya, dan pemeliharaan serta pengaplikasinya. Tak hanya sosialisasi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan praktek langsung pembuatan jakaba dan berdiskusi bersama anggota kelompok tani.Â
Proses pembuatan jakaba terdiri dari proses persiapan meliputi perendaman akar bambu dan toge selama 2 hari dan pemasakan formula dedak yang dicampur dengan air hujan, gula, micin, kapur sirih, dan terasi.Â
Kemudian proses selanjutnya adalah pembuatan Jakaba dengan mencampur air rendaman akar bambu, formula dedak, toge yang sudah diblender, dan air cucian beras ke dalam tempat fermentasi seperti ember atau tong. Setelah itu, tempat fermentasi ditutup dengan kain gelap dan ditunggu hingga 21-35 hari hingga Jakaba terbentuk.
Anggota kelompok tani ngudi makmur terlihat tertarik dengan jakaba ini dikarenakan proses pembuatan yang sederhana. Selain itu, seperti namanya Jamur Keberuntungan Abadi "Jakaba" dimana setelah mendapat Jakaba ini maka petani tidak perlu khawatir terhadap persedian pupuk karena Jakaba ini dapat terus diperbanyak dengan cara menghaluskan jakaba kemudian dimasukkan ke air bekas cucian beras. Setelah 15 hari maka air tersebut dapat digunakan sebagai pupuk dan akan terbentuk Jakaba baru yang seterusnya bisa terus diperbanyak. Pengaplikasiaannya sendiri ada 2 cara yaitu dikocor (20-25 mL/L air) dan disemprot (10-15mL/L air).