Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amin Rais Semakin Limbung

3 September 2015   19:31 Diperbarui: 3 September 2015   19:31 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
... rais ma lahir surakarta 26 april 1944 orang tua syuhud rais dan

Sore ini di Metro TV  menyiarkan wawancara Metro TV dengan Amin Rais, mengenai PAN yang akan bergabung dengan Pemerintah, pewawancara menanyakan apa pendapat Amin Rais terhadap niat bergabungnya PAN ke Pemerintah.

Sebagaimana biasa, pernyataan Amin Rais agak tak mampu fokus pada permasalahan, karena ia justru banyak memunculkan hantu "Tirai Bambu" dan "Jutaan Pekerja Migran China bakal Menyerbu Indonesia", sebuah halusinasi dan phobia yang entah karena cemburu atas keberhasilan JKW/JK menarik investasi infra struktur ke Indonesia, dimana tak ada kompetitor negara lain yang mampu menyaingi China, namun dianggap ancaman oleh Amin Rais, entah jika Prabowo yang berhasil menarik investasi China, apakah ia konsekwen dengan China phobianya?

Pendapatnya tentang  restunya bagi bergabungnya PAN, ke pemerintah, iapun bermanuvre dengan kilah menunggu pertemuan dengan para stake holder PAN dan akan diputuskan dalam beberapa hari ini. Serta membuat jebakan politik baru dengan menyatakan, ia tak berkeberatan jika PAN bergabung dengan pemerintah, asalkan seluruh komponen KMP juga disertakan, karena ia tak ingin, PAN digunakan untuk penyeimbang dan undir pemecah belah di parlemen. Entah nalar dan etika apa yang ia gunakan, pecundang berhak menikmati piring yang sama yang dimenangkan pemenang. Atau pelari nomor buncit berdiri sejajar dipodium yang sama dengan pemenang nomor satu, itu jika ia punya etika dan kesadaran sportifitas atas sebuah hasil proses berkompetisi Apakah ia menyadari dan mengingat, bagaimana pihak KMP dengan membabi buta, kampanye hitam menghalalkan segala cara demi memenangkan pertarungan pilpres, bahkan secara amoral dan tak etis, mampu mengajukan saksi dusta dan perkeliruan data dalam sidang peradilan hasil pemilu diwaktu yang lalu.

Entah hantu apalagi yang menghantuinya sehingga menyebutkan masalah Afganistan, demo Malaysia, dll dalam masalah PAN. akan bergabung ke pemerintah menjadi sangat menghantuinya. Mungkin tersisa rasa dendam rasialism yang menggebu gebu, saat menghantam Jokowi sebagai turunan China sehingga kemelut kemelut di negara tetangga menghantuinya bisa saling kait berkaitan di Indonesia.

Sebagai tokoh yang telah sedemikian uzur dibandingkan tokoh nasional lainnya, seharus menjadi lebih bijak dan waskita. Ketakutan pada hantu China, serta berbagai fantasi lainnya sungguh menyedihkan, sudah diluar nalar sehat. Bak mengancam dan menakut nakuti anak kecil. Tak pelak lagi, ketak sinambungan komunikasi dengan tokoh muda PAN yang realistik dan pragmatis, dengan pikirannya yang amat dipengaruhi ilusi dan khayalan "hantu hantu" dan bahasa bombastis, jelas membuat posisinya semakin terkucil, beruntung ia masih dianggap tetua dan sesepuh yang masih di tokohkan dan "dieyangkan" malah hampir dikultuskan

Sungguh sangat disayangkan, sebagai tokoh cukup berumur lanjut dan tokoh partai serta organisasi masyarakat, ia dengan sadar dan sengaja, menebarkan benih atau rasa ketak sukaan dan kebencian pada suatu negara yang di abad ini tak mungkin diterima dalam tatanan masyarakat dunia beradab. Apakah ia tak mampu bersikap dan berpikir positip serta berkontribusi bagi kehidupan politik dan rkonomi yang jauh lebih sehat, bukan memperkeruh suasanana melalui intrik intrik politik. Sedangkan negara tersebut memang sedang jauh lebih unggul dan bangkit sebagai sebuah negara super power dunia, sebagai buah hasil usaha mereka sendiri. Apakah ini gambaran pemimpin yang "minderwardegheidkomplex" terkena "rendah diri" serta rasa ketakutan pada hantu hantu yang diciptakannya sendiri?

Dalam hubungan perdagangan, bahwa China memiliki keunggulan banyak, baik dalam teknologi, permodalan maupun peluang bisnis didunia tak dapat dipungkiri maupun disangkal. Hanya Amin Rais saja yang membutakan diri, menyangkal kenyataan dan realitas ini. Bermimpi Indonesia sudah setara super power. Tak mungkin saat ini Amerika serikat, Rusia,India, Jepang dan lain lain memiliki kelebihan tersebut untuk ditawarkan ke Indonesia. Kebetulan saat dan kesempatan pertama JKW/JK mengajukan dan menawarkan peluang proyek proyek tersebut ke pemerintah China. Hal yang sama jelas pula ditawarkan pada negeri lainnya, namun Chinalah yang paling memiliki keunggulan dan kesiapan teknologi serta kapital sesuai kebutuhan Indonesia.Negeri lainnya jelas sedang berkutat dengan gonjang ganjing ekonomi dunia Sungguh cara berpikir dan berhalusinasi Amin Rais yang sangat kekanak kanakan, bahwa orang tak mampu, harus mendiktekan syarat kepada orang mampu. Gila, paling juga, jangan ambil untung terlalu banyak!

Memang sungguh menjengkelkan mendengar kakek kakek, nyinyir, cerewet dan bernostalgia menikmati rasa kegemilangan hidup dimasa lalunya. Cu cucuku dulu kakek orang hebat.

 

Bandung,3 September 2015

Jam 19.24, cuaca gerah gara gara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun