Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR !, Mana Rencana Perjalanan Asli Anda Ke USA?

25 September 2015   09:28 Diperbarui: 27 September 2015   14:44 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mana post mortem laporan perjalanan DPRRI ke USA kepada takyat Indonesia. (Tabel di atas hanya conto aja.)

Gunjingan yang menyeruak akibat selingkuh perjalanan dinas para pimpinan dan anggota DPR ke Amerika Serikat, terutama setelah pertemuan tak sengaja rombongan DPRRI dengan acara kampanye Donald Trump, sungguh merupakan pergunjingan politik yang cukup hangat, bahkan CNN dan media lainnya sempat meliputnya.

Berbagai komentar negatif dari tanah air, baik dari para netizen maupun anggota DPR kompetitor, yang menyuarakan ketidakpantasan pertemuan mendadak dan tak disengaja tersebut sebagai sebuah cela, dan peristiwa politik yang mendelegetimasi serta merendahkan harkat bangsa Indonesia.

Sebagaimana umumnya para politikus, karena DPR dan memang adalah para politikus partai, piawai bersilat lidah dan menyangkal, bahwa peristiwa temu pengusaha tersebut memang telah direncanakan dan dirancang terlebih dahulu. Jelas pernyataan ataupun kilah yang tak dipercaya lawan politik dan rakyat banyak. Selain itu, ditengarai, memang ada muatan benturan kepentingan antara para anggota Partai, yang melibatkan benturan kepentingan politik dan dagang dari Donald Trump dan kepentingan pribadi ketua ketua DPRRI.

Serangan serangan yang gencar lawan politik atas  kegiatan serong ketua dewan, ditengarai melecehkan bangsanya sendiri, sebab merendahkan harkat bangsa dengan menghadiri kampanye DT, dibantah dengan pernyataan, bahwa adalah lumrah bagi dewan untuk melakukan perjalan dinas dan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan di Indonesia. Artinya mereka boleh ketemu dengan Al Qaida, ISIS, BokoHaram,FARG, dll yang punya kepentingan politik di Indonesia. Sehingga seakan berupa sebuah acara kunjungan eksekutip, berpromosi, menjual dan memasarkan peluang ekonomi Indonesiam sebagai bagian darin deplu dan deperindag, dlsbnya.

Demi meyakinkan khalayak di Indonesia akibat perbuatan serong tersebut, maka mereka lalu melakukan pertemuan dengan kalangan pengusaha, dll, dilakukan setelah tanggal 2 September 2015, dan menyatakan bahwa ada agenda pertemuan resmi yang dirancang antara DPRRI dan Pebisnis di Amerika. Padahal jelas jadwal perjalanan dinas telah selesai sehari sebelumnya, namun diperpanjang lebih dari seminggu, setelah merebaknya pergunjingan pertemuan dengan Donald Trump. Sehingga ada acara yang dilakukan sesuai rencana, selanjutnya ada rencana baru yang dilakukan serelah terjadinya "insiden DPRRI Donald Trump tersebut.

Rakyat boleh dong, meminta pertanggungan jawab perjalanan dinas para anggota yang terhormat DPRRI ke Amerika Serikat, apa saja rencana perjalanan mereka, siapa saja yang akan mereka temui, berapa anggaran biayanya serta pelaksanaan aktual realisasi perjalanan tersebut. Yang paling penting, jelas mengapa rencana perjalanan bisa menyimpang jauh dari jadwal semula, demikian pula mengapa rencana bisa berbeda dalam realisasinya. Apakah kita memang bangsa yang tak mampu merancang, sehingga penyimpangan pelaksanaan maupun tambahan anggaran akibat bertambahnya lama perjalanan dinas adalah hak khusus anggota DPRRI yang terhormat. Tak bisa salah dan disalahkan, bahkan jika perlu dituntut ke pengadilan, sebab itu adalah uang rakyat! Karena KOROPSI, menyalah gunakan kewenangan dan kekuasaan!

Ini memang terlambat, tapi harus diingatkan kembali, karena kita memang bangsa PELUPA!

 

Tabel ilustrasi:

http://exceltemplates.net/wp-content/uploads/2013/12/Plan-vs.-Actual-Variance-Report-1024x702.jpg

 

Bandung, 25 September 2015.

Cuaca cerah, berangin, 26 derajat celcius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun